Kita sebagai seorang muslim, tentunya memiliki kewajiban untuk saling menasehati diantara saudara seiman, baik muslim ataupun muslimah. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan beban hukum yang sama kepada laki-laki dan perempuan, dalam melaksanakan kewajiban berdakwah dan amar makruf nahi munkar.
Demikian pentingnya kewajiban ini, setiap Muslim dituntut untuk terus berupaya melaksanakannya, sekalipun hanya mampu mengutuk kemungkaran di dalam hatinya, dan inilah yang dikatakan sebagai selemah-lemahnya iman. seperti yang ditegaskan didalam sebuah hadits riwayat Muslim.
Dalam melaksanakan dakwah, kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan satu-satunya teladan yang patut dicontoh dalam menyampaikan Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sanggup menanggung berbagai beban dakwah yang menghadang, karena Khadijah ra. Sebagai seorang isteri, senantiasa setia dan siap memberikan dorongan dan bantuan di jalan dakwah. Demikian pula dengan istri-istri yang lainnya, semisal Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, yang memberi masukan kepada Rasul saat kaum Muslimin tidak segera mematuhi perintah Beliau, untuk bercukur dan menyembelih hewan kurban. Ketika itu rasul sedang melakukan proses perjanjian Hudaibiyah dengan kaum Quraisy. Begitu pentingnya kehadiran istri, dalam meringankan beban dakwah yang diemban oleh suami, maka seorang istri harus memahami betul proses perjalanan dakwah suami, yang sebenarnya diemban pula oleh sang istri.
Didalam perjuangan dakwah dengan berbagai rintangannya, sang da’i memerlukan adanya dorongan dan bantuan dari orang yang paling dekat dengannya, yaitu pasangan hidupnya. Karena sebagai manusia, suami atau istri pun terkadang mengalami futur, atau lemah semangat untuk berdakwah. Untuk itulah, pasangan hidupnya harus selalu saling mengingatkan, agar tetap konsisten dan bersemangat dalam melaksanakan kewajiban dakwah ini, apapun kondisinya. Inilah salah satu bentuk persahabatan yang harus ada diantara suami istri. Kita simak sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad, yang artinya :
Sesungguhnya perempuan (atau istri) itu, adalah sahabat laki-laki (atau suami).
Karena itu, persahabatan ini begitu penting. Seperti halnya dengan seorang sahabat, mereka saling mencurahkan perasaan dan bertukar pikiran, demi mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi, dalam keadaan senang maupun sulit.
Dengan persahabatan yang dibentuk, suami dan istri dapat saling memberi semangat, nasihat, saran, juga koreksi satu sama lain. Namun, perlu diingat, dengan posisi suami sebagai pemimpin, ketika istri memberikan masukan, ini tidak mengurangi kewibawaan dan kehormatan suami.
Berikut ini beberapa sikap dan langkah-langkah yang diperlukan oleh suami-istri, agar dakwah tetap semangat dan suasana rumah tangga pun tetap harmonis.
Yang pertama, masing-masing pasangan memiliki komitmen yang sama yaitu untuk mencapai keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Suami-istri harus memahami kewajiban dakwah, dan memiliki cita-cita ke arah kejayaan Islam.
Kemudian Diantara suami istri, masing-masing harus mengenal secara rinci karakter pasangan hidupnya. Hal ini penting untuk mengetahui cara pendekatan yang tepat untuk saling memberi masukan dan mengingatkan. Karena tipe setiap orang itu berbeda-beda, maka menyampaikan nasehat pun perlu disesuaikan dengan karakter orang yang akan dinasehati, seperti halnya, ada orang yang bisa dinasehati langsung dengan kata-kata, atau ada orang yang bisa di nasehati dalam bentuk cerita. Ini perlu kejelian dari kedua pasangan, agar nasehat yang disampaikan, tidak berujung pada pertengkaran.
Selanjutnyasuami-istri Membuat target dakwah setiap harinya yang ingin dicapai, dan masing-masing pasangan mengetahui target dakwah pasangannya. Sehingga keduanya bisa saling mendorong dan memberi semangat untuk mencapai target dakwah masing-masing.
Kemudian Memberi motivasi kepada pasangan hidup kita, dengan menyampaikan kata-kata, ayat-ayat, atau hadis, yang berisi motivasi untuk tetap konsisten dan bersemangat dalam dakwah. Untaian kata ini bisa Anda sampaikan melalui sarana komunikasi modern, seperti sms atau nelpon lewat HP. Banyak kata-kata hikmah, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, yang mengandung nasehat dan dapat menyadarkan diri kita yang sedang lalai.
Tidak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan berita terbaru di media masa, kemudian berita yang didapat bisa dibahas bersama pasangan, dan bisa dinilai dari sudut pandang Islam. Nah ini tujuannya pendengar, adalah untuk mengembangkan cara berpikir Islam, kemudian dikaitkan dengan pemahaman yang telah kita dimiliki.
Nah Untuk memperkuat nuansa Islam, maka suami-istri dapat melaksanakan shalat berjamaah, shaum sunnah, qiyamul lail, dan tadarus al-Quran bersama-sama. Bisa juga dengan mengajak anak-anak ataupun kerabat yang lain, ini gunanya agar suasana ruhiah anggota keluarga tetap terpelihara di dalam rumah.
Jangan lupa Membuat jadwal untuk mengkaji sejarah kehidupan dan perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, atau kisah para Sahabat Nabi. Manfaatnya agar anggota keluarga dapat tergugah semangat juangnya, dan berani berkorban di jalan Allah dengan mencontoh teladan dari Rasul dan para Sahabat, dalam memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan jangan lewatkan shillah ukhuwah terhadap teman-teman seperjuangan yang memiliki komitmen tinggi terhadap dakwah, untuk mendapatkan energi baru dalam berdakwah melalui contoh dari orang lain.
Selanjutnya Mengajak seluruh keluarga untuk menghadiri acara-acara tertentu, seperti tablig akbar, atau kajian rutin, agar dapat membangun semangat juang yang tinggi, dan keyakinan yang kuat, akan dekatnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat Islam.
Dan laangkah terakhir adalah Membuat perencanaan dakwah bersama untuk mewarnai lingkungan sekitar rumah. Masing-masing anggota keluarga memiliki rencana tersendiri, dalam mencapai target dakwahnya di lingkungan yang paling dekat, baik suami, istri, bahkan anak yang sudah mulai beranjak dewasa pun bisa dilibatkan dalam perencanaan dakwah ini.
Nah itulah beberapa sikap dan langkah-langkah yang diperlukan oleh suami-istri, agar dakwah tetap semangat dan suasana rumah tangga pun tetap harmonis. Semoga setiap keluarga Muslim, dapat menjadi tim yang kuat dan harmonis, seperti halnya yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. dengan para istrinya. (Admin-HASMI).
.:: Wallâhu a’lam bi ash-shawâb ::.