Bom kembali meledak di gereja, minggu 25/9 kemarin. Umat Islam pun menjadi tertuduh. Pihak Kepolisian lagi-lagi mengaitkan kejadian itu dengan ulah umat Islam. Stigma teroris kini akan menghampiri mujahidin.
Namun betulkah Umat Muslim berada dibalik aksi yang melukai puluhan kaum Kristiani tersebut?Direktur Lembaga Pengkajian Syariat Islam, Ustadz Fauzan Al Anshari, meragukan bahwa bom yang diledakkan di Gereja Bethel Injil Solo adalah tindakan Umat Muslim.
Dalam hal ini, Fauzan menilai ada operasi intelejen dibalik bom Solo. Hal itu dipakai sebagai gaya lama SBY ketika media menyorot kebobrokannya.
“Inilah adalah drama lama yang selalu diulang-ulang ketika SBY tertimpa masalah,” tuturnya, senin pagi (26/9/11).
Dewasa ini kasus yang menerpa bendahara umum dan ketua umum Partai Demokrat membuat pencitraannya menurun drastis. Pada titik inilah masyarakat sudah tidak percaya lagi kepadanya, dan SBY memutar otak untuk kembali meraih simpati publik.
“Pamor SBY saat ini sedang turun. Media banyak mengungkap kasus korupsi yang melanda partainya. Ini banyak mempengaruhi opini masyarakat. Maka bom ini adalah strategi SBY untuk mengambil simpati masyarakat.” jelas Fauzan panjang lebar.
Fauzan berpesan agar masyarakat jangan mudah percaya atas apa yang terjadi saat ini. Kita dituntut kritis memperhatikan pemberitaan yang sedang berkembang, “Ini timing yang sedang dimainkan intelejen.”
Sebelumya, kemarin siang (25/9), warga Solo dikagetkan ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Kepunton, di Jalan Arif Rahman Hakim, Solo, Jawa Tengah. Akibatnya, 1 tewas dan 14 orang lainnya mengalami luka. Pelaku sendiri dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut setelah meledakkan dirinya.
Kapolres Solo, Kombes Listyo Sigit Prabowo mengatakan bom meledak usai jemaat melakukan ibadah kebaktian kedua sekitar pukul 11.00 WIB. Kala itu kata dia, jemaat sudah keluar dari gereja. “Saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan barang bukti. Kami (juga) sudah memasang garis polisi,” kata Listyo, Minggu (25/9). (Redaksi-HASMI).