Negeri Tercinta Yang Ternoda

“Dan Alloh subhanahu wa ta’ala telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Alloh subhanahu wa ta’ala; karena itu Alloh subhanahu wa ta’ala merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rosul dari mereka sendiri; tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. an-Nahl [16]: 112-113)

Saudaraku Kaum Muslimin…

Dalam Tafsir Aysar at-Tafasir karya As`ad Humad dijelaskan:

Alloh subhanahu wa ta’ala  telah menjadikan kondisi Makkah seperti kondisi negeri tersebut. Negeri yang dahu-lunya tentram sentosa yang tidak merasa takut dengan musuhnya yang manapun, dan pereko-nomiannya melimpah ruah dari berbagai sudut tempat. Lalu, penduduk negeri itupun kufur de-ngan berbagai ni`mat Alloh subhanahu wa ta’ala  dan membang-kang terhadap agamaNya, di saat itulah Alloh subhanahu wa ta’ala  menimpakan rasa takut mencekam dan rasa lapar yang dahsyat kepada penduduk negeri itu. Demi-kianlah Kota Makkah yang dahulunya begitu ten-tram sentosa, saat kufur kepada ni`mat-ni`mat Alloh subhanahu wa ta’ala, bahkan kufur kepada ni`mat terbesar yaitu Rosululloh shalAlloh subhanahu wa ta’alau alaihi wa sallam, saat itulah dua keadaan yang diterima sebelumnya, yaitu rasa aman dan gemah ripah loh jinawi berubah menjadi rasa takut dan kelaparan yang merajalela. (no. tafsir: 112)

Begitulah suatu negeri diciptakan oleh Alloh subhanahu wa ta’ala dalam keadaan tentram, damai dan melimpah ekonominya. Tapi semua itu akan berubah men-jadi bencana dan kekacauan saat penduduk negeri mengingkari berbagai ni`mat Alloh subhanahu wa ta’ala, terutama ni`mat kebenaran agama Islam, menyimpang dari sirotul mustaqim.

Inilah yang menimpa negeri kita tercinta, saat berbagai noda telah meliputi negeri ini… Setidaknya kita dapati 2 fenomena noda yang me-nimpa negeri ini menuju keterpurukan:

Pertama, Kejahilan agama.

Alloh subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa sebab terbesarketerpurukan sejati, menyingkirnya manusia dari sirotul mustaqim adalah kejahilan tentang agama Islam. Saat menjelaskan tentang sebab terpuruknya kaum Luth kepada perilaku homoseksual adalah kejahilan. Alloh subhanahu wa ta’ala  berfirman:

“Mengapa kalian mendatangi laki-laki untuk(memenuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatan kalian)." (QS. An-Naml [27]: 55)

Kejahilan agama yang benar, yang benar-benartelah diajarkan oleh Rosululloh shalAlloh subhanahu wa ta’alau alaihi wa sallam  dan para sho-habatnya telah merajalela di negeri ini. Perhatian terhadap ilmu-ilmu ekonomi, matematika, kimia, fisika, biologi atau bahasa Inggris telah menyita anak bangsa ini dari ilmu-ilmu Islam. Sehingga lahirlah para tokoh pandir yang hanya pandai adu bicara tanpa ilmu agama yang benar.

Rosululloh shalAlloh subhanahu wa ta’alau alaihi wa sallam bersabda:

“Di antara tanda-tanda kecil hari kiamat ada-lah ilmu diambil dari tokoh-tokoh kecil”. (HR. al-Lalikai dalam Syarh I`tiqod Ahlis Sunnah wal Jama`ah: 1/85)

Ibu Mas`ud rodhiallohu ‘anhulebih merinci uraiannya de-ngan berkata:

“Manusia akan tetap berada dalam kebaikanselama ilmu yang mereka terima berasal dari sho-habat-sohabat Rosululloh shalAlloh subhanahu wa ta’alau alaihi wa sallam  dan dari tokoh-tokoh mulia mereka. Jika ilmu yang datang kepada me-reka dari para tokoh-tokoh kecil (rendah) mereka, maka di saat itulah mereka akan mengalami ke-hancuran”. (HR. al-Harawi dalam kitab “Dzammul Kalam”: 5/77).

Imam Syatibi dan al Harawi mengatakan bahwa yang dimaksud tokoh-tokoh kecil adalah “al-Jahlah” (Orang-orang pandir) yang berpendapat dengan hanya hasil analisa panca inderanya saja tanpa pemahaman yang kuat dari al-Qur`an dan Sunnah, sehingga mereka sesat menyesatkan. Demikian juga ahlul bid`ah adalah tokoh-tokoh rendah atau kecil dalam ilmu”. (Baca al-I`tisom:446 dan Dzammul Kalam: 5/76)

Kedua, Keberanian bid`ah dan perilaku bid`ah.

 

Noda besar yang telah menyebabkan terpu-ruknya bangsa ini adalah ajaran-ajaran baru agama yang tidak ada di masa Rosululloh shalAlloh subhanahu wa ta’alau alaihi wa sallam  dan para Shohabatnya. Inilah yang dikenal bid`ah dalam kamus syari`ah Islam. Alloh subhanahu wa ta’ala  berfirman:

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia;dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demi-kian itu diperintahkan Alloh subhanahu wa ta’ala kepada kalian agar kalian bertaqwa.” (QS. al-An`am [6]: 153)

Jalan-jalan lain yang menyimpangkan manusiadari kehidupan bahagia di surga adalah jalan-jalan syubhat (kebodohan syari`ah), bid`ah dan kese-satan, seperti yang dikatakan oleh Mujahid rohimahulloh.

 

Negeri ini telah penuh dengan berbagai nodahitam ajaran baru yang diklaim atau dibalut kata Islam. Filsafat Islam, demokrasi Islam, tahlilan di kematian adalah budaya hindu yang diislami-sasikan, maulid adalah tanda cinta para penganut setia Rosululloh shalAlloh subhanahu wa ta’alau alaihi wa sallam  dan lainnya telah menjadi pengganti ajaran Islam yang sesunggunya, walau terkadang tidak disadari.

Pantas kalau Abdulloh bin `Umar rodhiallohu ‘anhuber-kata:

“Setiap bid`ah adalah sesat, sekalipun ma-nusia memandangnya baik”.

Abdulloh bin `Abbas rodhiallohu ‘anhuberkata:

“Sesungguhnya masalah ayang amat dimurkaiAlloh subhanahu wa ta’ala adalah bida`ah-bid`ah”. (Kedua riwayat ini disampaikan oleh Imam al-Mirwazi rohimahulloh dalamKitab As-Sunnah: 95)

Kedua noda besar yang telah menyelimuti bangsa ini merupakan salah satu gambaran dari banyak-nya noda-noda yang membawa kebina-saan bagi bangsa kita yang besar. Alloh subhanahu wa ta’ala  ber-firman bahwa bangsa ini akan diselimuti oleh pakaian takut dan lapar.. Seandainya kita setiap hari memakai pakaian yang jika dipakai selalu men-jadikan kita lapar dan takut, tentu kita tak mau lagi memakainya karena benar-benar menyakitkan. Lalu bagaimana seandainya yang dipakaikan ada-lah bangsa ini untuk semua penduduk negerinya? Oh…, mengerikan dan menyakitkan.

Bencana kemiskinan di tengah hiruk-pikuk-nya kekayaan yang dipamerkan, bencana penyakit-penyakit aneh di tengah semakin canggihnya ber-bagai pengobatan modern yang tersedia dan di-kembangkan, bencana keterasingan  dan terce-kamnya jiwa-jiwa manusia di tengah hingar bingar dan tertawa terbahak-bahaknya mereka, bencana alam di tengah-tengah canggihnya pencegahan goncangan alam semesta di mana-mana dan lain-lain adalah daftar pakaian rasa takut dan kelaparan yang melanda negeri pembangkang.

Hanya ada satu dari rahmat Alloh subhanahu wa ta’ala  yang bisa menyelamatkan negeri ini, yaitu eksistensi ulu baqiyyah.

“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kalian ulu baqiyyah yang me-larang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamat-kan di antara mereka, dan orang-orang yang zholim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.”(QS. Huud [11]: 116)

Ulu baqiyyah dalam tafsir berarti “Orang-orang yang mempertahankan kebaikan dan agama yang benar” (Tafsir al-Jalalain: 4/96)

Jadilah manusia-manusia yang siap bertahandalam kebaikan dan agama yang murni, ahlus sunnah wal jama`ah.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot