WASHINGTON – Nama Korps AS kembali tercoreng oleh video heboh yang sempat tak masuk akal dan terkesan “kurang kerjaan” itu. Dalam video dokumentasi itu terlihat sekelompok Marinir AS sedang mengengcingi mayat-mayat Taliban, dan kabarnya telah tersebar luas di media internet.
Sambil bercanda, ke-empat orang Marinir AS terlihat mengencingi tiga mayat yang sebelumnya mereka bunuh.
Para Marinir itu tampaknya sangat sadar mereka sedang direkam. Di akhir video, seorang Marinir berusaha memastikan kamera telah merekam semua adegan.
Sumber resmi korps Marinir AS (USMC) mengatakan dua dari empat marinir itu telah dikenali.
Reuters menyebut video itu sebagai memori abadi tentang perang Afganistan dan mengundang reaksi keras dari berbagai belahan dunia.
Video itu bisa memicu sentimen anti-Amerika dan memunculkan lagi pertanyaan mengapa tentara Amerika masih saja melakukan pelanggaran dan dengan bangga mendokumentasikannya.
Para ahli, baik dari dalam dan luar militer AS, yakin insiden itu tak akan berdampak seperti skandal penyiksaan tahanan Abu Gharib, di Iraq.
Skandal penyiksaan di penjara Abu Gharib pada 2004 mengundang reaksi keras setelah sejumlah tentara Amerika mengabadikan foto mereka sedang mempermalukan dan mengintimidasi tahanan.
“Masalahnya di sini, seperti Abu Gharib, adalah Anda mempunyai gambar yang jelas…dan itu berbahaya,” kata John Ullyot, mantan Juru Bicara Partai Republik untuk Komite Senat Angkatan Bersenjata.
Ullyot mengatakan perbedaan besar antara skandal Abu Gharib dan video marinir adalah Abu Gharib menunjukkan pola sistematis dari penyalahgunaan wewenang tingkat tinggi.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai sangat mengutuk insiden itu.
“Ini adalah tindakan tercela. Istana Presiden mengutuk keras dan meminta Amerika Serikat menyelidiki kasus ini serta menghukum mereka yang bertanggungjawab,” kata pemerintah Afghanistan. Seperti yang dikutip oleh Reuters.
Kasus video itu sedang dalam penyelidikan, termasuk Pusat Investigasi Kriminal Angkatan Laut AS (NCIS) dan para penegak hukum angkatan laut di seluruh dunia.
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta berjanji menghukum siapapun yang bertanggung jawab atas aksi itu.
“Kami dapat menegaskan kepada dunia bahwa Amerika tidak akan menoleransi perilaku demikian dan tindakan itu sama sekali tidak mewakili Amerika.” ujar Panetta. (Admin-HASMI/ant).