Boyolali, Jawa Tengah – Untuk menyambut bulan Sura atau 1 Muharam 1432 Hijriyah, ratusan Warga di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (9/12/2010) dini hari melakukan upacara ritual menyatukan air suci dari dua gunung yakni Merapi dan Merbabu untuk menolak bala dari berbagai wabah penyakit.
Prosesi ritual kesyirikan tersebut diikuti ratusan orang dengan cara mengarak sejumlah sesaji gunungan dari Gua Raja, Dusun Ngaglik (Merbabu) menuju kepunden Ki Ageng Banyubiru yang sering disebut Kebokanigoro di Dusun Pojok (Merapi).
Prosesi diawali empat warga yang berpakaian prajurit keraton mengambil air suci di Gua Raja dengan gentong, kemudian bersama sejumlah sesaji berupa Gunungan Rosul, Gunungan Gunung (Nasi Jagung), Gunungan buah, Gunungan palawija atau hasil bumi diarak menuju ke kepunden Kebokanigoro.
Arak-arakan gunungan dari Gunung Merbabu dan Merapi tersebut sejauh sekitar dua kilometer. Ratusan warga yang mengenakan pakaian prajurit keraton dan berpakaian adat Jawa serta penari seni "Soreng" asal Lereng Merapi, mengikuti arak-arakan menambah kemeriahan acara tersebut.
Bahkan, warga yang menabuh alat musik rebana menambah suasana menjadi menarik untuk ditonton. Tidak heran jika ribuan pengunjung memadati sepanjang jalan yang dilewati arak-arakan tersebut.
Menurut Dwijo Soekamto (87), tokoh masyarakat di Desa Samiran, Selo, Boyolali, ritual menyatukan air suci dua gunung tersebut dilakukan sejak 1946, tetapi dikemas sebagai objek wisata baru dua tahun ini.
Acara ritual tersebut, kata Dwijo, mengacu pada sejarah warga Desa Samiran, Selo, yang bermukim di sela-sela dua Gunung Merbabu dan Merapi yang pernah dilanda wabah penyakit cacar, sehingga tidak sedikit menelan korban meninggal dunia.
Ketika itu, kata dia, sejumlah tokoh masyarakat setempat melakukan keprihatinan dengan ritual mengelilingi sejumlah dusun di Samiran hingga 40 malam.
"Mereka memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari wabah penyakit itu," katanya.
Setelah wabah penyakit yang melanda desa ini berakhir, kata dia, warga kemudian melakukan selamatan atau tanda syukur atas berkatnya diberikan perlindungan dari wabah penyakit. Acara selamatan itu, dilakukan oleh warga hingga sekarang.
Ia menjelaskan, ada 11 dusun di Desa Samiran mengikuti acara tersebut dengan membuah sesaji berupa Gunungan Agung atau tumpeng Rosul, gunungan buah-buahan, dan hasil bumi palawija.
Gunungan sesaji tersebut diarak dari Dusun Ngaglik (Merbabu) menuju ke Dusun Pojok (Merapi). Air suci yang diambil dari embun di Gua Raja di Merbabu juga dibawa dan disatukan dengan air di kepunden Kebokanigoro di Merapi.
Warga di lokasi kepunden Kebokanigoro tersebut setelah menyampurkan air suci tersebut kemudian berdoa bersama memohon agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari berbagai wabah penyakit. (Redaksi HASMI/berita8)