Dekat dengan Istri adalah idaman bagi tiap suami. Bagaimana tidak, selain segala kebutuhan sehari-hari dilayani, kebutuhan rohani pun terpenuhi. Benarlah apa yang dijelaskan oleh Nabi [saw] dalam haditsnya yang menjelaskan bahwa istri sholihah itu sangat membahagiakan, jika di pandang menyejukkan mata, didekati menenangkan hati. Ketika raga penat, pikiran mumet semua hilang setelah dicurhatin bersama istri.
Demikian juga kebahagiaan ketika bercanda ria dengan anak. Anak yang sholihah dan shilihah tau benar jika ayahnya baru pulang bekerja, mereka datang dengan perhatian, dengan senyuman sapa yang membuat ayahnya pun tersenyum.
Terpaksa Harus Pergi
Kenyataannya ternyata berbeda, ada beberapa sebab yang mengahruskan suami pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya. Biasanya hal ini terjadi ketika suami mendapatkan suatu pekerjaan yang lebih menjanjikan. Suami menjadi TKI misalkan, mau tidak mau dia harus pergi meninggalkan keluarganya. Dan sangat jarang sekali jika orang yang berkeluarga membopong istri dan anak-anaknya turut serta dengannya keluar negeri. Karena ia harus mengeluarkan biaya yang berkali lipat dan mengorbankan pendidikan anak-anaknya. Belum lagi jika orangtua dari sitri atau suami yang sudah tua dan tidak ada yang mengurus tanpa hadirnya sang istri.
Propesi juga terkadang menuntut seseorang meninggalkan istri dan anak-anaknya, sperti wartawan yang ditugaskan meliput perang Israel vs hamas. Atau yang lebih Islaminya seorang suami yang bergabung dan pergi berperang melawan orang-orang kafir ke palestina, suriah, mali, afganistan dan lain-lain.
Akibat Suami Jauh dari Rumah
Jika suami jauh dari istri biasanya dapat menyebabkan bahtera rumah tangga tergoyahkan oleh gelombang dan ombak yang menghantamnya. Ombak yang menghantam ketentraman rumah tangga biasanya ada dua: pertama, masalah yang timbul dari dalam, seperti: anak-anak yang sedang sakit karena rindhu mendalam terhadap ayahnya, mertua yang sakit harus dijaga oleh istri, atau juga nafkah yang kurang terpenuhi, seperti tagihan listrik, telefon, air yang membengkak sedangkan keuangan menipis. Tentunya istri akan menyalahkan suami. Seharusnya kehadiran suami dalam kehidupan sang istri dapat menyelesaikan masalah bukan menambah masalah. Satu sisi suami pun tidak mau disalahkan dengan dalih sibuk dengan pekerjaan yang hasilnya juga untuk keluarga. Dan ia merasa istrinya yang dirumah kurang pengertian. Kedua, faktor dari luar, seperti adanya orang ketiga, baik dalam kehidupan istri maupun suami. Mereka terpengaruh dengan rayuan dan hasutan dari orang ketiga yang akhirnya berujung pada perceraian. Bahkan berdasarkan data dari Pengadilan Negeri Agama Jawa Barat, 948 dari 25.792 jumlah perceraian dalam satu tahun, diakibatkan oleh hadirnya pihak ketiga.
Trik Ketika Suami Jauh dari Rumah
Oleh sebab itu, untuk menghindari pertengkaran bahkan perceraian akibat suami jauh dari istri, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh suami sebagaimana yang telah tertulis dalam situs www.wikimu.com sebagai berikut:
1. Melakukan kesepakatan bersama sebelum suami meninggalkan istri.
Hal ini penting guna menghindari sikap saling menyalahkan antara keduanya. Saat istri dilanda masalah di rumah, ia tidak akan menyalahkan suami apalagi menuding suami tidak bertanggung jawab. Sebab, suami jauh dari rumah atas dasar kesepakatan bersama.
2. Memupuk kepercayaan.
Walau suami jauh dari istri, bila kepercayaan telah tertanam kuat, masalah apapun tidak akan menggoyahkan hubungan keduanya. Sekuat apapun godaan dari pihak ketiga, selagi rasa saling percaya terpancang kokoh, tidak akan berpengaruh banyak. Kepercayaan akan membentengi suami istri dari ancaman pihak ketiga.
3. Melakukan komunikasi yang intens, bila perlu tiap hari.
Di era teknologi informasi seperti sekarang, jarak tidak jadi penghalang untuk melakukan komunikasi. Dengan adanya Hand Phone (HP), walau istri di rumah, suami di luar kota bahkan di luar negeri, komunikasi bisa tetap lancer itulah yang disebut dengan jauh dimat dekat dihati. Untuk itu, HP harus tetap aktif. Walaupun hanya sekedar kirim pesan lewat SMS, akan sangat berarti bagi istri. Apalagi jika bisa nelfon.
4. Mengirim atau mengucapkan kata-kata yang romantis.
Meskipun berjauhan, hubungan yang romantis harus tetap terjaga. Kirimlah kata-kata, “halo sayang”, “sedang apa cinta”, dan yang sejenisnya. Kata-kata seperti itu, akan cukup ampuh untuk meredam kerinduan istri begitu juga mengirim salam untuk anak-anak dirumah.
5. Memberikan hadiah kejutan saat pulang.
Ketika pulang ke rumah, hendaknya suami membelikan sesuatu untuk istri. Dan itu, sebaiknya dilakukan tanpa sepengetahuan istri. Pemberian kejutan seperti itu, bukan hanya akan menyenangkan hati istri, lebih dari itu ia akan merasa diperhatikan. Pada akhirnya, walaupun berjauhan, hubungan keduanya akan kian harmonis dan romantis.
Dengan demikian, bila dimenej dengan baik, keterpisahan suami dari istri tidak akan berakibat buruk. Bahkan, akan menimbulkan hal positif. Seperti, munculnya dorongan yang tinggi untuk lebih giat berkerja. Ataupun motivasi yang kuat untuk lebih cepat menyelesaikan studi bagi mereka yang sedang menjalani tugas belajar.
(Red-HASMI/grms/Reno Saputra S.Ud)