Pintu Gerbang Perzinaan

Pintu Gerbang Perzinaan

Banyak sekali pintu-pintu gerbang perzinaan yang jika seseorang memasukinya, maka ia akan terseret dan sulit sekali selamat darinya. Pintu gerbang yang di depannya terdapat penyeru yang senantiasa menghiasi pandangan mata dan membuat hati selalu tertarik padanya, yaitu penyeru dari golongan setan dan manusia. Dialah pintu bangunan megah yang seolah indah. Pintu gerbang yang gemerlap bagai mercusuar yang menyilaukan pandangan mata, bahkan menggoda iman untuk mengayunkan langkah dan masuk ke dalamnya. Padahal di dalamnya istana berapi yang bersemayam para iblis dan penyembah syahwat yang durhaka. Di antara pintu-pintu gerbang perzinaan tersebut adalah.

  1. Al-Khothorot (Lintasan pikiran)

Awal mula dari perbuatan zina adalah dari lintasan pikiran dalam benak seseorang. Di sinilah sebenarnya tempat bermulanya aktivitas manusia yang baik ataupun buruk. Dari sini juga terlahir keinginan (untuk melakukan sesuatu) yang akhirnya berubah menjadi tekad yang bulat.  Dan awal terjadinya zina yaitu dari lintasan syahwat yang berkilatan bagai petir yang menyambar-nyambar dalam benak seseorang.

Maka siapa yang mampu mengendalikan pikiran, maka ia mampu mengendalikan diri dan menundukkan hawa nafsunya. Dan orang yang tidak bisa mengendalikan pikiran-pikirannya, maka hawa nafsunya yang berbalik menguasainya. Barangsiapa yang menganggap remeh pikiran-pikiran yang melintas di hatinya, maka ia akan diseret menuju kebinasaan secara paksa.

Inilah pintu gerbang pertama kali orang yang ingin melakukan zina, yaitu lintasan pikiran yang dihiasi setan untuk tergerak menuruti bisikan halusnya. Bisikan itu akan semakin kuat jika tidak ditepis dengan dzikir pada Alloh subhanahu wata’ala. Bahkan, akan menjadi badai yang menghempas kuat meluluh-lantakkan keimanan dalam hati seorang hamba.

Setan akan senantiasa menyibukkan seorang hamba dengan pikiran-pikiran kotor dan mesum. Bahkan mengosongkan pikiran seseorang dan mengisinya dengan bisikan syahwat yang seolah indah di alam nyata.

Oleh karena itu, bagi seorang Muslim hendaknya senantiasa menyibukkan diri terhadap hal-hal yang bermanfaat. Begitu juga mengisi waktu luangnya dengan rangkaian ibadah yang membuat ia berpaling dari lintasan pikiran buruk dari setan. Hal tersebut dikarenakan pikiran negatif itu tidaklah muncul ketika waktu luang kita diisi dengan ketaatan dan diri kita sibuk dengan kebaikan.

Al-Imam Asy-Syafi’i  berkata, “Aku pernah berteman dengan orang-orang sufi dan aku tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari mereka kecuali dua kalimat saja.”

Pertama:

 الوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلاَّ قَطَعَكَ

“Waktu itu laksana pedang, bila engkau tidak (menggunakannya untuk) menebas, dialah yang akan menebas (leher)mu.”

Kedua:

 وَنَفْسُكَ إِنْ لَمْ تُشْغِلْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ شَغلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Dan dirimu, bila tidak engkau sibukkan dengan kebenaran, maka dialah yang akan menyibukkanmu dengan kebatilan.”

  1. Al-Lahazhot (Lirikan atau Pandangan Pertama)

Pandangan mata bagaikan anak panah syahwat yang diluncurkan Iblis untuk menjuruskan manusia kepada perzinaan. Dialah pintu gerbang jika telah dimasuki, maka akan menyeret manusia kepada kebuasan nafsu setan yang membawa kepada perzinaan.

Pandangan pertama adalah  pelopor,  atau “utusan” syahwat. Oleh karenanya, menjaga pandangan merupakan modal dalam usaha menjaga kemaluan. Barangsiapa yang melepaskan pandangannya tanpa kendali, niscaya hal tersebut akan menjerumuskan dirinya sendiri ke jurang kebinasaan.

Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda:

(( لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّمَا لَكَ الأُوْلَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأُخْرَى ))

“Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya.”
(HR. atTirmidzi)

Di dalam musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam, beliau shollallohu’alaihi wasallam bersabda:

(( النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُوْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيْسَ، فَمَنْ غَضَّ بَصَرَهُ عَنْ مَحَاسِنِ امْرَأَةٍ لله أَوْرَثَ الله قَلْبَهُ حَلاَوَةً إِلىَ يَوْمِ يَلْقَاهُ ))

“Pandangan itu adalah anak panah beracun dari anak panah-anak panah milik iblis. Maka barangsiapa yang menundukkan  pandangannya dari kecantikan seorang wanita, karena Alloh semata, maka Alloh akan memberikan di hatinya kenikmatan hingga hari kiamat.”
(HR. Ahmad)

Beliau shollallohuu’alaihi wasallam juga bersabda:

(( غُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ ))

“Tundukkanlah pandangan kalian, dan jagalah kemaluan kalian.”
(HR. ath-Thobroni)

Pandangan adalah pangkal petaka yang menimpa manusia, sebab pandangan akan melahirkan lintasan dalam hati. Kemudian  lintasan akan melahirkan pikiran, dan pikiran akan melahirkan syahwat. Syahwat membangkitkan keinginan, kemudian keinginan itu menjadi kuat dan berubah menjadi tekad yang bulat untuk mewujudkan keinginan tersebut. Akhirnya apa yang tadinya melintas dalam pikiran menjadi kenyataan dan itu pasti akan terjadi selama tidak ada yang menghalanginya.

Oleh karena itu, sebagian ahli hikmah berkata, “Bersabar dalam menahan pandangan mata (bebannya) lebih ringan dibanding harus menanggung beban penderitaan yang ditimbulkannya.”

Pandangan yang liar akan menimbulkan perasaan gundah dalam jiwa, tidak tenang dan hati panas terasa terbakar. Terkadang mata seorang hamba melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat, yang dia tidak sanggup menahan diri, membendung keinginan, namun tak kuasa mewujudkan keinginannya, tentu jiwanya sangat tersiksa; dapat melihat namun tak kuasa menjamahnya. Inilah sebenarnya siksaan batin yang disebabkan dari pandangan yang liar.

Para pengumbar pandangan mengira dengan menguntit wanita cantik atau pria tampan bisa menawarkan syahwatnya. Padahal lirikan-lirikannya tidak lain hanyalah menorehkan luka di atas luka. Bahkan menawan hati dengan syahwatnya yang panas membara.

  1. Al-Lafadzot (Kata-Kata)

Kata-kata bisa menjadi pintu gerbang perzinaan, yaitu dengan kata-kata kotor yang menjadi bumbu  dan mengacu pada perzinaan, baik itu berupa lagu, syair atau cerita-cerita cabul yang hari ini menyebar di majalah dan surat kabar di tengah masyarakat.

Kata-kata inilah yang mendongkrak syahwat dan tergerak untuk melampiaskannya. Oleh karena itu, bagi seorang Muslim hendaknya senantiasa menjaga lisannya. Tidak lain sebab kehancuran seseorang berawal dari tidak terjaganya lisan seorang hamba.

Dari Bilal bin al-Harits al-Muzani dari Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wasallam, beliau shollallohu’alaihi wasallam bersabda:

(( إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ الله مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُب الله لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سُخْطِ الله مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُب الله لَهُ بِهَا سُخْطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ ))

“Sesungguhnya seorang dari kalian terkadang mengucapkan satu kata yang dicintai Alloh, dia tidak menyangka (pahalanya) sampai seperti apa yang dia dapatkan, namun ternyata dengan kalimat itu Alloh memberikan kepadanya keridhoan-Nya hingga hari dia berjumpa dengan-Nya kelak. Dan sesungguhnya seorang dari kalian terkadang mengucapkan satu kata yang dimurkai Alloh, dia tidak menyangka (dosanya) sampai seperti apa yang dia dapatkan, namun ternyata Alloh memurkainya sampai dia bertemu Alloh kelak.”
(HR. at-Tirmidzi)

Alqomah berkata, “Betapa banyak ucapan yang tidak jadi aku katakan disebabkan oleh hadits yang diriwayatkan Bilal bin al-Harits ini.”

Abu Bakar Ash-Shiddiq  pernah memegang lidahnya dan berkata, “Inilah yang menjebakku ke dalam berbagai masalah,” Ucapan itu adalah tawanan anda. Bila ia sudah keluar dari mulut anda berarti andalah yang menjadi tawanannya. Alloh subhanahu wata’ala selalu memperhatikan lidah hamba-Nya setiap kali ia berbicara.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

“Tidak suatu ucapanpun yang diucapkan kecuali ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(QS. Qof [50]: 18)

Betapa banyak hari ini kata-kata beracun syahwat tersebar di facebook, blog, twitter, friendster serta situs-situs liar yang menjadi pintu gerbang perzinaan bagi generasi muda saat ini. Semoga Alloh  selamatkan diri kita dari kata-kata kotor yang meracuni hati tersebut.

  1. Al-Kholwat (Berduaan)

Inilah pintu gerbang perzinaan yang sangat berbahaya. Yang dimaksud dengan kholwat adalah bersepian dengan wanita-wanita yang tak halal baginya, baik itu pacarnya, sekretaris pribadinya, teman kuliah maupun pembantu perempuannya serta wanita lainnya yang tak halal baginya.

Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda:

 ))لَا يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا((

“Janganlah salah seorang dari kalian berkholwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

 ))وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَخْلُوَنَّ بِاَمْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذْوْ مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَاِلثَهُمَا الشَّيْطَانُ((

“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka janganlah ia berkholwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.”
(HR. Ahmad)

Dari hadits ini, jelas bahwa Islam tidak mengenal pacaran. Tidak ada istilah pacaran islami sebagaimana dikenal banyak aktivis muda Islam. Adapun yang dilakukan suami istri di hari–hari pertama setelah menikah secara islami pada dasarnya bukan pacaran, karena pacaran merupakan pintu gerbang yang menjerumuskan manusia ke dalam kubangan zina. Susah sekali seseorang keluar dari pintu ini jika telah terseret dan masuk ke dalamnya. Hanya orang yang dirohmati Alloh subhanahu wata’ala saja yang selamat dari ajakan setan memasuki pintu gerbang kepalsuan ini.

  1. Al-Khuthuwat (Langkah-Langkah Nyata untuk Melakukan Perbuatan)

Inilah pintu gerbang paling berbahaya dari sekian pintu gerbang lainnya. Ia merupakan terminal terakhir yang menjadikan nafsu berhenti atau melanjutkan petualangan iblis menjamah rimba zina yang sesungguhnya.  Pintu inilah yang menjadi puncak kegirangan Iblis terhadap kebodohan manusia atas hawa nafsunya. Mereka bersorak–sorai dan tertawa terbahak-bahak jika seorang hamba benar-benar menerobos pintu gerbang perzinaan.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian.”
(QS. al-Baqoroh [2]: 208)

Begitulah proses terjadinya zina. Awal zina adalah lintasan pikiran, kemudian niatan yang dibumbui kata-kata rayuan dan didukung dengan penglihatan. Setelah itu berjanjian dan bersepi-sepian. Akhirnya terjadilah perzinaan. Namun, setan tidaklah tinggal diam. Masih banyak langkah-langkah setan untuk senantiasa menjerumuskan manusia ke dalam perzinaan. Bahkan, membisikkan untuk melakukan kemaksiatan lain setelah perzinaan seperti membunuh bayi atau orang yang dizinainya atau menjadikan zina sebagai kebiasaannya. Wal ‘iyadzu billah.

Kelima hal tersebut merupakan pintu gerbang utama istana iblis yang bernama zina. Barangsiapa terjebak masuk darinya, maka hendaknya segera menghindar dan berlari jauh untuk menyelamatkan harga dirinya dari kubangan zina yang sangat tercela.

Baca Juga

 

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot