Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda tentang negeri yang kini sedang dilanda ujian dan cobaan dengan kezholiman sang pemimpin yang berpaham sesat lagi menyesatkan; Syi’ah Nushoiriyyah.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
((عَلَيْكَ بِالشَّامِ؛ فَإِنَّهَا خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ، يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ، فَأَمَّا إِنْ أَبَيْتُمْ، فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ، وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ، فَإِنَّ اللَّهَ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ))
“Pergilah ke Syam, karena ia adalah bumi pilihan Alloh, Dia memilih hamba-hamba terbaik-Nya untuk ke sana. Jika kalian tidak mau, maka pergilah ke Yaman dan minumlah dari telaga-telaganya. Karena sesungguhnya Alloh telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Dishohihkan oleh al-Albani).
Suriah, satu negeri yang termasuk bagian dari Syam ini dibuka pertama kali oleh Kholifah Umar bin Khoththob Radiyallahu ‘anhu. Banyak dari kalangan sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam serta orang-orang sholih yang berhijrah ke sana, karena keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan dalam hadits tersebut. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti Imam Nawawi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan Ibnu Katsir Rahimahullah.
Namun saat ini penduduk Suriah sedang mencekam, dimana pembantaian terhadap penduduknya yang dilakukan oleh presiden Basyar al-Asad terjadi dimana-mana; sudah menjadi pemandangan yang biasa jika tentara Basyar telah menyiksa rakyat sipil di jalan-jalan atau di trotoar-trotoar, bahkan mereka tak segan membunuhnya. Tidak terkecuali dengan anak-anak kecil dan orang tua yang tidak mempunyai kekuatan pun mendapatkan siksaan yang hebat dari penguasa dan bala tentaranya yang zholim dan keji itu. Kaum Muslimah Suriah pun terenggut kehormatannya, mereka berkata; “Jika kalian tidak mampu mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan kami, maka kirimkan saja pil-pil anti hamil kepada kami agar kami tidak perlu mengandung anak dari manusia-manusia keji itu!!”
Bukan hanya itu saja kebiadaban rezim Basyar, yang lebih hebat dari kezholiman mereka adalah memaksa rakyatnya untuk sujud diatas gambar sang presiden yang haus darah itu.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah tentang mereka; sang penganut Syi’ah Nushoiriyyah:
(( أكفر من اليهود والنصارى ، بل وأكفر من كثير من المشركين ، وضررهم أعظم من ضرر الكفار المحاربين مثل التتار ))
“…Jauh lebih kufur daripada Yahudi dan Nasroni. Bahkan lebih kufur dari kebanyakan kaum musyrikin, dan bahaya mereka jauh lebih besar dari bahaya kaum kafir yang memerangi Islam, seperti bangsa Tartar…”
Ternyata kebengisan dan kebiadaban Basyar kepada rakyatnya mendapatkan dukungan dari negeri Iran. Sumber-sumber intelijen melaporkan Iran merupakan sutradara sesungguhnya dari segala kebiadaban terhadap warga sipil Muslim di Suriah, untuk mempertahankan rezim Basyar al-Asad. Sumber-sumber intelijen Barat seperti dikutip situs mufakkiroh Islam, Selasa (20/3/2012) melaporkan bahwa dalam dua bulan pertama 2012, Garda Revolusi Iran menambah jumlah pasukannya yang dikirim untuk memperkuat militer rezim al-Asad.
Dalam dua bulan terakhir ini, Iran telah mengirimkan 1000 perwira ke Suriah. Mereka terlibat langsung dalam semua serangan yang dilakukan oleh militer rezim Suriah, aparat kepolisian, dan milisi Sy’ah Shabihah. Laporan itu menyatakan bahwa Garda Revolusi Iran memimpin langsung bombardier massif dan aksi-aksi pembantaian terhadap rakyat sipil Muslim di Homs dan Rastan.
Seorang pengamat militer Iran dan anggota partai Solidaritas Ahwaz yang bernama Nahi Sa’idi kepada stasiun TV al-Arobia mengatakan: “Kemungkinannya bahkan lebih besar lagi. Iran akan mengerahkan seluruh kekuatan militer, kepolisian, dan ekonominya untuk mendukung rezim Suriah, apapun resiko yang akan dihadapi. Bagi Iran, pergolakan di Suriah adalah peperangan yang sangat menentukan nasib. Bukan hanya menentukan nasib rezim Suriah, namun juga nasib Iran sendiri.” Mengapa Iran begitu bersemangat membantu rezim Basyar untuk mempertahankan kekuasaannya?! Maka Nahi Sa’id melanjutkan komentarnya: “Hari ini kita melihat Teheran mulai mengerahkan secara penuh kekuatan militernya untuk mendukung rezim Suriah, karena Teheran memandang saat ini pemerintah Suriah menghadapi bahaya yang sebenarnya. Teheran melihat Bashar al-Asad sudah kehilangan kekuasaannya. Jika pemerintah Suriah jatuh, maka Teheran akan kehilangan dominasinya atas kawasan Timur Tengah. Dengan begitu, Teheran akan kehilangan kendalinya untuk membuat konflik di kawasan Timur Tengah dengan dalih membendung Israel.”
Dalam kesempatan lawatannya ke negeri Iran untuk menghadiri pertemuan nasional dengan presiden Syi’ah Iran; Ahmadinejad, mufti rezim Suriah; Badrudin Hasun menyampaikan ungkapan terima kasih rezim Suriah atas dukungan Iran yang terus-menerus. Selama ini Iran selalu menjustifikasi dukungannya terhadap kebiadaban rezim Suriah dengan alasan ‘membendung bahaya zionis’. Namun semua Muslim mengetahui dalih tersebut adalah kebohongan besar belaka. Iran dan Suriah disatukan oleh agama Syi’ah ekstrim dan memiliki tujuan sama yaitu mendirikan imperium Syi’ah di kawasan Timur Tengah.
Inilah alasan sebenarnya, mengapa negeri Syi’ah Iran sangat bersemangat mengeluarkan segenap pengorbanannya untuk membantu rezim Basyar, tidak lain karena mereka punya kepentingan untuk terus memperkuat dan mempertahankan paham Syi’ahnya untuk terus mencengkeram kaum Sunni di Jazirah Arab. Untuk itulah pengamat politik Kuwait; Sholih as-Su’aidi, mengkritik keras sikap diam negara-negara Arab dan Teluk terhadap krisis yang terjadi di Suriah. Ia menjelaskan jika Iran berhasil mempertahankan rezim Basyar al-Asad, niscaya Iran telah merealisasikan kemenangan strategis yang besar. Negara-negara Arab dan Teluk akan menanggung akibat buruknya untuk masa yang panjang. Menurutnya, negara-negara Arab dan Teluk harus mendukung gerakan demonstran Suriah dan mengambil langkah strategis yang jelas dalam menyikapi krisis Suriah. Mereka tidak boleh lagi tinggal diam, karena pergolakan di Suriah merupakan ajang pertarungan melawan dominasi Iran.
As-Su’aidi menegaskan bahwa dukungan dan bantuan Iran kepada Suriah bukanlah hal yang aneh. Itu sangat logis dan realistis. Bagi Iran, Suriah adalah sekutu yang urgen dan strategis sebagai bagian pokok dari usaha Iran untuk meluaskan dominasinya atas kawasan Arab. Sikap yang aneh, kata as-Suaidi, justru diambil oleh negara-negara Arab di kawasan Teluk, padahal notabenenya mereka adalah lawan politik Iran.
Rakyat Suriah ternyata bukan hanya menghadapi gempuran dari rezim Basyar yang disokong oleh Syi’ah Iran saja, mereka juga harus menghadapi para sekutu yang memiliki kepentingan yang sama. Rusia dan China tidak mau ketinggalan dengan langkah Syi’ah Iran dalam mendukung Basyar al-Asad untuk memberangus rakyatnya yang mencoba-coba ingin melengserkannya.
Situs open source intelijen militer berbasis di Israel melaporkan bahwa dua kapal angkatan laut Rusia telah berlabuh di pelabuhan Tartus Suriah. Pelabuhan Tartus Suriah sekarang menjadi pangkalan angkatan laut milik Rusia di luar wilayah mantan negara Uni Soviet tersebut.
Pada hari Sabtu (4/2/2012) waktu New York, AS, Rusia, yang merupakan sekutu lawas Suriah, dan China, menggunakan hak veto yang mereka miliki sebagai anggota tetap DK PBB untuk menjegal draf resolusi yang diajukan oleh Maroko. Moskow dan Beijing menolak draft tersebut sebagai “tidak seimbang”. Rancangan resolusi tersebut menyerukan penghentian segera gelombang kekerasan terhadap warga sipil di Suriah, dan sudah menghilangkan semua ancaman sanksi terhadap Suriah maupun dukungan terhadap operasi militer internasional terhadap Suriah. Tiga belas dari 15 anggota DK PBB menyetujui rancangan resolusi tersebut, tetapi China dan Rusia untuk kedua kalinya menggunakan hak veto mereka setelah pada Oktober 2011 mereka juga memveto rancangan resolusi terhadap Suriah. Sehingga Rusia dan China menggagalkan keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap rezim Suriah. Cina dan Rusia sampai saat ini setia mendukung rezim Suriah secara politik, ekonomi, dan militer. Tidak mengherankan jika Rusia dan Cina mendukung kekejamannya dengan memveto rancangan keputusan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Basyar al-Asad, karena selain berpaham Syi’ah Nushoiriyyah, Basyar al-Asad pun berpaham komunis-sosialis.
Akan tetapi, betapapun dahsyatnya gempuran yang dilancarkan oleh Basyar, ada harapan yang senantiasa melekat pada rakyat Suriah untuk mendapatkan kebaikan dari negerinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
طُوبَى لِلشَّامِ, قِيلَ: وَلِمَ ذَلِكَ, يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: (إِنَّ مَلاَئِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا). صحيح الترمذي,(3/ 254)
“Beruntunglah Syam!” Sahabat bertanya: “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Lalu beliau menjawab: “Karena sungguh malaikat Alloh membentangkan sayap-sayapnya kepada negeri itu.” (Lihat Shohih at-Tirmidzi, 3/254).
Jika musuh-musuh kaum Ahlussunnah wal Jama’ah sangat antusias untuk membantu memerangi dan memberangus kaum Sunni, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk perjuangan saudara-saudara kita di Suriah?! Maka kalaupun kita tidak bisa membantu mereka secara langsung, maka panjatkanlah do’a untuk kemenangan perjuangan saudara-saudara kita..!!