Titik Mula Pertempuran.
Pertempuran melawan iblis la’natulloh alaih telah terjadi sejak diciptakannya Adam ‘alaihissalam, peristiwa itu bermula ketika iblis membangkag perintah Alloh subhanahu wata’ala untuk bersujud kepada Adam ‘alaihissalam peristiwa ini diterangkan dalam QS. Al-A’raaf (7): 11-18.
Pembangkangan yang dilakukan iblis didasari karena kesombongannya, ia merasa lebih baik dari Adam ‘alaihissalam karena diciptakan dari api, sedangkan Adam ‘alaihissalam diciptakan dari tanah. Sejak itulah genderang permusuhan abadi dikumandangkan hingga hari kiamat. Iblis dan bala tentaranya tidak pernah berhenti melakukan penyerangan terhadap Adam ‘alaihissalam dan keturunannya dengan cara menduduki shirotulmustaqim. Tetapi Alloh subhanahu wata’ala telah memberikan petunjuk kepada Adam ‘alaihissalam untuk istiqomah mengikuti jalan shirotulmustaqim, jalan keselamatan, Islam yang murni yang akan mengantarkan orang-orang yang menitinya kegerbang kebahagiaan yang hakiki.
Tergelincirnya Adam ke Muka Bumi
Dengan segala tipu daya dan kebusukannya akhirnya iblis mampu menggelincirkan Adam ‘alaihissalam. Adam‘alaihissalam dan Hawa terjebak melakukan kelalaian dengan mendekati dan mencicipi buah terlarang di surga. Akhirnya mereka berdua menyesali kesalahannya, lalu memohon ampun kepada Alloh subhanahu wata’ala. Kemudian Alloh subhanahu wata’ala mengampuni mereka dan memerintahkan mereka untuk keluar dari surga dan turun ke bumi. Peristiwa ini diabadikan di dalam Al-Qur’an, yaitu QS. Al-A’raaf (7): 20-22.
Pengalaman yang sangat pahit terperosoknya bapak umat manusia Adam ‘alaihissalam harus menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi anak keturunannya, sehingga manusia akan waspada terhadap segala tipu daya Iblis la’natulloh.
Sekali Musuh Tetap Musuh
Allah subhanahu wata’ala menegaskan bahwa iblis dan syetan adalah musuh yang hakiki, bahkan Allah subhanahu wata’ala telah memerintahkan manusia untuk menjadikan iblis dan keturunannya musuh yang nyata, untuk itu dia harus dijadikan sebagai musuh. Sekali musuh tetap musuh..!! (lihat : QS. Faathir (35): 6)
Bentuk Makar-Makar Iblis
Di dalam surat Al-A’raaf (7): 18 telah dijelaskan tentang upaya-upaya yang dilakukan Iblis dalam proses permusuhan tersebut. Dalam mentafsirkan strategi Iblis ini, Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu yang berasal dari riwayat Ali bin Abi Tholhah rodhiyallohu ‘anhu menegaskan:
“Dari depan adalah” aku berikan keraguan kepada mereka tentang hari qiyamat”. Dari belakang adalah” aku gemarkan mereka dengan dunia mereka”.Dari kanan adalah “aku samarkan kepada mereka urusan agama mereka”. Dari kiri adalah “aku senangi mereka dengan berbagai maksiat”
Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, “Setiap keburukan yang ada di alam dunia ini disebabkan oleh setan. Kita tidak mungkin dapat menghitung jenis seluruh keburukan yang disebarkan olehnya, apalagi rincian satuannya. Akan tetapi jenis-jenis keburukan yang disebarkannya itu dapat digolongkan dalam enam bentuk, yaitu: Pertama, Kesyirikan, kekufuran serta permusuhan kepada Alloh dan Rosul-Nya, Kedua, Membuat hal baru dalam agama (bid’ah), Ketiga, Dosa-dosa besar, Keempat, Dosa-dosa kecil, Kelima, Sibuk de-ngan hal-hal mubah, Keenam, Sibuk dengan hal-hal yang kurang penting dengan mening-galkan hal yang lebih penting.”
Munculnya agama-agama selain Islam, aliran-aliran kekufuran, firqoh-firqoh dollah (sesat), sihir dan lain-lain adalah produk Iblis la’natullah . Untuk itu setiap muslim harus mewaspadai makar-makar iblis tersebut. Karena strategi yang dilakukan oleh iblis untuk menjerumuskan Bani Adam sangat banyak, mereka menyerang dari segala penjuru. Bersama para pasukannya lengkap dengan persenjataannya.
Pertempuran dari Zaman ke Zaman
Pertempuran terus berjalan tanpa henti. Sejak mereka diturunkan ke bumi, Adam ‘alaihissalam membawa misi peribadatan hanya kepada Alloh subhanahu wata’ala dan Iblis la’natulloh membawa misi penyimpangan. Hingga akhirnya Iblis berhasil membawa penyimpangan besar-besaran di zaman Nuh ‘alaihissalam, yaitu kekufuran dan kesyirikan kepada Alloh subhanahu wata’ala, setelah sepuluh kurun/generasi umat manusia berada di atas satu agama. (lihat QS. : Al-Baqarah (2): 213)
Demikianlah setiap kali terjadi penyimpangan, Alloh subhanahu wata’ala mengutus para Rosul dan Nabi-Nya. Hingga datanglah Nabi terakhir Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam yang diutus untuk seluruh manusia dan jin. Di sini umat manusia terbelah menjadi dua, yaitu orang-orang yang mau kembali kepada Islam dan yang tetap menyimpang dalam kekafirannya. Namun demikian orang-orang yang menerima dakwah Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam bukannya telah selamat dari tipu daya Iblis la’natulloh!! Munculnya firqoh-firqoh dollah adalah salah satu hasil karya keberhasilan Iblis, sebagaimana Nabi telah bersabda dalam hadits yang shahih, hadits iftiroq (perpecahan ummat):
“…dan ummatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok keagamaan. Seluruhnya berada di api neraka, kecuali satu kelompok. Mereka (para sahabat) bertanya: siapakah satu kelompok itu ya Rosululloh? Beliau menjawab: mereka yang mengikuti jejakku dan jejak sahabat-sahabatku”.
(HR. At Tirmidzi No: 2643, Al Hakim dalam al-Mustadrok: 1/218 dan Al Lalikai: 1/99)
Dengan demikian pergulatan kebenaran dinulloh dan kesesatan Iblis akan tetap terus berjalan dari zaman ke zaman. Pergulatan pergesekan manhaj kebenaran dan kebatilan, bahkan pergesekan fisik dan tertumpahnya darah, seperti yang terjadi ketika munculnya firqoh pertama “Khawarij” akan terus bergulir sepanjang zaman.
Wallohu A’lam