Muhammad bin Abdillah adalah manusia pilihan. Ia berasal dari nasab yang terhormat. Alloh mengangkatnya menjadi seorang Nabi dan Rosul terakhir. Banyak tanda-tanda kenabian yang terdapat dalam diri Muhammad sebelum resmi menjadi seorang Rosul. Di antara tanda-tanda kenabian yang terlihat saat Muhammad bin Abdillah lahir ialah sebagaimana sabda Beliau:” Aku adalah do’a moyangku Ibrohim, dan kabar gembira yang disampaikan oleh Isa ‘alaihissalam, ketika ibuku telah mengandungku, ia melihat seakan-akan ada cahaya yang keluar dari dirinya dan kemudian menerangi istana -istana Bushra di Syam.” (HR. Ahmad).
Tanda kenabian lain ialah saat beliau berumur 4 tahun, yaitu: peristiwa pembelahan dada Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam oleh Malaikat jibril untuk membersihkan hati Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam. Imam Muslim meriwayatkan kisah ini secara ringkas dari Anas rodhiallohu ‘anhu yang bunyinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam telah didatangi oleh Jibril ‘alaihissalam pada saat beliau tengah bermain dengan anak-anak sebayanya, kemudian membedah tubuhnya untuk mengambil hatinya. Jibril mengeluarkan hati itu dan mengeluarkan segumpal darah dari dalamnya seraya berkata, “Ini adalah tempat bersarangnya setan dalam tubuhmu”. Setelah itu, Jibril mencuci hati itu didalam baskom yang terbuat dari emas berisikan air Zamzam. Kemudian ia merapatkannya kembali dan mengembalikannya ke tempat semula di tubuh Muhammad . Ketika Melihat Muhammad di bedah, kawan-kawannya bermainnya bergegas pulang menemui ibu asuhnya. Mereka berkata kepadanya “Muhammad telah dibunuh seseorang.” Maka merakapun pergi mencari Muhammad dan menemukannya dalam keadaan pucat pasi”. Anas menuturkan “Aku benar-benar pernah melihat bekas jahitan di dada beliau.” (HR. Muslim).
Tanda-tanda kenabian Muhammad bin Abdillah yang sempat di lihat juga oleh Rahib Yahudi, Pendeta Nashroni dan dukun Arab menjelang penobatannya sebagai Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam sangat banyak sekali.
Sawad bin Qarab adalah seorang dukun yang bekerja dengan bantuan jin. Kemudian ia masuk islam. Penyebab keislamannya adalah tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad , sebagai-mana dalam perkataannya :
“Sesungguhnya setan diam tak berkutik menjelang penobatan Muhammad menjadi Nabi.” (Lihat : Biografi Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam hal. 164).
Seorang cendikiawan Yahudi Zaid ibn Sa’nah pernah berkata menjelang penerimaan hidayah dari Alloh kepadanya :”Semua tanda kenabian Muhammad telah kulihat dari wajahnya ketika menatapnya, kecuali dua hal, yaitu wawasannya melampaui ketidaktahuannya dan ketidaktahuannya justru membuatnya makin luas wawasannya.” Maka, iapun terus bergaul dengan Muhammad hingga yakin akan kedua hal tersebut. (Shohih Ibnu hibban).
Tanda-tanda lain ialah ucapan salam dari batu kepada Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya aku kenal dengan sebuah batu di makkah yang selalu memberi salam kepadaku sebelum aku diutus menjadi Nabi, bahkan hingga sekarang aku masih mengenalnya.” (HR. Muslim).
Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam sudah dijaga oleh Alloh sejak kecil bahkan sebelum lahir, seperti nasab beliau yang keturunan Nabi Ibrohim, terjaga aurotnya, membenci adat jahiliyyah di kalangan kaum Quraisy, tidak pernah bersumpah dengan menyebut nama Lata dan Uzza (nama berhala), tidak pernah mau ikut i’tikaf di rumah berhala Bawana. Imam Al Baihaqi menambahkan riwayat bahwa ada dua Malaikat yang selalu mencegah Muhammad menyaksikan upacara-upacara peribadatan kaum jahiliyyah bersama orang-orang musyrik. Ini semua menunjukan bahwa memang Muhammad adalah Nabi dan Rosul yang memang sudah dijaga oleh Alloh sejak dini. Bahkan Alloh mengkhabarkan orang-orang yahudi dan nashroni tentang pengetahuan mereka akan ciri-ciri kenabian Muhammad bin Abdillah. Alloh berfirman: ” Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri (mengenal Muhammad yaitu mengenal sifat-sifatnya sebagai yang tersebut dalam Taurat dan Injil). Sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyem-bunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (QS.Al Baqoroh : 146)
Dari pemaparan singkat tentang sebagian tanda-tanda kenabian Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam banyak faidah yang bisa di ambil, diantaranya:
- 1. Di balik peristiwa-peristiwa yang menakjubkan ini menjelaskan bahwa Alloh ta’ala telah mempersiapkan hamba dan Rosul-Nya Muhammad bin Abdillah sejak dini untuk menerima wahyu dari-Nya.
- 2. Hikmah pembelahan dada Muhammad Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam merupakan pemeliharaan Alloh terhadap Rosulnya sejak dini dari berbagai dosa manusia dan godaan setan.
- 3. Pemeliharaan Alloh terhadap Muhammad agar selalu terhindar dari berbagai perbuatan jahiliyah merupakan bukti bahwa Alloh tengah mempersiapkan beliau untuk mengemban sesuatu yang sangat agung.
- 4. Sesungguhnya tanda dan mukjizat yang terjadi pada diri Muhammad sebelum diutus menjadi nabi merupakan pertanda yang menunjukan kelebihan beliau disbanding para penganut agama Ibrohim lain yang hidup sezaman dengannya. Selain iyu menjadi pertanda bahwa Alloh tangah mempersiapkan beliau untuk mengemban suatu amanat yang agung dan suci.
- 5. Pengetahuan orang-orang yahudi dan nashroni tentang tanda-tanda nabi terakhir adalah petunjuk yang jelas akan kebenaran Muhammad bin ‘Abdillah sebagai seoarang nabi dan rosul khususnya dari kalangan rahib dan pendetanya.
- 6. Pembangkangan sebagian besar orang-orang yahudi dan nashroni yang mengingkari kenabian dan kerosulan Muhammad .
Pembaca yang budiman…
Sifat-sifat kenabian dari Alloh sangatlah jelas dalam diri Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam. Tapi, banyak orang yang mendustakannya. Ini menunjukkan bukti bahwa siapapun orangnya yang akan mengemban amanah dakwah ini akan menemui rintangan dari orang-orang yang membenci kebenaran. Tapi hanya orang-orang yang tetap istiqomah di jalan dakwah yang akan menjadi orang-orang yang mulia di sisi Alloh.
Seorang da’i juga hendaknya menjaga akhlak dan citranya sebagai orang yang sedang mengemban amanah dakwah. Berakhlak mulia. Berkata dengan baik lagi lemah lembut. Menjaga kesulian diri. Karena ia sedang mengajarkan kepada ummatnya menjadi hamba Alloh yang ta’at.