Dakwah Islamiyah merupakan suatu upaya pengeluaran manusia dari azh-zhulumat (berbagai kegelapan) menuju an-Nuur (cahaya). Mengeluarkan manusia dari gelapnya kesyirikan menuju cahaya ketauhidan, dari kegelapan bid’ah menuju cahaya sunnah, dari kegelapan maksiat menuju cahaya ketaatan, dari gelapnya kejahilan menuju cahaya ilmu dan pengetahuan.
Absennya dakwah tersebut dari kehidupan manusia akan membawa dampak negatif bagi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri dan bahkan makhluk hidup secara umumnya.
Cukuplah realita yang ada dihadapan kita saat ini menjadi bukti empiris tentang betapa rusak dan hancurnya prilaku manusia ketika mereka jauh dari siraman embun hidayah, jauh dari mentari dakwah Islamiyah. Jika kita ingin membuka lembaran-lembaran masa keemasan Islam, tentu akan terlihat jelas bagi kita bahwa tonggak berdiri dan berjayanya Islam dan umat Islam saat itu adalah dakwah Islamiyah. Dan hal ini merupakan satu indikasi tentang urgensinya eksistensi dakwah dalam tatanan kehidupan manusia.
Dakwah adalah mata air hidayah dan kebaikan. Dakwah termasuk salah satu amal sholeh yang sangat agung dan mulia. Kemulian amal dakwah ini bertolak dari kemuliaan pembuat syari’at yaitu Alloh juga kemulian para utusan yang diberikan amanah dakwah tersebut kepada mereka.
Hal tersebut bisa dibuktikan dengan merenungi dan memahami beberapa keistimewaan dakwah berikut ini;
Dakwah adalah profesi para utusan Alloh
Tidak syak lagi, bahwa Alloh tidaklah mengutus para utusan-Nya yang mulia dari para nabi dan rosul melainkan untuk berdakwah dan menyeru manusia agar beribadah kepada Alloh semata. Di dalam al-Qur’an, Alloh di beberapa tempat mengisahkan tentang kisah perjuangan dakwah yang mereka usung dan sampaikan.
Alloh berfirman: “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rosul, agar ia berseru beribadahlah hanya kepada Alloh dan tinggalkanlah semua thoghut.” (QS. An-Nahl [36]: 36)
Dakwah merupakan amalan multi level pahala
Rosululloh telah memberikan motivasi yang sangat menarik bagi siapa yang berdakwah dan menjadi pejuang Alloh untuk menegakkan panji keislaman. Beliau menjelaskan tentang besarnya pahala yang akan diperoleh sang da’i dan bahkan pahala tersebut akan terus mengalir meskipun sang da’i sudah tiada.
Rosululloh bersabda: “Pemberi petunjuk kepada kebaikan baginya pahala seperti orang yang melakukan kebaikan itu.” (HR. Muslim)
Dalam sebuah riwayat, Rosululloh pernah bersabda kepada Ali bin Abi Tholib ketika beliau mengutusnya ke salah satu peperangan, “Jika sekiranya Alloh memberikan hidayah kepada seseorang melalui tangan kamu, sungguh hal ini lebih baik dari pada unta merah (harta termahal di negeri arab saat itu).” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dakwah merupakan syarat utama untuk meraih title khairunnas (sebaik-baik manusia)
Gelar khoirunnas yang Alloh sematkan kepada para shahabat Nabi akan bisa kita raih dengan syarat beriman dan berdakwah kepada Alloh.
Alloh berfirman:
“Kalian adalah sebaik-baik manusia yang dikeluarkan untuk manusia, kalian menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Alloh..” (QS. ali ‘Imran: 110)
Dakwah termasuk sarana penyelamatan umat
Kondisi umat manusia akan terus terombang-ambing dalam lembah kenistaan dan perangkap setan. Kemerosotan akhlak dan akidah akan terus terjadi di saat cahaya dakwah ilahi meredup atau bahkan hilang di tengah-tengah manusia. Sejarah kejayaan Islam cukup menjadi saksi tentang kebenaran hal tersebut. Jadi, untuk merubah kondisi tersebut haruslah dakwah dijadikan sebagai salah satu solusinya.
Dakwah adalah sarana menuju kekholifahan.
Pada hakikatnya setiap Muslim ingin terwujudnya khilafah Islamiyah, terlepas dari tingkat pengetahuan dan wawasan keislaman mereka. Akan tetapi, perlu diingat dan dipahami dengan baik bahwa kekhilafahan itu akan terwujudkan dengan dakwah yang murni dan memadai.
Sebagai bukti rilnya adalah berdirinya khilafah Islamiyah pertama di Madinah bukanlah melalui serangan atau peperangan, bukan melalui penindasan dan pertumpahan darah, akan tetapi khilafah Islamiyah itu berdiri dengan dakwah yang maksimal dari Rosululloh dan para shahabat yang setia.
Berdakwah merupakan salah satu ciri pengikut sejati Nabi
Salah satu yang menjadi ciri khas pengikut Rosululloh adalah ia menjadikan dakwah sebagai jalan hidupnya.
Alloh telah menegaskan hal ini dalam al-Qur’an dengan sagat jelas.
“Katakanlah (hai Muhammad), Inilah jalanku, saya berdakwah kepada Alloh atas hujjah yang nyata dan juga orang yang mengikutiku (berdakwah kepada Alloh di atas ilmu yang nyata).” (QS. Yusuf [12]: 108)
Inilah di antara keutamaan dakwah yang merupakan mata air kebaikan dan keberkahan.
Saudaraku, hendaklah dipahami bahwa berdakwah tidak selalu indentik dengan berorasi atau ceramah di atas mimbar atau podium, tapi dakwah itu lebih luas maknanya dari pada itu semua. Betul, yang tersebut di atas adalah di antara bentuk dakwah dan contoh amal dakwah.
Disana masih banyak lagi sarana dakwah yang mungkin ditempuh oleh setiap kita, baik yang bekerja di kantor maupun di ruang terbuka, baik sebagai insinyur maupun tukang sayur, baik yang berprofesi resmi maupun swasta.
Semua memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam menyebarkan dakawah. Dakwah bisa dilakukan dengan menyampaikan, memberikan infak dan donasi untuk para aktivis dakwah, menyebarkan kartu dakwah dan brosur dakwah. Dakwah pun bisa dilakukan melalui sms atau pesan singkat, surat menyurat dan lain sebagainya.
Intinya, tak ada alasan untuk tidak berdakwah. Tanggung jawab dakwah harus dipikul oleh setiap kaum Muslimin berdasarkan kemampuannya masing-masing.
Meraih kebaikan dan keberkahan melalui jalan dakwah adalah hal yang sangat mudah bagi siapa saja yang Alloh mudahkan. Hendaknya kita terus berdoa dan berusaha untuk senantiasa tegar dan tsabat di atas jalan dakwah sampai ajal menjemput kita. Alangkah indah dan mulianya jika kita menemui ajal sedang kita berada di jalan mulia, sebagai pejuang Alloh yang Maha Mulia dan Bijaksana.
WAllohu A’lam