Pergulatan antara al-haq dan al-bathil akan terus terjadi sepanjang zaman. Pergulatan itu adalah sunatullah, bermula sejak diciptakannya Adam ‘alaihisallam. Pergulatan itu terjadi ketika iblis membangkang perintah Alloh subhanahu wa ta’ala untuk bersujud kepada Adam ‘alaihisallam. Karena kedurhakaan tersebut akhirnya Alloh subhanahu wa ta’ala mengusir iblis dari surga. Dan di saat yang sama iblis meminta tangguh agar dia dan keturunannya tidak dibinasakan sampai hari Kiamat. Kemudian Alloh subhanahu wa ta’ala mengabulkan permintaan iblis tersebut. Kemudian iblis bersumpah dengan kemuliaan Alloh subhanahu wa ta’ala untuk menyesatkan Adam ‘alaihisallam dan keturunannya sampai hari Kiamat. Atas dasar kedengkian iblis terhadap Adam ‘alaihisallam itulah pergulatan terjadi. Iblis merasa lebih mulia dari Adam ‘alaihisallam karena ia diciptakan dari api sedangkan Adam ‘alaihisallam diciptakan dari tanah.
Janji iblis untuk menyesatkan Adam dan keturunannya ternyata bukan isapan jempol belaka. Iblis dan bala tentaranya bekerja keras siang dan malam untuk menghancurkan umat manusia dengan segala macam cara dari zaman ke zaman. Dimulai dari zaman Adam ‘alaihisallam sampai Rosululloh. Namun Alloh subhanahu wa ta’ala telah menunjuki para hamba-Nya jalan yang lurus, shirotul mustaqim. Jalan yang ditempuh oleh Rosulullah dan para sahabatnya. Jalan yang akan mengantarkan para penitinya ke jannah. Jalan keselamatan dan kebahagiaan. Tetapi di sepanjang jalan itu ada jalan-jalan lain di sebelah kiri dan kanannya. Jalan-jalan itu adalah jalan-jalan iblis, yang menyeru umat manusia agar berpaling dari jalan yang lurus dan berbelok ke jalan-jalan yang sesat yang akan menggelincirkan penitinya ke neraka jahannam.
Pergulatan abadi antara al-haq dan al-bathil terus terjadi sepanjang masa, bahkan setelah sepeninggal Rosululloh. Pada masa khulafa’urrosyidin pergulatan terus berlanjut sampai pada masa kekhilafahan Utsman bin AffanrodhiAlloh subhanahu wa ta’alau ‘anhu. Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan rodhiAlloh subhanahu wa ta’alau ‘anhuumat Islam sudah mulai terpecah-belah. Kelompok sesat yang pertama kali muncul adalah Khowarij dan Syi’ah.
Khowari. Kelompok ini dinamakan Khowarij dikarenakan keluarnya mereka dari jama’ah kaum muslimin. Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan berkata: “Mereka adalah orang-orang yang memberontak terhadap pemerintah di akhir masa kepemimpinan Utsman bin Affan yang mengakibatkan terbunuhnya Utsman bin AffanrodhiAlloh subhanahu wa ta’alau ‘anhu. Kemudian di masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, keadaan mereka semakin buruk. Mereka keluar dari ketaatan terhadap Ali bin Abi Thalib, mengkafirkannya, dan mengkafirkan para shahabat. Ini disebabkan para shahabat tidak menyetujui madzhab mereka. Dan mereka menghukumi siapa saja yang menyelisihi madzhab mereka dengan hukuman kafir. Akhirnya mereka pun mengkafirkan para shahabat Rosululloh. Sungguh ini adalah perbuatan yang sangat keji. Sedangkan Syi’ah adalah sebuah aliran yang muncul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’.
Ia mendakwahkan ajaran Syi’ah secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamasikan bahwa kepemimpinan setelah Nabi Muhammad shalallohu alaihi wa sallam seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash dari Nabi Muhammad shalallohu alaihi wa sallam. Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Abdullah bin Saba’ menampakkan sikap ekstrim di dalam memuliakan Ali, dengan sebuah slogan bahwa Ali lah yang berhak menjadi khalifah dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).
Keyakinan itu berkembang terus-menerus dari waktu ke waktu, sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Karena hal itu merupakan suatu kebohongan, maka diambil suatu tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian dari mereka melarikan diri ke Madian. Pada periode abad pertama Hijriah, aliran Syi’ah belum menjelma menjadi aliran yang solid. Barulah pada abad kedua Hijriah, perkembangan Syi’ah sangat pesat bahkan mulai menjadi mainstream tersendiri. Pada waktu-waktu berikutnya, Syi’ah bahkan menjadi semacam keyakinan yang menjadi trend di kalangan generasi muda Islam, mengklaim menjadi tokoh pembaharu Islam, namun banyak dari pemikiran dan prinsip dasar keyakinan ini yang tidak sejalan dengan Islam itu sendiri. Kedua kelompok ini adalah pelopor perpecahan dan perusak aqidah ummat. Kedua kelompok ini telah mengawal hancurnya khilafah Islamiyyah yang berpusat di Turki.
Setelah khilafah Islamiyyah hancur, umat Islam berada pada kondisi yang sangat buruk. Mereka mulai tenggelam pada kesyirikan, bid’ah dan tahayul. Peristiwa itu terjadi pada abad ke-13 sampai awal abad ke-14 Hijriyah. Sungguh ini merupakan fenomena keterpurukan ruhani paling parah yang terjadi di sepanjang sejarah. Kekalahan umat Islam ketika itu disebabkan karena meninggalkan kemurnian, meninggalkan prinsip-prinsip ahlussunnah wal jama’ah, sehingga mereka mengalami keterpurukan ruhani sekaligus keterpurukan peran dengan hancurnya khilafah Islamiyyah. Ketika umat Islam mulai ragu dengan agamanya sendiri maka iblis dengan segera menghantam aqidah umat dengan ajaran sekuler dan liberal melalui bangsa Eropa.
Pergulatan antara al-haq dan al-bathil terus bergerak dan berputar semakin dahsyat. Segelintir kaum muslimin yang masih istiqomah memegang teguh panji kemurnian terus melakukan perlawanan terhadap iblis dan bala tentaranya termasuk orang-orang kafir dan orang-orang munafiq. Karena mereka sangat yakin bahwa Alloh subhanahu wa ta’ala akan menolong siapa saja yang bertekad menegakkan kemurnian. Sebab yang paling mendasar terjadinya pergulatan ini adalah karena kaum muslimin mempunyai visi untuk menegakkan kemurnian dan memenangkan-nya, sementara iblis mempunyai visi sebaliknya, menghancurkan kemurnian dan menghinakannya. Solusi untuk memenangkan kemurnian adalah mempelajari kemurnian itu sendiri, kemudian mengamalkan dan mendakwahkannya.
Walloh subhanahu wa ta’alau A’lam