KEDUDUKAN TAUHID

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ .

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

فإنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحَْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Tentang keagungan dan keutamaannya yang besar, dapat kita selami dari penjelasan berikut:

1. Tauhid merupakan tujuan penciptaan manusia.

Subhanahu Wata’alaberfirman, yang artinya :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku saja.”(QS. adz-Dzariyat [51]: 56)

2.      Alam semesta tegak di atas tauhid.

Alloh Subhanahu Wata’alaberfirman, yang artinya :

“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah  selain Alloh, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai ‘arsy (singgasana) dari apa yang mereka sifatkan.”(QS. al-Anbiyâ’[21]: 22)

3. Siapa yang berbuat syirik dan meninggalkan tauhid, maka akan kekal di neraka.

Alloh Subhanahu Wa ta’ala berfirman, yang artinya :

“Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Alloh, niscaya Alloh  mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zholim itu seorang penolong pun.” (QS. al-Mâ’idah [5]: 72)

4. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala tidak mengampuni dosa syirik, bila pelakunya mati sebelum bertaubat.

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisâ’ [4]: 48)

5. Siapa yang memegang tauhid dan tidak berbuat syirik, pada akhirnya akan masuk surga, sebesar apapun dosanya.

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Seorang laki-laki dari umatku dipanggil di hadapan para makhluk pada hari kiamat.Kemudian ditampakkan kepadanya sembilan puluh sembilan lembar catatan(amal perbuatan). Setiap lembarnya sejauh mata memandang. Kemudian dikatakan padanya: ‘Apakah engkau mengingkari ini?’. Ia berkata: ‘Tidak, wahai Robb!’. Lalu dikatakan: ‘Apakah engkau memiliki suatu kebaikan?’. Maka laki-laki itupun tertunduk karena haibah(keagungan Alloh) sambil berkata: ‘Tidak wahai Robb!’. Maka dikatakan: ‘Tidak demikian. Karena engkau masih memiliki kebaikan di sisi Kami, dan kamu tidak akan dizholimi!’. Maka dikeluarkan untuknya sebuah bithoqoh(kartu amal) yang di dalamnya ada kesaksian ‘Asyhadu an Lâ Ilâha illallohwa Asyhadu anna Muhammadar Rosûlulloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka orang itu berkata: ‘Wahai Robbku, apakah artinya bhitoqohseperti ini?’. Maka dikatakan kepadanya: ‘Kamu pada hari ini tidak akan dizholimi.’ Kemudian sembilan puluh sembilan lembar catatan tersebut diletakkan dalam satu sisi timbangan dan dalam sisi yang lain, maka bhitoqohitupun lebih berat.” (HR. Tirmidzi dan Hâkim)

6. Tauhid merupakan sebab utama terhapusnya dosa-dosa.

Dalam hadits Qudsi, Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman:

((يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً))

“Wahai anak cucu Adam, seandainya engkau datang menemui-Ku dengan membawa kesalahan (dosa) sepenuh bumi namun dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun (tidak syirik kepada-Ku), niscaya Aku akan menemuimu dengan membawa magfiroh (ampunan) sepenuh bumi pula!” (HR. Tirmidzi)

7. Barangsiapa yang tauhidnya tidak tercemar dengan kesyirikan sedikitpun maka dia termasuk orang-orang yang mendapat hidayah dan keamanan dari AllohSubhanahu Wata’ala.

Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman :

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencemari keimanan mereka dengan kesyirikan, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan hidayah.”(QS. al-An’am [6]: 82)

8. Tauhid adalah hak Alloh Subhanahu Wata’ala yang paling besar.

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu :

(( يَا مُعَاذُ أتَدْرِي ما حَقُّ اللهِ عَلَى العِبَادِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ))

“Wahai Muadz, tahukah engkau, apakah hak Alloh atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Alloh?’ Maka Mu’adz menjawab: ‘Alloh dan Rosul-Nya  yang lebih tahu.’ Lalu beliau bersabda: ‘Hak Alloh atas para hamba-Nya adalah hendaknya mereka menyembah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya, sedangkan hak para hamba terhadap Alloh adalah bahwa Dia tidak akan menyiksa siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya’.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Yang pertama kali diserukan para nabi kepada kaumnya adalah tauhid.

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut itu’…” (QS. an-Nahl [16]: 36)

– Tentang Nabi Nuh ‘Alaihi Salam,Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Alloh, sekali-kali tidak ada ilah bagi kalian selain-Nya.” Sesungguhnya aku takut jika kalian ditimpa adzab pada hari yang besar (kiamat).” (QS. al-A’rof [7]: 59)

Demikian pula para nabi dan rosul-Nya yang lain, yang pertama kali mereka serukan adalah tauhid.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَلِلَّهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Dari paparan di atas, sangat jelas sekali demikian agung dan pentingnya kedudukan tauhid dalam Islam dan demikian sangat berbahaya pelanggarannya, yaitu syirik. Bahkan seluruh ritual peribadatan dalam Islam adalah realisasi dari tauhid itu sendiri, dan tujuannya pun harus tauhid!

Jika tidak demikian, maka sia-sialah seluruh peribadatan tersebut! Na’udzubillah!

Demikianlah khutbah pada kesempatan hari ini. Mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaatnya dan mampu meninggalkan dunia sihir yang sarat penuh dengan kekufuran dan kesyirikan kepada Alloh Subhanahu Wata’ala .

إنّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ وَ بَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ

رَبَّناَ اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْواَنِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاَّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

وَآخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Check Also

Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Ujian – Khutbah Jumat

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot