“Jangan mengangkat al-Barra’ sebagai panglima perang, sebab pasukannya bisa habis karena keberaniannya!” (Umar bin Khathab )
Pahlawan Islam kita kali ini bukanlah seorang panglima pasukan kaum muslimin. Bukan pula seorang penakluk suatu kota atau negeri. Tubuhnya pun kurus, serta tulang-tulangnya menonjol. Mungkin orang yang melihatnya tak menyangka bahwa sosok ini telah menewaskan seratus orang musyrikin dalam duel satu lawan satu. Belum lagi mereka yang ditewaskannya dalam pertempuran bersama para prajurit muslimin yang lain. Dialah al-Barra’ bin Malik .
Ada banyak kisah tentang keberaniannya di medan pertempuran melawan pasukan musyrikin. Di antara kisah keberaniannya yang sangat luar biasa adalah pada perang Yamamah. Yaitu peperangan memberantas orang-orang murtad yang paling kuat dari Bani Hanifah dengan pimpinannya Musailamah al-Kadzdzab pada masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq . Pasukan kaum muslimin dipimpin oleh Khalid bin Walid. Pada awalnya kaum muslimin terdesak oleh pasukan Musailamah. Bahkan, kemah panglima Khalid bin Walid dapat didobrak dan nyaris menewaskan istrinya.
Ketika perang makin mengganas, Khalid bin Walid menoleh kepada al-Bara’, seraya berkata, “Wahai saudara Anshar, gempur mereka!” Maka al-Bara’ berkata lantang kepada kaumnya, “Wahai saudara-saudara Anshar, jangan ada seorang dari kalian yang berpikiran akan kembali ke Madinah! Tidak ada lagi Madinah bagi kalian sekarang! Tidak ada, kecuali Alloh dan surga.”
Dengan serangan al-Barra’ dan kaumnya yang begitu gencar, pasukan Musailamah mulai goyah. Mereka mundur ke sebuah kebun yang luas dan dipagari dinding tinggi. Dari kebun ini, pasukan murtaddin dengan leluasa menghujani pasukan muslimin dengan panah. Tiada cara lain untuk melawan mereka kecuali membuka pintu kebun tersebut. Maka majulah pahlawan muslim nan perkasa. Al-Barra’ duduk di atas sebuah perisai, kemudian dengan ditopang oleh puluhan tombak, dia dilontarkan ke dalam kebun dan masuk di tengah-tengah ribuan pasukan Musailamah!
Begitu menginjak tanah, dengan lincah dia mengayunkan pedangnya membabat musuh sambil mendekati pintu kebun untuk dibuka. Akhirnya al-Barra’ berhasil membuka pintu kebun meskipun dia sendiri terluka parah kena tusukan tombak, panah, dan pedang. Dengan terbukanya pintu ini, pasukan muslimin mampu menyerbu ke dalam dan menewaskan orang-orang murtad termasuk Musailamah.
Semoga Alloh senantiasa memberikan keberanian yang disertai keikhlasan kepada hamba-hamba-Nya yang rela berjuang mengorbankan dirinya untuk menolong agama Alloh, menegakkan kalimat tauhid di muka bumi, sebagaimana yang telah Dia berikan kepada al-Barra’ bin Malik al-Anshari .
Dikutip dari buku: Sosok para sahabat Nabi (Shuwar min hayat ash-Shahabat), karya DR. Raf’at al-Basya, terbitan Qisthi Press.