(www.hasmi.org)| Mari kita tanyakan kepada orang Syiah : “Siapa yang lebih Anda taati, Allah Ta’ala atau imam Syi’ah?”, tentu dia akan menjawab: “Jelas kami lebih taat kepada Allah.”
Dan tanyakan lagi : “Mengapa Anda lebih taat kepada Allah?”, mungkin dia akan menjawab: “Allah adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kami. Maka sudah sepantasnya kita mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam itu.”
Sikap ideologis kaum Syiah lebih dekat dengan kemusyrikan karena mengutamakan pendapat imam-imam Syiah dari pada ayat-ayat Allah.
Kemudian tanyakan ke orang itu: “Mengapa dalam kehidupan orang Syi’ah, dalam kitab-kitab Syi’ah, dalam pengajian-pengajian Syi’ah; mengapa Anda lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat Allah (dari Al Qur’an)? Mengapa orang Syi’ah jarang mengutip dalil-dalil dari Kitab Allah? Mengapa orang Syi’ah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al Qur’an?
Faktanya, sikap ideologis kaum Syi’ah lebih dekat ke kemusyrikan, karena mereka lebih mengutamakan pendapat manusia (imam-imam Syi’ah) daripada ayat-ayat Allah. Padahal dalam Surat An Nisaa’ ayat 59 disebutkan, jika terjadi satu saja perselisihan, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan melebihkan pendapat imam di atas perkataan Allah.(Red/HASMI/ISLAMPOS)