BAHAYA NIFAK (Oleh: Ali Taman Saputra, M.Pd.I.)

BAHAYA NIFAK

Oleh: Ali Taman Saputra, M.Pd.I.

Nifak merupakan sifat paling berbahaya yang dimiliki seseorang. Nifak sebagaimana yang dijelaskan Ibnu Katsir Rohimahulloh dalam kitab tafsirnya adalah menampakkan kebaikan dan menyem- bunyikan keburukan. Atau Nifak yaitu bersemayamnya kekufuran di hati seseorang, baik karena adanya pendustaan, ataupun karena tidak adanya ketundukan (perbuatan) hati, tetapi
secara zhohir (lisan dan perbuatan), sang munafiq menampakan keimanan.

Mengingat bahaya yang ditimbulkannnya, al-Qur’an telah memberikan perhatian besar dalam menjelaskan orang-orang munafiq dan sifat-sifat yang mereka miliki, agar setiap muslim menjauhinya. Pada permulaan surat al-Baqarah Alloh Subhanahuwata’ala menyebutkan sifat-sifat kaum mukminin pada empat ayat, menerangkan keadaan orang-orang kafir dengan dua ayat, kemudian menjelaskan keadaan orang-orang munafik dengan jumlah yang lebih banyak yaitu tiga belas ayat.

Bersamaan dengan semakin samarnya kaum munafik di tengah- tengah manusia, maka Alloh Subhanahuwata’ala banyak sekali menyebutkan sifat-sifat kemunafikan mereka, seperti Alloh Subhanahuwata’ala telah menurunkan surat at-Taubah dan surat al-Munafiqun tentang keadaan mereka. Dalam surat al-Nur dan surat-surat lainnya pun dijelaskan tentang keadaan mereka agar orang- orang menghindarinya dan tidak terjerumus dalam kemunafikan.

Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan nama munafik seorangpun, tetapi yang disebutkan adalah Manhaj (metode) orang-orang munafik yang beragam dan berlangsung sepanjang sejarah Islam, dan akan terus berlanjut sampai hari kiamat. Boleh jadi pada setiap masa mereka berganti nama atau merubah corak, tetapi metode mereka tetap serupa yang terangkum dalam sifat umum yang disebut Nifak

Orang munafik itu lebih berbahaya daripada orang kafir yang jelas-jelas kekafirannya, karena mereka hidup bersama di tengah- tengah kaum muslimin, menampilkan keislaman dan kebaikan, namun hakekatnya adalah musuh yang nyata yang sangat membenci Islam dan selalu menimbulkan kerusakan, maka hukuman bagi merekapun sangat keras. Alloh Subhanahuwata’ala telah mengancam mereka dengan hukuman yang berat baik di dunia maupun diakhirat.

1. Di Dunia

Alloh Subhanahuwata’ala mengancam mereka di dunia dengan dikunci hati mereka dari menerima kebenaran dan ditutupnya pendengaran dan penglihatan mereka.

Alloh Subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Al-Baqarah: 18)

Yaitu tuli yang tidak dapat mendengar kebaikan, bisu yang tidak dapat membicarakan perkara yang bermanfaat bagi mereka, dan buta di dalam kesesatan dan kebutaan mata hati.

Alloh Subhanahuwata’ala berfirman: “Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj :46)

2. Di Akhirat

Alloh Subhanahuwata’ala hilangkan cahaya mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan yang tidak dapat melihat di akhirat.

Alloh Subhanahuwata’ala berfirman: “Pada hari ketika orang-orang munafik, laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kalian”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untuk kalian)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, disebelah dalamnya ada rahmat dan sebelah luarnya siksa.” (QS. Al-Hadid: 13)

Alloh Subhanahuwata’ala berfirman tentang keadaan orang-orang beriman di akhirat:

“(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian, yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kalian kekal didalamnya. Itulah keberun-tungan yang besar”. (QS. Al-Hadid : 12 )

Syaikh Syofiyurrahman al-Mubarakfuri dalam Shahih Tafsir Ibn Katsir menyebutkan:

Ibn Abi Hatim Rohimahulloh meriwayatkan dari Ibnu Abbas Rodiyallohuanhu, ia berkata, “Setiap ahli tauhid pasti diberikan cahaya pada hari kiamat. Adapun munafik, cahayanya akan padam. Sedangkan orang-orang yang beriman berdo’a: “Wahai robb kami, sempurnakanlah cahaya kami bagi kami.” (QS. At-Tahrim: 8 )

Siksaan akhir bagi orang-orang munafik adalah ditempatkan di kerak neraka paling bawah. Alloh Subhanahuwata’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan ) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong-pun bagi mereka.” (QS. An-Nisa : 145)

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0001 Rubrik Munafiqun Sepanjang Zaman

 

Check Also

MUI DUKUNG GUGATAN TERHADAP ISRAEL DI MAHKAMAH INTERNASIONAL (Oleh : Tim Redaksi HASMI)

MUI DUKUNG GUGATAN TERHADAP ISRAEL DI MAHKAMAH INTERNASIONAL Oleh : Tim Redaksi HASMI  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot