Solo-HASMI.org|Penggerebekan orang-orang yang diduga teroris di Solo oleh Densus 88 memunculkan beberapa keanehan, terutama terkait ditemukannya cairan kimia netrogliserin.
“Densus 88 Indonesia melebihi pasukan antiteror AS. Kalau AS saja tidak bisa menemukan bom kimia di Irak, maka Densus 88 Indonesia menemukan bahan kimia netrogliserin di Solo bahkan jumlahnya berkilo-kilo, ini luar biasa,” kata Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya kepada itoday, Selasa (25/9/2012).
Menurut Mustofa, anggota Densus 88 yang menenteng cairan kimia netrogliserin dengan wajah tanpa ada rasa ketakutan itu merupakan keanehan.
“Menenteng cairan kimia netrogliserin dengan sangat santai tidak mungkin dan disyuting televisi. Saya sarankan, kalau Densus 88 disyuting televisi jangan terlihat santai membawa cairan kimia, kalau kelihatan santai nanti dicurigai,” paparnya.
Ia juga menyatakan, pernah mendapat pesan pendek (SMS) dari aparat kepolisian bahwa bahan cairan kimia itu sudah dijinakkan. “Saya jawab sms itu, cairan kimia itu tidak bisa dijinakkan, kalau rangkaian bom yang ada kabel dan detonator bisa dijinakkan,” ungkapnya.
Kata Mustofa, orang-orang yang diduga teroris sudah mengetahui sedang dipantau pihak Densus 88 tetapi masih menyimpan bahan-bahan peledak maupun bahan kimia. “Ini yang aneh, bodoh, tolol. Tetapi intinya apapun alasannya, Densus ingin menghabisi ‘teroris’, termasuk bisnis-bisnisnya. Sebuah penerbitan Arofah dihabisi termasuk buku-buku jihad,” ungkapnya.
Mustofa juga masih meragukan Joko Parkit pernah menyelamatkan Noordin Moh Top. “Joko Parkit orang lama, dulu pernah menginapkan Noordin, saya ragu, apa benar Noordin, banyak teroris mengaku bertemu Usamah, bahkan dalam persidangan tidak kenal. Ini keanehan-keanehan terorisme di Indonesia, ini serba janggal,” pungkasnya.