Judul Sya’ir : Siapa Daku?
Oleh : Ust. Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I
——————————————————-
[powerpress] [accordion_content title=”Cara Download Audio ==> Klik Disini”]Anda ingin mendownload adio ini ? Caranya Mudah : 1. Bagi Anda pengguna Google Crhome, silahkan tekan tombol Alt+[Klik Pada Kata Download]. 2. Bagi Anda pengguna Mozila Firefox & yang lainnya, silahkan langsung klik kata Download. [/accordion_content]——————————————————-
Bismillahirrahmaanirrahim…
Dengarlah kisah ini…
Wahai Putraku tercinta…
Walaupun Kau sekarang tak melihatKu,
Bahkan tak mengenalKu
Tetapi Aku ada…
Dan Kau mendengar suara JiwaKu
Dengan Telinga lubuk HatiMu
Sejak ratusan, bahkan lebih dari seribu tahun yang lalu
Aku berdiri gagah memayungi MoyangMu
Mempersatukan Mereka…
Mereka memang Moyang teladan
Murni, di jalan kemurnian
Gagah berjuang menegakkan kebenaran
Hidup Jaya atau Mati Mulia…
Dan Akulah pemersatu dan pemayung Mereka
Aku bangga sekali melihat kegagahan Mereka
Memukul hancur benteng-benteng kebatilan
Menyelamatkan Manusia dari kehancuran
Aku masih ingat ketika umbul-umbul Dalib runtuh di genangan darah Kaum Musyrikin
Sampai pada suatu Zaman yang tak Ku sangka akan pernah ada
Di mana pewaris mereka mulai meninggalkan kemurnian
Sakit dan sedih hatiKu…!
Tapi Aku tak berdaya
Para pengkhianat dan Kaum Munafik berkembang biak di sekelilingKu
Akibat tertanggalnya kemurnian
Putra sejati dan para Lintah berbaur samar di mataKu
Aku menjerit keras
Cepat kembali!
Bila tidak Kalian akan hancur!
Tapi suaraKu lenyap ditelan kegelapan Zaman…
Akhirnya, apa yang sejak semula Kutakuti pun mulai nampak
Mereka melemah, dan diriKu pun mulai merapuh
Aku tak sanggup lagi mencegah keretakan Mereka
dan kerapuhan diriKu sendiri
Karena Aku hanya bisa bertugas di alam kemurnian
Para Lintah itu melata di sekujur tubuhKu
Dan menghisap darahKu!
Sekali lagi Aku menjerit hampa…
Tapi tiada guna
Para penyembah Salib mulai mendekati pintu gerbang rumahKu
Mereka mulai masuk…ya, mereka mulai masuk!
Umbul-umbul yang Kubenci selama ini ditancapkan di halamanKu!
Ouh.., Aku tak kuasa melihatnya!
Mereka mulai memotong-motong jemari kakiKu!
Ouh.., pedih sekali..!
Darah mengalir di mana-mana !
Jeritan Muslimah dipermalukan
dan balita yang terkoyak dadanya membuat tubuhKu berguncang keras !
Ouh..,
Mereka para penyembah Salib mulai memotong-motong tubuhKu dan memisahkannya
Akupun roboh tak berdaya
Tapi Aku belum mati
Aku tertawan dan terkuburkan di bawah debu zaman
Aku tak sudi merintih sakit
Tapi Aku tak tahan melihat penderitaan ummat kekasihKu ini
Dari bawah debu Zaman
Dengan tubuh terpisah-pisah
Dan tangan terikat kuat
Aku masih bisa mendengar jeritan Mereka
Jeritan Ummat kebenaran, kekasihKu
Aku menunggu dan akan terus menunggu
Aku tak mungkin bangun kembali sebelum Putra-Putra sejatiKu membangunkanKu
Mereka yang bertekad berjuang
Dan meniti jalan kemurnian leluhur yang murni
Di mana Kalian ?!
Mengapa sampai sekarang Aku belum melihat Kalian?!
Tetapi Akupun merasa Kalian tak jauh dariKu
Bangunkan Aku!!
Cukup seratus tahun dalam tawanan di bawah debu Zaman nan kelam
Kalian kan jaya setelah Aku bangun!
Jangan putus asa, Aku sudah mendapat janji ‘tuk bangun kembali
Tiada jawaban?!
Tiada suara yang kudengar selain jeritan
Apakah Kalian masih tertidur nyenyak?
Ataukah jeritan-jeritan itu menutupi suara Kalian?!
Entahlah..?!
Tapi Aku kan tetap menunggu dan menunggu…