Banda Aceh – Upaya Kepolisian Banda Aceh melakukan penangkapan terhadap dedengkot aliran sesat ‘Millata Abraham’ mendapat dukungan kalangan ulama.
“Kami memberikan apresiasi kepada Polri yang bertindak cepat dalam mengatasi keresahan masyarakat karena penyebaran aliran sesat kelompok Millata Abraham di Banda Aceh,” kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Ahad (3/4/2011).
Kagiatan pentolan pembawa aliran/ajaran sesat itu mengakibtkan sejumlah pelajar dan mahasiswa terpengaruh dan mengikuti aliran ‘Millata Abraham’ tersebut. “Anak-anak yang telah mengikuti aliran sesat Millata Abraham itu adalah korban dari misi dan kegiatan pentolan itu,” kata Faisal Ali menegaskan.
Pihak kepolisian Polresta Banda Aceh mengamankan ZN, WS, SD, yang diduga menyebarkan ajaran ‘Millata Abraham’ yang menistai Islam di Peurada Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Kamis (31/3) malam.
Ketiganya diamankan polisi saat berada di rumah geuchik (kepala desa) setempat guna menghindari amuk massa. Sebelumnya, mereka dimintai keterangan olah aparat desa terkait ajaran yang mereka sebarkan.
“Kami meminta Polri juga menangkap pentolan lainnya yang belum menyerahkan diri dan bersembunyi. Keberadaan komunitas aliran dan ajaran sesat telah meresahkan. Saat ini ada puluhan pelajar dan mahasiswa yang telah terpengaruh aliran sesat itu,” katanya.
Aliran Sesat Millata Abraham mengajarkan Al-Qur’an ditafsirkan menurut keinginan hawa nafsu mereka.
Selain itu, aliran itu mengingkari hadits, tidak meyakini sebagai sumber kebenaran, serta mengingkari shalat lima waktu. Yang mereka akui adalah shalat malam, itu pun dilaksanakan dengan posisi duduk dengan menghadap lilin yang telah dinyalakan dan lampu dimatikan.
“Aliran ini juga tidak percaya kepada Nabi Muhhammad SAW sebagai nabi dan rasul Allah yang terakhir dan diyakini masih ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW,” kata Ketua MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Banda Aceh, A Karim Syeikh. (Redaksi HASMI/Antara)