JAKARTA – Pendiri Viva Palestina George Galloway asal Inggris berkunjung ke Indonesia. Pria yang pernah menjadi anggota parlemen Inggris periode 1987 sampai 2010 ini tiba di Indonesia pada 23 Januari 2012 lalu. Ia akan berada di Indonesia untuk berkampanye lewat dialog dan seminar tentang perjuangan kemerdekaan Palestina hingga 1 Ferbuari 2012 mendatang.
Dalam acara “International Dialogue For Palestine,” Rabu (25/1/2012), di Restoran Pulau Dua, bilangan Senayan, Jakarta Selatan, George yang telah berjuang untuk Palestina selama lebih dari 30 tahun ini menyampaikan beberapa proyek yang akan diselenggarakan Viva Palestina.
Proyek pertama yang akan diselenggarakan Viva Palestina pada tanggal 31 Maret ini adalah “Day of The Land”, dimana seluruh elemen di dunia terutama negara-negara yang ada di sekeliling Yerusalem akan bergerak mengelilingi perbatasan-perbatasan di sana seperti Jordan, Syria dan beberapa negara lainnya. Ia juga meminta seluruh negara yang concern terhadap Palestina untuk mengadakan upaya apa pun memperjuangkan Palestina di negara mereka masing-masing.
Proyek kedua tanggal 15 Mei yang merupakan hari Nakhbah, Viva Palestina akan melangsungkan konvoynya yang ke-enam, di mana dalam konvoy ini selain akan memberikan sumbangan berupa materi, juga akan menyampaikan pesan politik bahwa hak warga Palestina untuk kembali itu tidak bisa diganggu gugat.
Proyek lainnya adalah proyek musim panas tentang Palestina yang akan diselenggarakan di American University of Beirut. Di sana akan diadakan kuliah atau seminar tentang Palestina dan karena selama ini belum ada yang memberikan kuliah atau pemateri dari Indonesia, beliau berharap nantinya akan ada yang menyampaikan kuliah tentang Palestina dari Indonesia.
Sementara itu, hadir pula Anggota DPR RI dari FPKS Al Muzammil Yusuf yang menanggapi pernyataan dari George Galloway bahwa selama ini Indonesia berjuang secara individual untuk membebaskan Palestina dan tidak bergabung dalam 16 negara lainnya di Viva Palestina.
Menurut Al Muzammil Yusuf bahwa bulan Juni 2010 yang lalu delegasi Indonesia adalah delegasi terlengkap yang berkunjung ke Palestina yang datang bersama pimpinan Parlemen, dimana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Komisi I sudah menyepakati tentang perjuangan kemerdekaan Palestina karena ini adalah amanat Undang-Undang. Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesiaa sudah didesak untuk memberikan bantuan sebesar 2 juta dolar kepada rakyat Palestina, namun lantaran peraturan di Mesir tidak mengizinkan membawa uang tunai sebesar itu, maka disarankan untuk ditransfer melalui Government to Government untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, Gaza, Palestina.
Sayangnya menurut sumber Mer-C ternyata uang tersebut tidak sampai untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang direncanakan sebelumnya, padahal di lokasi tersebut sudah diresmikan bersama delegasi Indonesia.
Salain itu Indonesia juga sedang menggagas GKSB (Group Kerja Sama Bilateral) untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Selain itu Komisi I juga mendesak Menlu untuk membuka kedutaan besar Indonesia di Ramallah, Palestina meski pun selama ini Israel terus menolak negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk membuka kedutaan besar di Ramallah, Palestina. (Admin-HASMI/voa-i).