Israel-HASMI.org| Sebuah klub sepak bola terkenal Israel kini menuai kecaman dari pendukungnya setelah sang pemilik klub berencana untuk mendatangkan 2 pemain Muslim di timnya, sehingga menimbulkan aksi protes di tribun stadion dengan teriakan-terikan rasis.
Pada pertandingan Liga Premier, Sabtu lalu, para suporter klub Beitar Jerusalem menggelar spanduk yang bertuliskan “Beitar akan selalu tetap murni”. Spanduk lain yang dikibarkan oleh pendukung Beitar juga memprotes niatan sang pemilik klub untuk mendatangkan 2 pemain Muslim Chechnya bergabung dengan klub tersebut.
Klub Beitar adalah benteng politik sayap kanan Israel dan satu-satunya tim sepak bola yang terkemuka di negara itu yang tidak pernah memiliki pemain Arab sebab tekanan dari para pendukungnya.
Seorang pemain Muslim asal Nigeria Ibrahim Nadalla sempat sebentar berada di tim tersebut pada tahun 2005 tapi kemudian ia dicabut dari klub tersebut setelah mengalami permusuhan yang konsisten dari para pendukung klub.
“Saya terkejut oleh rasisme yang ditampilkan di Beitar Jerusalem terkait rencana klub yang ingin memiliki pemain muslim atau warga Arab di dalam timnya,” kata Wakil Perdana Menteri Moshe Yaalon pada hari Minggu kemarin (27/1/2013).
Di pertandingan Sabtu lalu Polisis telah menangkap 3 pendukung Beitar atas dugaan penghasutan, kata juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld.
Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) mengatakan akan mengambil tindakan tegas terhadap klub tersebut. Dalam keputusan melawan tim tahun lalu, sebuah pengadilan IFA mengatakan klub Beitar Jerusalem tidak berusaha mencegah adanya nyanyian rasis dari para suporternya.
Beitar Jerusalem dimiliki oleh seorang miliader kelahiran Rusia, Arkady Gaydamak. Ia mengatakan tindakan para pendukung klub itu tidak akan menghalanginya dari memboyong dua pemain Chechen muslim, Zaur Sadayev dan Dzhabrail Kadiyev.
Gaydamak juga mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel, “kelompok kecil yang disebut pendukung” dari Beitar Jerusalem tidak mewakili pendapat umum dari publik Israel.
Beitar Jerusalem kini berada di posisi keempat di klasmen sementara Liga Premier.
Rifaat Turk, seorang warga Arab pertama yang bermain untuk tim nasional Israel, selama karir internasionalnya di era 1976-1986, mengatakan para penggemar Beitar Jerusalem telah menunjukkan tindakan rasismenya sejak dulu. Dia menyerukan kepada IFA untuk mengambil tindakan yang tegas untuk klub tersebut. (Red-HASMI/IP)