Menjaga Sholat Fardhu

shalat FardhuSholat adalah rukun Islam yang paling besar, tiang agama yang di atasnya pondasi agama ini dibangun dan ditegakkan. Maka barangsiapa yang menunaikannya, maka dia telah menegakkan agama dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka dia telah menghancurkan agama ini. Menjaga sholat terwujud dengan menunaikan sholat secara sempurna baik rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan perkara-perkara yang wajib di dalam sholat maupun yang sunnah-sunnah.

Ketahuilah bahwa  sesungguhnya Alloh  telah mewajibkan sholat kepada Nabi kita  tanpa perantara, diwajibkan di atas langit, pada mulanya diwajibkan lima puluh sholat kemudian dikurangi menjadi lima sholat dalam pengerjaannya namun dengan keutamaan yang sama dalam pahalanya yaitu lima puluh dalam timbangan dan balasan pahala. Tidakkah hal ini sebagai bukti yang nyata yang menjelaskan tentang keutamaan dan perhatian Islam terhadapnya?. Sholat adalah penghubung antara seorang hamba dengan Robbnya, dia berdiri tegak di hadapan Robbnya dengan penuh pengagungan dan  penghormatan, sambil membaca ayat-ayat Alloh , bertasbih mengagungkan Alloh  dan memohon kepada–Nya baik dalam urusan agama atau dunia.

Maka seharusnya bagi orang yang berhubungan dengan Robbnya untuk melupakan segala sesuatu kecuali Alloh , dan pada saat suasana seperti ini hendaklah pribadinya tunduk, khusuk dalam ibadah, tenang dan nyaman, karena suasana jiwa seperti inilah yang menyebabkan sholat sebagai penghibur bagi orang-orang yang mengenal Robbnya sebagaimana sabda Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam  “Dijadikan kesenanganku pada sholat.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i). Sholat inilah yang menjadi penghibur, dan inilah maksud firman Alloh : “Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”. (QS. al-‘Ankabut [29]: 45).

 Banyak orang yang sholat namun tidak mengetahui apakah manfaat sholat yang sebenarnya dan tidak pula menghormati-nya dengan semestinya, karena sebab itulah sholat menjadi berat bagi mereka dan tidak menjadi penyejuk bagi mereka, tidak menjadi penenang bagi jiwa serta tidak menjadi cahaya bagi hati yang gelap. Banyak orang yang mengerjakan sholat dengan tergesa-gesa sama seperti gagak yang mamatuk makanan, tidak menyem-purnakan tuma’ninah, orang yang seperti ini tidak mendapatkan apapun dari sholatnya walaupun mereka mengerjakannya seribu kali, sebab khusyuk dan tuma’ninah dalam menjalankan sholat adalah termasuk rukun sholat. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam   pernah menegur seorang laki-laki yang tidak menyempurnakan thuma’ninah dalam sholatnya: Kembalilah lalu ulangi sholatmu sebab engkau belum sholat. Maka diapun kembali mengerjakan sholat beberapa kali dan pada setiap kali dia mengulangi sholatnya beliau mengatakan: Kembali ulangi sholatmu sebab engkau belum sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim)

Oleh sebab itulah sholat sangat sulit dan berat bagi orang yang mengerjakan sholat seperti ini sebagaimana dijelaskan di dalam firman Alloh :

“Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. al-Baqoroh [2]: 45).

Wahai kaum Muslimin, tegakkan sholat dan jagalah sholat tersebut, kerjakan dengan penuh kekhusyuk’an, janganlah memainkan anggota badan dan pakaian saat menajalankan sholat, dan jangan pula meremehkan dan menyia-nyiakan sholat atau mengakhirkannya dari waktunya. Sebab tidak ada orang yang meninggalkan sholat, atau meremehkannya atau menyia-nyiakannya karena perkara-perkara dunia kecuali orang yang telah ditetapkan tercela dan ditetapkan siksa yang pedih baginya. Orang yang meninggalkan sholat adalah orang yang dimurkai dan mati dalam keadaan tidak Islam.

Alloh  telah memperingatkan kita dari menyia-nyiakan sholat dan meremehkannya. Dia  berfirman:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam [19]: 59).

Ali  berkata: Aku telah mendengar Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam   bersabda: “Tidaklah seorang hamba meninggalkan sholat dan tidak pula mengerjakannya kecuali akan ditulis pada wajahnya orang ini telah keluar dari rahmat Alloh  dan saya berlepas diri darinya”.

Wahai hamba Alloh   bertakwalah kepada-Nya dan berusahalah untuk mengerjakan sholat dengan cara berjama’ah dengannya, niscaya Alloh   akan memberikan kepada kalian rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.

Jagalah sholat dan kerjakanlah dengan cara yang khusuk, sebab Alloh   telah berfirman di dalam kitab-Nya:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mu’minun [23]: 1-11).

Saudaraku kaum muslimin, marilah kita merenungi hakikat sholat ini, ia adalah penghubung antara seorang hamba dengan Robbnya. Dia berdiri di hadapan Robbnya lima kali sehari, dia bermunajat pada saat sholat tersebut, sambil memohon kepada Alloh  segala kebuthannya kepada Robbnya. Seorang muslim berdiri tegak di hadapan Robbnya agar dirinya dekat dengan Pencipta yang disembah dan dicintainya. Dia berdiri tegak di hadapan Robbnya guna membuang segala keletihan dan kekeruhan serta kecemasan hidup lalu dia mengadu permasalahannya kepada Robbnya. Oleh sebab itulah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam   selalu memerintahkan kepada Bilal: “Panggillah kita agar tenang dengan sholat wahai Bilal”.

Dan pada saat seorang hamba kehilangan rasa kelezatan dalam mengerjakan ibadah ini, maka ia akan menyia-nyiakan ibadah ini baik dalam menunaikannya atau dalam menyempurnakan rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya

Ia akan sering meninggalkan sholat, jika dia datang mengerjakan sholat, maka ia melakukannya seperti gagak yang mematuk makanan, tidak menyempurnakan tuma’ninahnya dan tidak mengingat Alloh kecuali sedikit saja.

Ia memasuki sholat dengan jasadnya semata, tidak dengan hatinya, hatinya lalu lalang ke sana ke mari, berpikir tentang urusan dunianya, bagaimanakah orang seperti ini bisa merasakan kelezatan beribadah? Bagaimana mungkin sholat yang seperti ini dapat mencegah kemungkaran atau menambah keimanan?

Realita inilah yang sering terjadi dan menimpa banyak orang, tiada daya dan upaya hanya dengan kehendak Alloh  semata. Seyogyanya bagi orang yang berdiri tegak di hadapan Robbnya untuk menampakkan kebutuhannya kepada Robbnya selalu memohon kepada-Nya agar diberi pertolongan. Dan hendaklah dia juga menghadirkan kesadaran dirinya yang sedang bermunajat dan berkomunikasi dengan Robbnya dan meresapi makna apa yang dibacanya baik dari ayat-ayat al-Qur’an, tasbih dan takbir. Sebab semua itu bisa membantunya untuk menjalankan sholat secara khusuk. wallohu a’lam

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot