Pertanyaan:
Assalamu’alaikum mas, mau tanya nie. Segala sesuatu yang menunjukkan keluarbiasaannya dalam alquran pasti Alloh subhanahu wata’ala memulainya dengan kalimat subhana (memuji diri Nya) yang menunjukkan ada hal yang luarbiasa di balik ayat dan fenomena tersebut.
Contoh dalam salah satu ayat di surat yasin “Subhanal ladzi kholaqol azwaja ….dst”
Maha suci Alloh dzat yang menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan.
Alloh ciptakan laki dan perempuan, Siang dan malam, matahari dan bulan
Dan subhanallah semuanya telah ditentukan pasanganya. Saya mau tanya mas, pasangannya bintang dalam al-qur’an itu apa yak ?
Husnul Abid
Jawaban:
Di dalam surat Qs. Yasin ayat ke 36, Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (Qs. Yasin [36]: 36)
Dalam tafsir as-sa’di dikatakan: maksud firman Alloh subhanahu wata’ala “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,” (artinya semua jenis berpasang-pasangan) “baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi” (dari banyak ragam tumbuhan yang tak terhingga) “dan dari diri mereka” (ada lelaki dan perempuan, dan perbedaan akhlak serta rupa mereka, yang nampak dan yang tersembunyi), “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (Dari banyak makhluk yang telah Allah ciptakan dan tidak diketahui oleh kita, atau makhluk yang belum diciptakan oleh-Nya)
Adapun tentang apa sebenarnya pasangan untuk bintang sebagaimana yang ditanyakan, ini tidak dijelaskan langsung oleh al-Quran, dan bisa jadi ini termasuk kedalam firman Alloh subhanahu wata’ala “… maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
Dan sebaiknya kita tidak menayakan hal-hal rincian yang tidak dijelaskan dalam al-Quran, sebab hal tersebut tidak akan menambah keimanan bagi seseorang, juga ketidak tahuannya tidak akan menyebabkan iman berkurang. Seperti menanyakan “dari jenis kayu apa tongkat nabi Musa?” “Berapa jumlah papan ada bahtera nabi Nuh?” dll.
Alloh subhanahu wata’ala tidak lupa terhadap sesuatu, akan tetapi Alloh subhanahu wata’ala sengaja tidak menjelaskannya pada manusia. Ini menunjukan pengetahuan tersebut tidak bermanfaat untuk keimanan.
Wallahu’alam.