PAKISTAN – Ribuan warga Pakistan, yang memulai “long march” dari kotaLahore pada hari Minggu, untuk memprotes keputusan pemerintah membuka kembali rute pasokan NATO ke Afghanistan, telah mencapai Islamabad.
Pada hari Senin, lebih dari 30.000 demonstran berkumpul di luar parlemen Pakistan dan meneriakkan “Matilah Amerika Serikat” dan slogan-slogan anti-AS lain, AFP melaporkan.
Gerakan protes ini diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan (DPC), sebuah aliansi dari 40 kelompok agama dan partai politik.
Ketua DPC Maulana Samiul Haq mengatakan kepada para pengunjuk rasa, “Ini perjalanan panjang melawan perang salib dan Yahudi. Gerakan ini akan berlanjut dan kami sekarang akan fokus pada daerah dari mana pasokan disalurkan ke pasukan NATO di Afghanistan.”
“Kami sekarang akan menggelar long march dari Quetta ke Chaman 14-15 Juli dan Peshawar ke Torkham 16-17 Juli,” katanya.
Pada hari Minggu, ribuan aktivis DPC dan demonstran lainnya dari seluruh negeri ikut konvoi bus, truk, dan mobil dalam perjalanan 275 kilometer dari Lahore ke ibukota.
Hafiz Mohammad Saeed, pemimpin Jamaat-ud-Dawa (JUD), sebuah badan amal Islam yang terkait dengan DPC, mengatakan pada hari Minggu, “Insya Allah, pawai ini akan menjadi tumpuan pertahanan sebenarnya dari Pakistan.”
Pakistan telah menjadi rute pasokan utama untuk pasukan koalisi pimpinan Amerika yang menduduki Afganistan dari Oktober 2001 sampai November 2011. Bulan lalu, NATO mencapai kesepakatan dengan Uzbekistan, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan untuk memungkinkan aliansi militer Barat mengangkut kendaraan dan peralatan militer lainnya dari Afghanistan melalui negara-negara tersebut.
NATO sebelumnya membuat kesepakatan dengan Rusia pada rute keluar, yang memungkinkan aliansi untuk mengirim puluhan ribu kendaraan dan perlengkapan dari Afghanistan ke Eropa akhir tahun ini. (Admin-HASMI/MsDaily).