.:: Parah! Jelang Maulid, Kaprabonan Cirebon Cuci Benda Keramat.

CIREBON – Di mayoritas tempat, perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjadi sebuah momok terpenting yang wajib di gandrungi dan dihadiri perayaannya. Di Cirebon misalnya, setiap menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Kaprabonan Cirebon menggelar sebuah ritual pencucian benda berbau keramat (Pusaka). Salah satu benda pusaka yang di percayai sebagai simbol Kaprabonan yang sudah turun temurun, dan benda itu sering mereka sebut Ki Jimat.

Ritual pencucian benda pusaka berlangsung sederhana di Musala Kaprabonan, Komplek Kaprabonan, Jalan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, bertepatan dengan 1 Maulid. Selain bertujuan membersihkan benda pusaka berusia lebih dari tiga abad, kegiatan ini juga bermakna pelestarian tradisi Kesultanan Cirebon.

Di antara puluhan benda pusaka yang dicuci, sebuah benda pusaka yang diberi nama Ki Jimat pun turut dikeluarkan dari kotak penyimpannya dan dicuci. Menurut Hempi, Ki Jimat merupakan simbol Kaprabonan yang diwariskan turun-temurun terhadap putra mahkota yang memegang tampuk kepemimpinan Kaprabonan.

“Ki Jimat merupakan simbol keberadaan Kaprabonan sejak Kaprabonan mandiri dari Kesultanan Kanoman pada 1696. Karenanya, Ki Jimat benar-benar kami jaga sampai generasi ke-10 ini,” tutur Hempi, Cirebon, Rabu (25/01/2012).

Selain Ki Jimat, setidaknya puluhan benda pusaka lain dibersihkan melalui serangkaian ritual yang didahului doa bersama yang dipimpin KH Abdul Latief dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon. Benda-benda pusaka yang dicuci, berupa keris, kujang, hingga mata tombak. Termasuk diantaranya enam benda pusaka yang dicuri pada akhir Juni 2011 lalu.

Pencucian dilakukan langsung Sultan Kaprabonan Cirebon X Pangeran Hempi Raja Kaprabon, menggunakan air yang diambil dari sumur Kaprabonan dicampur air bunga mawar, melati, maupun kenanga. Sebelumnya, benda pusaka dibalur air perasan jeruk nipis.

Dia menegaskan, pencucian benda pusaka lebih pada upaya menjaga kebersihan masing-masing benda agar tak berkarat. Setelah dicuci, benda-benda pusaka tersebut selanjutnya diberi wewangian.

Pencucian benda pusaka sendiri merupakan salah satu tradisi Kaprabonan yang masih ada hingga kini. Sebelumnya, jelang peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, serangkaian tradisi lainpun digelar seperti penabuhan Gong Sekati hingga pertunjukan wayang golek.

“Tapi sejak sekitar 1975, rangkaian itu tidak ada lagi sampai kini karena kendala teknis, seperti peralatan gamelan yang kurang lengkap akibat dijual atau ada di keratin lain,” Ungkapnya.

Karena itu, melalui pencucian benda pusaka Kaprabonan bermaksud memertahankan tradisi yang masih ada. Di sisi lain, kegiatan sekaligus hendak menunjukkan eksistensi budaya Cirebon yang hidup di sekitar Kaprabonan.

Hempi yang juga dikenal sebagai PNS di lingkungan Pemkab Cirebon ini menambahkan, tradisi pencucian benda pusaka tidak harus dilaksanakan pada 1 Maulid setiap tahunnya mengingat benda pusaka sebenarnya bisa dibersihkan sepekan sekali. Namun, pencucian dalam hal ini lebih melihat pada momentum, di mana banyak orang berkumpul, seperti Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam maupun kliwonan. (Admin-HASMI/ok).

Check Also

Hadirilah..!! TABLIGH AKBAR & LIQO SYAWAL Ahad, 14 Mei 2023

Hadirilah..!! TABLIGH AKBAR & LIQO SYAWAL Dengan Tema : 🌷 “Tarbiyah Romadhon Melahirkan Mujahid Dakwah” …

slot