Pasukan koalisi terus menekan Muammar Gaddafi dengan serangan tanpa henti dari udara, pada saat pejabat AS mengatakan, pemimpin Libya itu telah mempersenjatai relawan untuk mencegah serangan.
Ledakan mengguncang sebuah pinggiran kota timur Tripoli Sabtu pagi ini (26/3), dan saksi mata mengatakan sebuah situs radar militer terbakar pada hari kedelapan serangan udara pasukan koalisi.
Pesawat-pesawat tempur pasukan koalisi menyerang pasukan Gaddafi di kota timur strategis Ajdabiya, meningkatkan upaya perlawanan pemberontak yang telah berada di bawah serangan yang berkesinambungan dari kekuatan pro-rezim, wartawan AFP melaporkan.
Gumpalan asap memenuhi langit pada saat kecepatan serangan udara meningkat, memaksa penduduk untuk melarikan diri dari kota pesisir, 160 kilometer (100 mil) selatan kubu pemberontak Benghazi.
"Kami memasuki kota," kata Kolonel Muhammad Ehsayer, yang membelot dari tentara untuk bergabung dengan pemberontakan, mengatakan kepada AFP di sebuah pos pemberontak beberapa kilometer (mil) timur kota.
"Segera gerbang timur dan barat (jalan masuk) akan jatuh," katanya merujuk pada posisi lokasi yang masih di tangan pasukan yang setia dengan Gaddafi.
Saksi mata di timur kota itu mengatakan kepada AFP bahwa para pemberontak melancarkan serangan dalam upaya untuk mendapatkan kembali kontrol Ajdabiya, didukung oleh serangan udara atas mandat PBB yang diluncurkan pada hari Sabtu lalu oleh AS, Inggris, dan Perancis dalam upaya untuk melindungi warga sipil.
Pasukan Gaddafi juga menyerang kota Misrata yang dikuasai pemberontak, 214 kilometer (132 mil) timur Tripoli, dengan artileri Jumat malam kemarin, menewaskan seorang ibu dan keempat anaknya, seorang saksi mata mengatakan kepada AFP. (Redaksi HASMI/eramuslim)