Setiap kerajaan selain kerajaan Alloh [swt] pasti akan sirna. Setiap raja selain Alloh [swt] pasti akan binasa. Hanya Alloh [swt] sajalah yang kekal dan hanya kerajaan-Nya sajalah yang abadi.
Bagaimana persangkaanmu tentang raja yang ilmunya meliputi segala sesuatu, kekuasaannya bersifat mutlak tak terbatas, kekayaannya melimpah dan tak pernah habis, kebijaksanaannya sangat tinggi dan tak pernah keliru, keadilannya sangat sempurna dan tak pernah berbuat zhalim, anugerahnya sangat banyak dan tak pernah kikir, sangat penyantun dan peduli terhadap rakyatnya? Apakah ada yang kurang darinya barang sedikitpun? Tentu tidak! Itulah Alloh [swt], Dzat Yang memiliki kerajaan langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya.
Dalam banyak ayat-Nya, Alloh [swt] mengaitkan kerajaan-Nya dengan sifat-Nya yang Maha berkuasa atas segala sesuatu. Seperti dalam firman-Nya:
“Maha suci Alloh yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk [67]: 1)
Dan juga firman-Nya:
“Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Alloh-lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, Dia menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Alloh Maha berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 40)
Ini menunjukkan bahwa kerajaan-Nya disertai kekuasaan yang tak terbatas. Tidak ada sesuatu pun yang sanggup mencegah kehendak-Nya.
Di samping kekuasaan-Nya yang bersifat mutlak, Alloh adalah Raja Yang Maha suci dari semua sifat kekurangan dan kelemahan. Dia adalah Raja Yang Maha Perkasa, tidak ada satupun kekuatan yang sanggup mengalahkan-Nya. Dia juga Raja Yang Maha Bijaksana, yang tidak pernah memutuskan sesuatu kecuali berdasarkan hikmah yang maha tinggi. Tidak ada satu keputusan-Nya yang sia-sia, keliru atau kurang bijaksana. Ini semua terangkum dalam satu firman-Nya:
“Senantiasa bertasbih mensucikan Alloh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Jumu’ah [62]: 1)
Penguasa Mutlak di Akhirat
Alloh [swt] adalah Raja dan Penguasa di dunia dan di akhirat. Namun, kekuasaan dan kerajaan Alloh [swt] akan semakin nyata dan tidak ada yang meragukannya lagi di akhirat kelak. Hal ini karena di dunia banyak orang-orang yang mengingkari dan menyangsikan kerajaan Alloh , banyak orang-orang yang tidak tunduk dan tidak mengagungkan Alloh [swt]. Di samping itu, di dunia ada penguasa-penguasa yang dijuluki raja dan mempunyai kekuasaan, meskipun terbatas.
Tetapi di akhirat kelak, tidak ada seorang pun yang mengingkari atau menyangsikan kekuasaan Alloh [swt] yang maha mutlak. Semua raja dan penguasa bumi akan datang menghadap Alloh [swt] dalam keadan tertunduk dan takut. Mereka semua akan dihisab oleh Alloh [swt] dan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang kholifah dari Bani Umayyah pernah bertanya kepada Abu Zur’ah [rahimahu] (ulama hadits dari kalangan salafus sholih). Kholifah bertanya, “Wahai Abu Zur’ah, apakah seorang kholifah akan ditanya (dihisab) pada hari kiamat?” Abu Zur’ah [rahimahu] menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, jika aku menjawab dengan yang sebenarnya apakah engkau tidak akan marah?” Kholifah menjawab, “Aku tidak akan marah. Jawablah dengan penuh rasa aman.” Abu Zur’ah [rahimahu] berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Alloh [swt] telah berfirman kepada Dawud , seorang Kholifah dan Nabi-Nya:
“Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu kholifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Alloh. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Alloh akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shod [36]: 26)
Padahal beliau adalah seorang kholifah dan nabi. Sementara engkau seorang kholifah tetapi bukan nabi.”
Mendengar jawaban itu, Sang Kholifah terdiam dan membenarkan jawaban Abu Zur’ah.
Hanya Alloh-lah Raja Yang Maha kekal. Semua raja selain Alloh [swt] akan binasa, semua kerajaan selain kerajaan Alloh [swt] akan sirna. Dialah Yang memberikan kerajaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Alloh [swt] berfirman:
“Katakanlah, ‘Wahai Alloh yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali ‘Imron [3]: 26)
Diriwayatkan bahwa pada saat menjelang kematiannya, Khalifah al-Makmun berkata, “Wahai Dzat Yang Maha kekal Kerajaan-Nya, rahmatilah seorang hamba yang tidak kekal kerajaannya.”
Buah Mengimani Nama Alloh al-Malik
Seorang hamba yang meyakini bahwa Alloh [swt] adalah satu-satunya Raja bagi alam semesta ini, Penguasa langit dan bumi, maka akan tumbuh dalam hatinya beberapa sifat-sifat terpuji berikut:
1. Mengagumi Alloh [swt] dan mensucikan-Nya serta banyak bertasbih dan memuji dengan mengucapkan subhanalloh (Maha Suci Alloh) dan alhamdulillah (segala puji bagi Alloh).
2. Bergantung sepenuhnya kepada Alloh [swt] dan menghaturkan semua hajat kebutuhannya hanya kepada Alloh [swt]. Karena ia menyakini bahwa Alloh-lah satu-satunya penguasa langit dan bumi semata serta apa saja yang ada di antara keduanya. Apa yang diberikan Alloh kepada seorang hamba-Nya maka tidak ada yang sanggup menahannya. Begitu pula, apa yang ditahan oleh Alloh [swt] maka tidak ada yang sanggup memberikannya. Sebagaimana firman-Nya:
“Apa saja yang Alloh anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Alloh maka tidak ada seorangpun yang sanggup memberikannya sesudah itu. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir [35]: 35)
3. Mengagungkan Alloh sebagaimana mestinya. Yakni dengan menisbatkan semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Alloh dan mensucikan-Nya dari semua sifat-sifat kekurangan. Termasuk mengagungkan Alloh adalah dengan menjunjung tinggi semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya serta segera bertaubat kepada-Nya jika terlanjur berbuat dosa.
4. Tidak takabur atau angkuh meskipun dia memiliki kekuasaan, kekayaan, dan kebesaran. Sebaliknya, dia akan senantiasa tawadhu’ (merendah) kepada Alloh .
5. Tidak akan takut kepada manusia dalam melaksanakan perintah Alloh atau meninggalkan larangan-Nya. Sebab, ia yakin bahwa yang pantas ditakuti dan disegani hanyalah Alloh . Ia akan ingat dengan firman Alloh :
“Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 44)
Demikianlah beberapa buah dan hikmah dari mengimani nama Alloh [swt] al-Malik.
(Red-HASMI/Ibrohim Bafadhol, S.H.I)