BEKASI – Menghadapi teror preman bayaran yang disewa kelompok pro Israel, FPI Bekasi Raya siagakan laskarnya untuk menunggu apapun instruksi dari DPP FPI.
Hal itu diungkapkan Ketua FPI Bekasi Raya, KH Murhali Barda, menanggapi ancaman dari kelompok yang ditengarai sebagai para preman yang disewa oleh aktivis pro-Israel. Murhali menginstruksikan seluruh laskarnya untuk Siaga II untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“FPI Bekasi Siaga II, kalau memang sudah ada perintah kita merapat ke sana, lakukan penyerangan!” tegas Murhali. Sabtu siang (10/9/2011).
Murhali tak gentar dengan klaim pihak Hani Yahya Assegaf yang mengaku punya ribuan pasukan.
“Si Hani ini katanya punya seribu anak buah, tapi sebetulnya nggak ada seribu,” ujarnya. “Teman-teman sudah siap kok,” ujar kiyai muda berjuluk Singa Bekasi itu.
Pernyataan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) Yahya Assegaf yang dirilis Wikileaks menuding FPI sebagai attack dog polisi mendapat reaksi bantahan dari FPI.
Dalam bantahannya, FPI justru membongkar sepak terjang Yahya Assegaf yang pernah melakukan penyusupan ke tubuh FPI untuk mengaborsi FPI, namun gagal karena terbongkar kedoknya. FPI bahkan mengungkap Hani Yahya Assegaf, anak Yahya Assegaf sebagai antek Zionis karena mendirikan The Indonesia Israel Public Affairs (IIPAC). Menurut data FPI, LSM yang didirikan pada 21 Januari 2002 ini bertujuan untuk menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Israel, Yahudi Internasional dan melindungi hak-hak warga Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia, serta memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT dan pendidikan tinggi dengan universitas di seluruh dunia.
Setelah rilis FPI beredar, Kamis malam (8/9/2011) kantor DPP FPI Petamburan, Jakarta Pusat disatroni ratusan preman. Sehari berikutnya, Jum’at (9/9/2011), giliran kantor pengacara Munarman SH, Ketua DPP FPI juga disatroni. Pelakunya ditengarai sebagai orang suruhan Hani Yahya Assegaf, karena mereka menggunakan Mobil Alphard B 105 HAN milik Hani Yahya Assegaf. (Redaksi-HASMI//Vo).