Wanita muslimah yang sebenarnya senantiasa mencari Ridha Allah dalam setiap amalnya dan menimbangnya dengan timbangan yang detail. Selagi suatu amal itu di Ridhai Allah menurut timbangannya ini, maka dia mengerjakannya, dan selagi tidak di Ridhai oleh Allah, maka dia berpaling darinya bahkan membencinya.
Jika terjadi pertentangan dalam dirinya antara apa yang di Ridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan di Ridhai manusia, maka tanpa ragu-ragu dan tanpa prasangka, dia memilih apa yan di Ridhai oleh Allah, sekalipun mungkin pilihannya memancing kebencian manusia.
Karena dengan kesadaran keislamannya yang mendalam dia tahu bahwa keridhaan manusia merupakan tujuan yang tidak karuan, yang kadang-kadang bisa mendatangkan kemurkaan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Sabda Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam ,
“Barangsiapa mencari keridhaan Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah akan mencukupkan dirinya dari pertolongan manusia, dan barangsiapa mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya pada manusia.” (HR. Tirmidzi, Al-Qudha’y dan Ibnu Asakir, sanadnya hasan).
Dengan timbangan yang detail ini dan dengan takran yang terukur ini, tampak jelaslah jalan yang harus ditempuh oleh wanita Muslimah untuk samapi ke tujuan, sehingga dia tau persis mana yang harus di ambil dan mana yang harus di tinggalkan. Ukuran yang dipergunakannya dan yang tidak pernah salah adalah Ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Sebaliknya, ukuran danjalan ini tidak bisa diketahui oleh para wanita Muslimah yang menyimpang dari petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala dan yang hidupnya lebih banyak diisi dengan canda ria.
Para wanita yang kita lihat khusyu’ dalam Shalatnya, tetapi sikap-sikapnya lebih banyak tunduk kepada bisikan hawa nafsunya, menyimpang dari kebenaran, mengumbar lidahnya untuk menggunjing, mengadu domba dan melukai perasaan orang lain, berarti mereka menciptakan celah dalam agamanya, kelemahan dalam aqidahnya dan kekurangan dalam mencerminkan hakikat agama yang sempurna dan saling melengkapi seperti yang diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala, untuk membentuk manusia dengan bentukan yang komplit dalam setiap sisi jatidirinya.
Sedangkan mereka yang ta’at kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam satu hal dan mendurhakai_Nya dalam hal lain serta menimbang tingkah lakunya dengan timbangan hawa nafsunya, maka mereka inilah yang di sebut dengan orang-orang yang berkepribadian ganda, yang memang banyak terjadi pada diri wanita yang menyalahi petunjuk agama dan akidahnya. Tentu saja ini merupakan penyakit yang termasuk parah, yang menjangkiti tingkah laku dan akhlak manusia pada zaman sekarang.
..: WALLAHU ‘ALAM :..