AS – Hanya karena berjilbab, seorang wanita Muslim di Amerika Serikat diusir petugas pengisian bensin Chevron di Pembroke Pines, Florida, Amerika Serikat. La-Fleur Mohamed, Muslimah tersebut, merasa dipermalukan seorang karyawan Chevron yang memintanya melepas jilbab. “Anda tidak bisa datang ke sini dengan berpakaian seperti itu,” kata Mohamed menirukan sang petugas tersebut di stasiun pengisian bensi toko, di barat Boca Raton, pada Oktober.
Ketika ia akan membayar, tiba-tiba karyawan itu merampas dompet dan uangnya. Karyawan itu kemudian melempar uang dan dompet tersebut ke La-Fleur. “Kamu tidak bisa berpakaian seperti itu di sini. Lepas dan saya ingin melihat seluruh wajahmu,” bentak si karyawan.
La-Fleur langsung menolak seruan karyawan tersebut. La-Fleur lalu mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melepas pakaiannya karena ini bagian dari agama dan keyakinannya. Lalu, si karyawan mengatakan,”Saya tidak bisa melayani orang-orang seperti anda.”
La-Fleur Mohamed, 39 thn, warga Boca Raton, ibu empat anak, sejak saat itu dibantu Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) guna menggugat Chevron.
Pada konferensi pers di Pembroke Pines pada Rabu, ia dan CAIR menuntut petugas Chevron itu mengakui bahwa terjadi diskriminasi agama. Mereka ingin seluruh perusahaan Chevron memulai pelatihan tambahan agar pelanggaran tersebut tidak terjadi lagi.
”Yang terakhir, tanggal 17 Januari 2012, menyatakan perusahaan meninjau masalah ini, tidak melihat bukti diskriminasi, tetapi “mengambil tindakan korektif untuk mengatasi masalah ini.”
“Para pihak yang terlibat atas penghinaan publik terhadap saya perlu mengambil tanggung jawab dan menerima bahwa mereka tidak melanggar hak-hak saya dan meminta maaf,” kata Mohamed.
Juru bicara Chevron, Brent Tippen, mengatakan, Mohamed diminta oleh karyawan untuk melepas jilbabnya. Namun ia mengatakan, hal itu dilakukan sang karyawan untuk keamanan karena pengecer rentan terhadap pencurian dari orang-orang memakai masker dan penutup wajah lainnya.
“Kami sepenuhnya percaya, karyawan kami bertindak tanpa maksud untuk melanggar prinsip-prinsip agama Ms. Muhammad, dan pendapat bahwa diskriminasi terjadi di Chevron benar-benar palsu,” katanya.
“Chevron, yang mempekerjakan 60.000 pegawai dari seluruh dunia, memiliki kebijakan yang mengharuskan setiap orang harus diperlakukan dengan hormat dan bermartabat,” katanya. (Admin-HASMI/pus/ddhk/Mel).