Meneropong Alam Surga (Bagian akhir)

Di surga terdapat pasar, namun tidak ada jual beli. Setiap orang yang menginginkan sesuatu, ia bisa mengambilnya dari pasar tersebut tanpa membayar. Di dalamnya terdapat sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya di surga terdapat pasar yang didatangi penghuni surga setiap hari Jum’at. Angin dari arah utara berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka hingga membuat mereka semakin tampan dan elok. Lalu mereka kembali kepada istri dalam keadaan bertambah tampan. Istri mereka pun berkata, “Demi Allah, setelah kalian meninggalkan kami, kalian bertambah tampan. Mereka menjawab, “Dan kalian, demi Allah, setelah kami tinggalkan, juga bertambah rupawan.” (HR. Muslim).

Pemandangan Lain di Surga.

Para penghuni surga akan dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal. Mereka duduk sambil bersandar di atas bantal hijau dan permadani yang indah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. al-Kahfi [18]: 30-31).

Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut:

“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.” (QS. ar-Rohman [55]: 54).

“Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.” (QS. ar-Rohman [55]: 76).

“Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” (QS. al-Ghosyiyah [88]: 13-16).

Kemah, ranjang dan sofa surga.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. ath-Thur [52]: 20).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

“Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.” (QS. al-Waqi’ah [56]: 15-16).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

((إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا ))

“Sesungguhnya seorang Mukmin memiliki kemah di surga, yang terbuat dari satu permata berlubang dengan panjang enam puluh mil. Di dalamnya ia memiliki keluarga (istri), namun satu dengan yang lainnya tidak bisa melihat.”  (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Pelayan di surga.

Para pelayan yang senantiasa sibuk melayani para penghuni surga adalah wildanun mukholladun (anak-anak muda yang tetap muda).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir.” (QS. al-Waqi’ah [56] : 17-18).

Kenikmatan Surga Terbesar.

Bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat nanti, “bertetangga” dengan-Nya di surga yang indah… memandang wajah-Nya Yang Maha indah tak terhingga… adalah kebahagiaan abadi tiada tara, takkan pernah berakhir atau tersisipi kepahitan sedikitpun. Kebahagiaan, kesenangan dan kelezatan bertemu dan memandang wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah suatu kebahagiaan yang jauh melebihi kenikmatan-kenikmatan istana emas di surga, sungai-sungainya yang bermacam-macam, pohon-pohonnya yang rindang, bebuahannya yang sangat lezat, kesehatan dan kekuatan yang langgeng abadi, keelokan bidadari jelita, serta kenikmatan-kenikmatan luar biasa lainnya yang tidak terhitung banyaknya…

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS. al-Qiyamah [75]: 22-23).

“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.” (QS. al-Muthoffiffin [83] : 22-23).

Abu Huroiroh Radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Robb kami pada hari Kiamat?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab:

“Apakah kalian mendapati kesulitan melihat bulan pada malam purnama?”

Orang-orang itu menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.” Rasulullah pun melanjutkan:

“Apakah kalian kesulitan melihat matahari yang tidak ditutupi awan?”

Mereka menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah.” Nabi mengakhiri sabdanya:

“Maka demikian itulah kalian akan melihat-Nya.” (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:

“Ketika penghuni surga telah memasuki surga, Allah berfirman kepada mereka, “Apakah kalian menginginkan Aku menambahkan sesuatu untuk kalian?” Mereka menjawab, “Bukankah Engkau sudah memutihkan wajah kami?” Engkau sudah memasukkan kami ke surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Setelah itu Allah membuka tirai penghalang. Tidak ada karunia yang lebih mereka sukai daripada melihat Robb mereka Yang Maha Mulia lagi Maha Agung.”  (HR. Muslim).

Wahai hamba Allah…renungkan dan perhatikanlah kesenangan dan kenikmatan dunia dibandingkan dengan akhirat.

Kesenangan dan kenikmatan dunia ini sifatnya sementara karena yang kita rasakan untuk waktu yang sangat pendek dan singkat. Berbeda dengan kesenangan dan kenikmatan di akhirat yang tiada henti, tiada terputus-putus dan tiada akhirnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa adalah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (QS. ar-Ro’du [13]: 35). (Red-HASMI)

Check Also

Hukum Merayakan Tahun Baru

Sejarah Kelam Tahun Baru Beberapa hari lagi kita akan menyaksikan perayaan besar, perayaan yang dilangsungkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot