TEGAL (www.hasmi.org) | Surono, Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM, dalam keterangan pers nya mengungkap Gunung Slamet di perbatasan 5 kabupaten (Tegal, Brebes, Pemalang, Banyumas dan Purbalingga) di Jawa Tengah, setelah beberapa hari sebelumnya dalam kondisi status waspada (level II), pada hari rabu 12 Maret sekira pukul 06.53. Letusan tergolong kecil dan berlangsung hanya selama 3 menit.
Asap tebal yang melontarkan material vulkanik, tertinggi satu kilometer. Kolom asap condong ke utara. Namun kemudian terbawa angin cenderung ke barat arah Tegal dan Brebes. Beberapa jam dari letusan, Pos Pengamatan Gunung Slamet di Bambangan, sekira sepuluh kilometer dari puncak, mulai diguyur hujan abu vulkanik, namun tidak terlalu tebal.
Surono menyampaikan data yang dikutip dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) yang menyebutkan, sebelum erupsi telah terjadi perkembangan aktivitas vulkanik yang demikian cepat. Pada Rabu (12 Maret) dini hari Pk 00.00 – 04.25 WIB, terjadi empat kali gempa vulkanik dalam yang diikuti satu kali gempa vulkanik dekat dan 54 kali hembusan.
kondisi Gunung Slamet mencapai pucak kritis Siaga pada level III menuju erupsi. Semakin bergemuruh dan hanya selang kurang dari dua setengah jam, benar juga, kemudian terjadi erupsi. Namun letusan yang terjadi dengan lontaran asap tebal hanya setinggi 800 – 1000 meter, masih tergolong sebagai letusan kecil. Besar kemungkinan dapat terjadi letusan susulan yang lebih besar. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius 2-4 kilometer dari puncak gunung, tidak perlu cemas dan panik, namun jika tetap beraktivitas hendaknya tetap waspada.
Seorang petugas di pos pengamatan mengungkap Gunung Slamet ditetapkan berstatus waspada (level II) pada Senin (10 Maret) Pk 21.00, sejak saat itu, setidaknya sudah enam kali mengeluarkan embusan dan letusan asap. Dan, baru kali yang terakhir ini mengeluarkan letusan dengan melontarkan abu.
Saat terjadi embusan berupa letusan (erupsi) kecil dengan lontaran material vulkanik abu halus ini, melalui Pos Pengamatan di Bambangan diperoleh keterangan petugas dari sejumlah pos pengamatan lain, yang memastikan kondisi setiap jalur pendakian ke arah puncak telah kosong (steril). Sejumlah 21 pendaki (19 orang asal Jakarta dan dua orang asal Tegal) yang dikhabarkan berangkat mendaki pada Senin (10 Maret) siang, dipastikan pula telah kembali turun meninggalkan kawasan puncak, dan telah berada di lereng-lereng yang aman.
Berita ini diturunkan Kamis (13 Maret) Pk 08.30, status Gunung Slamet belum terkoreksi, masih berstatus Siaga (level III).(Red/HASMI/SUARAISLAM)