JEPARA – Jumlah masjid besar dan megah di Provinsi Jawa Tengah akan bertambah satu dalam dua tahun ke depan. Namanya, Masjid Samudera Biru. Dengan luas bangunan 698 meter persegi dari total lahan 5,6 hektare,konsep masjid yang bangun di RT 01/RW 03 Desa Bulungan, Kecamatan Pakis Aji, Jepara ini nanti terbilang unik.
Sebab bangunannya bakal mengadopsi konsep dua masjid yang diagungkan umat Islam dunia, dan satu masjid bersejarah di Tanah Air. Penasihat Yayasan Darul Aitam Mutiara Samudera Biru yang memprakarsai pembangunan Masjid Samudera,Seto Resmiantoro mengatakan masjid ini mungkin tidak semegah Masjid Dian al Mahri (Masjid Kubah Emas) di Depok, Jawa Barat atau Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kota Semarang.
Meski begitu,masjid yang diperkirakan menghabiskan dana Rp77 miliar tersebut mempunyai keunikan tersendiri. Keunikannya yakni konsep pembangunannya mengacu pada tiga bangunan suci bagi umat Islam.Yakni, Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi dan Masjid Al Aqsha di Yerussalem, Palestina.Kedua masjid ini, kata Seto, dijadikan acuan karena mempunyai banyak kenangan nilai-nilai dan semangat perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama cinta damai ini ke seluruh pelosok dunia.
Sedangkan satu bangunan lainnya ada di Indonesia,yaitu Masjid Agung Demak (Bintoro). Masjid ini merupakan saksi sejarah perjuangan Walisongo menyebarkan agama Islam yang mampu berdamai dan menghargai kearifan lokal yang ada di bumi Nusantara ”Kita berharap masjid ini nantinya menjadi tonggak semangat baru untuk syiar Islam yang teduh,” jelasnya dikutip laman Sindo, Senin (13/02/2012).
Pembina Yayasan Darul Aitam Mutiara Samudera Biru Heriningsih menambahkan, pembangunan masjid tidak hanya untuk menjadi tempat syiar Islam saja.Tapi bisa juga untuk aktivitas wisata religi, kegiatan belajar-mengajar, dan kegiatan positif lainnya bagi umat. Ke depan, lanjut dia, di lokasi yang sama pihaknya berencana membangun gedung untuk kegiatan belajar-mengajar mulai dari usia dini hingga perguruan tinggi.
Konsep pembelajaran yang ditawarkan mengacu metode yang diajarkan di Al Azhar, Kairo, Mesir.
”Untuk itu lahan akan terus kita perluas.Visi kita lokasi ini nantinya menjadi pusat syiar Islam, maupun aktivitas pembelajaran. Impian kita banyak orang dari luar daerah yang datang ke desa ini, baik sekadar wisata religi, belajar maupun hal-hal lainnya,”tuturnya.
Sementara itu, sebanyak 1.000 anak yatim dari seluruh wilayah Jepara kemarin berkumpul di tanah lapang di RT 01/RW 03 Desa Bulungan,Kecamatan Pakis Aji.Kehadiran anak yatim ini dalam rangka pemberian santunan dan doa bersama seiring proses pembangunan Masjid Samudera Biru yang lokasinya bersebelahan dengan tanah lapang tersebut. (Admin-HASMI/HD).