Para pemimpin Eropa menghadapi tekanan yang hebat untuk mencari solusi jangka panjang mengenai masalah krisis utang. Nampaknya para pemimpin Eropa telah kehabisan cara dan tidak lagi menemukan solusi yang efektif menyelesaikan krisis utang yang sekarang telah memporak-porandakan ekonomi seluruh daratan Eropa.
Tantangan yang begitu hebat dihadapi para pemimpin Eropa, sejak bangkrutnya Yunani, disusul Irlandia, Spanyol, merembet ke Itali, Inggris, dan terakhir melanda Perancis, yang masuk ke jurang krisis, akibar utang. Perancis nasibnya seperti Amerika Serikat yang telah diturunkan peringkat rating kreditnya dari AAA menjadi AA+. Perancis yang mempunyai utang yang setara dengan 95 % PDB nya, sudah tidak lagi mampu mengatasinya.
Tantangan yang begitu hebat bagi negara Eropa, tidak banyak pilihan yang bisa dilakukannya, kecuali hanya dengan memotong defisit anggaran, dan itu pasti akan membawa malapetaka kepada krisis politik dan sosial. Ujungnya terjadinya pemberontakan rakyat.
“Tidak ada solusi untuk krisis utang di seluruh daratan Eropa,” kata Carl Weinberg, ekonom pada High Frequency Economics. “Pasar akan terus tidak stabil. Pasar yang menjadi fundamental ekonomi akan terus menghadapi situasi yang tidak stabil, dan mudah mengalami fluktuasi”, tambahnya
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan langkah-langkah kebijakan mengatasi krisis utang, tetapi tidak mempunyai dampak yang positif di pasar. Bursa saham di zona Euro terus berguguran pada titik yang paling rendah, Selasa.
Investor Tetap Pesimis
Bursa saham di seluruh Eropa jatuh Jumat, dan terus terjadi penjualan besar-besaran, Kamis. Saham di Frankfurt turun 3%, sementara indeks pasar utama di London dan Paris turun sekitar 1,5%.
“Pasar memberikan kesempatan kepada Merkel dan Sarkozy untuk menghentikan krisis Euro,” kata Clem Chambers, chief executive ADVFN pasar keuangan Eropa. Tetapi, tetap saja langkah-langkah yang diambil Sarkozy dan Merkel tidak banyak mendapatkan tanggapan yang positif pasar. “Kondisi pasar hari ini merupakan reaksi atas kelambanan mereka.”
Di Wall Street, saham dibuka lebih rendah, Jumat, namun kerugian lebih ringan, dengan saham dari beberapa perusahaan teknologi kembali naik, tetapi tipis.
Saham bank-bank Eropa mengalami penurunan yang tajam. Kekhawatiran tentang sektor perbankan bergolak, Kamis, menyusul laporan bahwa institusi yang tidak disebutkan namanya meminjam $ 500 juta dollar dari salah satu fasilitas pinjaman darurat Bank Sentral Eropa.
Eropa Akan Runtuh?
Investor berharap langkah-langkah yang lebih konkret untuk menstabilkan kondisi keuangan pemerintah yang gemetar menghadapi krisis utang sekarang ini. Mereka ingin melihat peningkatan besar dalam jumlah dana stabilitas Uni Eropa dan banyak yang menyerukan penciptaan kerjasama diantara negara-negara yang menggunakan mata uang Euro.
Sarkozy dan Merkel berusaha keras dengan menggelontorkan dana stabilias sebesar 440 miliar euro,yang dinantikan oleh negara-negara zona euro, tetapi nampaknya tidak akan menyelesaikan semua masalah utang.
Usulan para pemimpin Eropa tidak mendorong 17 negara zona euro untuk berkomitmen terhadap anggaran berimbang, memberikan kewenangan yang lebih lebih luas kepada pengambil kebijakan dibidang fiskal Uni Eropa, yang akan memaksakan semacam pajak transaksi – secara luas dipandang tidak memadai.
Analis mengatakan pertanyaan serius tentang bagaimana efektifitas proposal, dan apakah negara-negara anggota akan setuju dengan kebijakan yang akan diambil itu?
Jennifer McKeown, ekonom pada Capital Economics di London, mengatakan “langkah-langkah yang menentukan” arah kebijakan fiskal yang lebih seragam diperlukan “jika penyatuan mata uang akan terus dalam bentuk yang sekarang.”
Para pemimpin Uni Eropa telah berjanji untuk melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi euro. Dan retorika terbaru telah tentang “integrasi” fiskal dan ekonomi “konvergensi.”
Sejauh ini, Uni Eropa telah merespon masalah utang di Yunani, Portugal dan Irlandia dengan menggelontorkan pinjaman yang berjumlah miliaran euro kepada mereka dengan harapan bahwa langkah-langkah penghematan yang ketat akan mereka lakukan. Tetapi, langkah-langkah pengetatan itu, akhirnya telah menimbulkan krisis politik yang hebat.
Ketika krisis meningkat selama beberapa minggu terakhir, Bank Sentral Eropa mulai membeli obligasi Spanyol dan Italia dalam upaya untuk mencegah penularan krisis utang yang lebih luas. Tetapi, semuanya menjadi sulit, dan Eropa menuju keruntuhannya.
McKeown, mengatkan, pada akhirnya, “Ekonomi zona euro akan gagal, yang akan memunculkan krisis perbankan, bahkan lebih besar lagi, yang bersifat menyeluruh, dan dampaknya mengakibatkan ambruknya sistem ekonomi Eropa”, ujarnya. (Redaksi – HASMI//Err).