Presiden Venezuela Hugo Chavez Selasa kemarin (23/8) menyatakan bahwa ia akan terus mengakui hanya Muammar Gaddafi sebagai pemimpin yang sah dari Libya, meskipun tanda-tanda rezim kemungkinan akan runtuh dalam pergolakan terakhir.
Di Libya, Chavez mengatakan, “hanya ada satu pemerintah, yang dipimpin oleh Muammar Gaddafi,” kata pemimpin Venezuela tersebut, menyatakan kembali kritik sebelumnya atas pemboman NATO yang memberikan kontribusi terhadap runtuhnya rezim orang kuat Libya tersebut.
“Kami menegaskan solidaritas kami dengan rakyat Libya yang diserang dan dibombardir,” katanya, dalam sebuah pernyataan yang dibuat selama pertemuan kabinet yang disiarkan oleh televisi dan radio.
Pernyataan ini menegaskan pernyataan Chavez Senin lalu, ketika ia mengecam aksi militer Barat terhadap Gaddafi dengan menyebutnya sebagai “pembantaian.”
Chavez telah menuduh kekuatan barat dimotivasi oleh “sinisme” dan keserakahan untuk merebut cadangan minyak negara Afrika utara tersebut.
“Ini adalah alasan untuk menyerang dan mengambil alih negara dan kekayaannya.”
Pekan lalu Chavez bergabung sesama musuh AS Mahmoud Ahmadinejad Iran mengecam “agresi imperialis” Barat terhadap Libya.
Pemimpin Venezuela, pendukung utama Gaddafi di Amerika Latin, secara konsisten mengecam operasi militer selama berbulan-bulan di Libya mengklaim tindakan itu adalah upaya mengambil minyak yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan Barat. (Redaksi – HASMI//Er).