Pendeta yang satu ini benar-benar bejat. Sebagai tokoh panutan jemaat dan mahasiswi, bukannya melakukan pembinaan, malah mengobral perbuatan bejat pencabulan seksual terhadap 19 jemaatnya. Kepada jemaatnya sendiri tega berbuat amoral, bagaimana dengan orang lain?
Adalah Siman Hutahaean, seorang pendeta yang menggembala gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan dan menjadi dosen di Sekolah Tinggi Theologi (STT) Biblevrouw HKBP yang beralamat di Partahan Bosi Hutapea, Lagauboti, Toba Samosir Sumatera Utara
Peristiwa memalukan itu terbongkar, setelah korban dan sejumlah rekan mahasiswi lainnya mengadu pada Direktur sekolah Bibelvrouw Pendeta Manarias Sinaga MTh. Para korban mengaku, Pendeta Siman Hutahaean, melakukan pelecehan seksual dengan cara meditasi dan magis, menghipnotis para korban, sehingga mahasiswi yang dihipnotis itu tidak bisa melawan dan hanya mengikuti perintah si pendeta yang melampiaskan syahwat iblisnya secara leluasa.
Setiap kali melakukan aksi amoralnya itu, sang pendeta cabul mengancam mahasiswi yang “digarap,” agar tidak membocorkan perbuatannya itu kepada siapapun. Jika membocorkan aibnya, maka dianggap sebagai kesombongan rohani. Belasan mahasiswi korban pelecehan dosennya itu, terpaksa memendam derita dan kisah pilunya dalam waktu yang lama, sejak awal Januari 2010 lalu. Tidak tahan dengan trauma yang dialaminya, akhirnya mereka melaporkannya kepada direktur sekolah, tempat mereka belajar ilmu teologi Kristen.
Meski pelaku sudah datang menyerahkan diri ke Polres Tobasa, dan ditahan di Rutan Balige. Namun, bagi mahasiswi , seluruh dosen dan direktur Kampus Biblevrouw, pelaku tidak cukup hanya ditangkap dan penjarakan, tapi juga dipecat dan dicabut tohonannya dari HKBP sesuai proses Hukum Penggembalaan dan Siasat Gereja yang berlaku di HKBP. (Redaksi HASMI/voa islam)