Manusia sejak awal penciptaannya terdiri dari 2 jenis. Yakni jenis pria atau yang biasa disebut juga dengan kaum adam, laki-laki, cowo dan banyak lagi sebutan lainnya. Begitu juga jenis lainnya yaitu wanita atau yang biasa disebut dengan kaum hawa, perempuan, ataupun cewe. masih banyak tentunya istilah-istilah bahasa bermunculan kita temukan dalam pergaulan sehari-hari.
Alloh Ta'ala berfirman di pembuka surat An-Nisaa :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
Wahai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Tuhan mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam), dan yang menjadikan dari (Adam) itu pasangannya (isterinya – Hawa), dan yang mengembangbiakkan dari keduanya (keturunan) laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu selalu meminta dengan menyebut-yebut namaNya, serta peliharalah hubungan (silaturrahim) kaum kerabat, karena sesungguhnya Allah sentiasa mengawasi (memperhatikan) mu.
Di antara 2 jenis ini ada sekelompok manusia yang termasuk ke dalam jenis ketiga. Yaitu satu jenis penggabungan antara pria dan wanita. Entah apapun penamaan jenis tersebut, yang pasti kita harus berlindung kepada Alloh Ta'ala untuk terhindar dari segala godaannya.
Pada bahasan kali ini tentunya kita tidak akan membicarakan ketiga jenis tersebut bersamaan. Titik fokus bahasan kita adalah satu diantara tiga jenis yang ada. Yakni jenis kedua yang diciptakan Alloh Ta'ala yang biasa dikenal dengan sebutan wanita, mungkin lebih halusnya kita kenal dengan sebutan kaum hawa.
Dari banyak negara di dunia, terkhusus negara-negara berkembang "katanya", baik yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam ataupun tidak, kerap kali kita mendengar slogan yang mengumandangkan "HAK ASASI MANUSIA", terlebih "EMANSIPASI WANITA". Begitu pula adanya di negeri kita Indonesia. Booming istilah-istilah tersebut hingga membasahi bibir masyarakat Indonesia terutama kaum hawa, biasanya dekat-dekat waktu pemilihan miss universe "yang katanya kompetisi wanita sejagad".
Apakah dengan bentuk perlombaan, pameran tubuh bahkan kebudayaan (jiplakan) ini, kaum hawa khususnya mendapatkan sebuah kebahagiaan yang ia cari, kemuliaan yang ia harapkan, harga dirinya sebagai wanita..…??
Pertanyaan bertubi-tubi tersambut pembelaan dari berbagai pihak sebagai wujud keanehan penyelenggaraan acara tersebut. Acara yang menyuguhkan bungkusan yang dihiasi nafsu yang hanya disajikan kepada para pemuas nafsu.
Sadar ataupun tidak, itulah harga kaum hawa yang berlabel kehinaan serta kenistaan. Mungkin masih hangat di telinga kita perdebatan sengit pihak MUI, Ormas-ormas Islam denga pihak penyelenggara acara Putri Indonesia yang pada akhirnya seorang pemenang mendapatkan tiket untuk tampil di arena sejagad. Dangkalnya, Islamlah yang selalu dituding sebagai penghambat nomor satu tumbuhnya prestasi kaum hawa di Indonesia.
Benarkah Islam yang menjadikan wanita Indonesia hina..?
Benarkah Islam yang membuat prestasi kaum wanita Indonesia terpuruk..?
Benarkah Islam yang merendahkan mereka di mata dunia..?
Sebagai sapaan terhadap beberapa pertanyaan di atas, mari sama-sama kita menuju ke satu masa, yang mana masa itu dikenal dengan nama masa jahiliyah. Masa ini adalah masa sebelum datangnya Islam, masa yang penuh dengan segala kebutaan. Bagaimanakah keadaan kaum hawa di masa tersebut..?
Imam al-Bukhori berkata dengan periwayatan yang berasal dari ibnu Abbas radliallohu 'anhuma: "Di masa jahiliyah ketika seorang laki-laki meninggal dunia sementara dia meninggalkan seorang istri, maka wali-wali sang laki-laki tersebut berhak atas sang istri yang ditinggalkannya. Jika mereka mau maka sebagian dari wali-walinya menikahi wanita tersebut. Dan jika mereka berkehendak lain maka mereka akan menahannya, yakni tidak menikahinya namun tetap berada di bawah kekuasaan sang wali. Namun ketika Alloh Ta'ala menurunkan ayat dalam surat An-Nisaa : 19:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (19)
Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan-perempuan dengan jalan paksaan, dan janganlah kamu menyakiti mereka (dengan menahan dan menyusahkan mereka) kerana kamu hendak mengambil balik sebahagian dari apa yang kamu telah berikan kepadanya, kecuali (apabila) mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah kamu dengan mereka (isteri-isteri kamu itu) dengan cara yang baik. Kemudian jika kamu (merasa) benci kepada mereka (disebabkan tingkah-lakunya, janganlah kamu terburu-buru menceraikannya), karena boleh jadi kamu membenci sesuatu, sedang Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang banyak (untuk kamu). (QS. An-Nisaa: 19).
Ayat ini jelas sekali menerangkan bagaimana kedudukan yang istimewa yang diraih seorang wanita sekalipun ia sudah tak bersuami.
Bukan hanya itu, tahukah kita apa yang kaum yahudi dan nashrani lakukan saat istri-istri mereka mendapatkan haid..? Mereka menjauhi istri-istri mereka, bahkan lebih pahit dari itu mereka menyediakan ruangan tersendiri yang khusus dihuni oleh wanita atau istri-istri mereka yang sedang haid. Karena dalam ajaran mereka dilarang makan dan minum bersama dengan wanita-wanita yang sedang haid.
Dalam Islam wanita-wanita yang sedang haid mendapatkan perlakuan yang sama seperti halnya diluar keadaan haid mereka. Hanya sanya sang suami tidak boleh mendatangi istrinya (jima') yang sedang haid. Namun larangan tersebut bukan sekedar larangan semata. Hal tersebut merupakan perintah langsung dari Sang Pencipta manusia. Pada akhirnya manusia mengakui banyaknya hikmah yang didapat dari pelarangan tersebut bersamaan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Kalau kita coba berjalan-jalan ke Negara Yaman. Negara yang langsung mendapatkan tazkiyah Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam yang menceritakan tentang kelembutan hati para penghuninya. Disana ketika kita ingin menaiki kendaraan umum pastinya kita akan tercengang. Bukan dari bentuk mobilnya yang keren, karena Yaman memang termasuk salah satu negara tertinggal. Lantas apa yang menjadi keistimewaan….? Keistimewaannya adalah saat kita menaiki angkutan umum, lantas didalamnya ada satu orang wanita yang disebelahnya terdapat satu kursi kosong maka bagi kita kaum pria diharapkan mencari tempat lain. Karena penjagaan mereka terhadap kaum wanita sejak zaman para shohabah sampai zaman kita saat ini.
Lantas di mata siapa wanita lebih mulia….???
Banyak hal pastinya bisa kita dapatkan, bagaimana perlakuan Islam terhadap kaum hawa. Penghargaan yang diberikan Islam. Bukan hanya penghargaan yang berbalut dengan kemasan-kemasan syaithon.
kebudayaan siapa yang kita pilih. Kebudayaan barat yang menjanjikan segala kenikmatan atau kepastian kehancuran..? ataukah budaya Islam yang mengangkat, menghargai, memuliakan kaum wanita kebudayaan yang menjanjikan kenikmatan dengan kepastian kebahagiaan….?
(Redaksi Hasmi).