Wanita yang tak terlupakan

Wanita yang tak terlupakan 

Wahai pembaca yang budiman, janganlah kita meremehkan perbuatan baik walau hanya sedikit. Biarkan jika ada yang memandang rendah kebaikan yang telah kita perbuat, yang penting Alloh ridha. Seperti itulah yang dilakukan oleh Ummu Mihjan [ranha]. Wanita yang tak terlupakan oleh Rosululloh [saw].

Ummu Mihjan [ranha] adalah perempuan tua berkulit hitam yang biasa dipanggil dengan nama Ummu Mihjan [ranha]. Dalam sebuah riwayat shahih, sosok wanita ini tidak disebutkan namanya, tetapi hanya disebutkan disebutkan bahwa dia adalah termasuk penduduk kota Madinah.

Ummu Mihjan [ranha] adalah seorang perempuan yang miskin dan lemah. Dan Rosululloh [saw] sangat perhatian padanya. Rosululloh [saw] memang selalu mengunjungi orang-orang miskin, menanyakan keadaan mereka dan memberi makan kepada mereka seperti yang dilakukannya pada Ummu Mihjan.

Ummu Mihjan [ranha] menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban yang harus ditunaikannya terhadap akidah dan masyarakatnya. Akan tetapi, apa yang yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan tua dan lemah kekuatan sepertinya? Untuk bekerja berat saja, ia tidak mampu lagi karena hambatan umur yang sudah lanjut. Namun, dalam keadaan yang demikian, ia tidak berputus asa dan tetap berusaha untuk bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Islam dan saudaranya kaum Muslimin.

Ummu Mihjan mewujudkan keinginan  baiknya itu dengan cara menjaga kebersihan tempat sholat kaum Muslim. Dialah yang selalu rutin setiap hari membersihkan lingkungan masjid, menyapunya, dan membuang sampah serta kotoran yang berserakan di Masjid.

Ummu Mihjan mengetahui bahwa masjid mempunyai peranan yang sangat penting dalam Islam. Masjid adalah tempat sholat lima waktu, madrasah yang telah banyak melahirkan para ulama dan pahlawan Islam. Di dalam masjid, Muslimin berkumpul lima kali setiap harinya untuk mengadakan musyawarah, sharing, dan mempererat tali kasih sayang di antara mereka. Masjid bagi umat Islam ketika itu bagaikan sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan dasar-dasar pembinaan umat.

Begitulah peran masjid pada masa Rosululloh [saw]. Dan sepeninggal belia [saw], para sahabat juga melestarikan dan mengaktifkan peran masjid sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosululloh [saw]. Begitu juga yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam sekarang, yaitu tetap menjaga peran masjid sebagaimana Rosululloh [saw] dan para sahabat lakukan.

Ummu Mihjan [ranha] menjadi pembersih masjid, namun ia tidak merasa rendah diri dengan apa yang dilakukannya, karena ia hanya mengharapkan pahala dan surga dari Alloh [swt] semata. Itulah upaya maksimal yang dapat ia lakukan. Dia tidak pernah meremehkan tugasnya dalam membersihkan sampah dan kotoran. Hal yang juga diharapkannya adalah agar dia dapat memberikan suasana yang segar dan nyaman kepada Rosululloh [saw] dan para sahabat dalam melangsungkan pertemuan besar yang rutin dilaksanakan itu.

Ummu Mihjan [ranha] tetap membersihkan masjid dari sampah dan kotoran sampai ia wafat pada masa Rosululloh [saw]. Ummu Mihjan meninggal saat hari sudah larut malam. Para sahabat kemudian membawa jenazahnya kepada Rosululloh [saw], namun pada ketika itu ternyata Rosululloh [saw] sudah tidur dan para sahabat tidak membangunkan Rosululloh [saw] karena khawatir mengganggu istirahat Rosululloh . Akhirnya, para sahabat mensholatkan dan memakamkannya di pemakaman Baqi’ tanpa Rosululloh [saw].

Pagi harinya, Rosululloh [saw] merasa kehilangan dan menanyakan keberadaan Ummu Mihjan kepada para sahabat. Mereka menjawab:

“Kami telah memakamkannya, wahai Rosululloh. Sungguh, semalam kami telah mendatangi Engkau, namun kami mendapati engkau sudah tertidur, sehingga kami tidak mau mengganggu tidur engkau.”

Rosululloh [saw] bersabda:

“Berangkatlah kalian (ke kuburnya).” Beliau pun lalu berjalan bersama para sahabatnya menuju pemakaman Ummu Mihjan.

Ketika sampai di sana, Rosululloh [saw] lalu berdiri dan para sahabat pun berbaris di belakang beliau. Beliau lalu mensholatkannya dengan 4 kali takbir.

Semoga Alloh mencurahkan rahmat-Nya kepada Ummu Mihjan [ranha], seorang perempuan lanjut usia yang selalu berusaha mempersembahkan yang terbaik bagi Islam sekuat tenaganya. Ummu Mihjan menjadi pelajaran bagi kita agar tidak menganggap remeh suatu kebajikan walaupun sedikit.

Dialah wanita yang selama hidup dan sesudah kematiannya, mendapat perhatian khusus dari Rosululloh [saw], yang mana beliau amat bersedih karena para sahabat tidak memberitahukan kematiannya kepada Rosululloh [saw], sehingga beliau tidak bisa turut mengantarkan jenazahnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir di dunia. Bahkan Rosululloh [saw] segera mendatangi kuburannya untuk mensholatkannya agar Alloh menerangi kuburnya berkat sholat beliau [saw].

Maukah kita mencontoh Ummu Mihjan? Jangan hanya karena gengsi, kita enggan melakukan perbuatan baik karena kecil dan dipandang rendah oleh orang lain. Wallohu A’lam.

Sumber: Buku “Sahabat wanita utama Rosululloh  dan keteladanan mereka” karya Mahmud Mahdi Al-Istambuli, Musthafa Abun Nashri Asy-Syilbi.

(Red-HASMI)

Check Also

Bahaya Fitnah Kecantikan Wanita

Tampil cantik, itulah yang diinginkan oleh setiap wanita. Tidak jarang untuk bisa tampil cantik sebagian …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot