BEIRUT-HASMI.org| Pada hari Senin (26/11), Sekjen Hizbullah; Hasan Nasrullah dalam pidatonya dihadapan warga Syi’ah yang merayakan hari Asyura telah mengatakan bahwa Negara Syi’ah Iran merupakan teman dan pendukung Negara Arab serta kaum muslimin.
“Hari demi hari, bertambah jelas bagi masyarakat Arab dan muslim bahwa Republik Islam Iran adalah teman Arab dan teman semua muslim serta pendukung masyarakat yang tertekan dan masyarakat yang wilayahnya diduduki,” Demikian kata Hassan Nasrallah seperti dilansir Press TV.
lebih lanjut dia mengatakan, “Hal itu jelas selama konfrontasi terakhir yang terjadi di Jalur Gaza dan sebelum itu di Libanon,”
Apa yang dikatakan oleh Hasan Nasrullah tidak sesuai fakta lapangan sama sekali, dalam beberapa informasi yang diliput oleh media elektronik ataupun media cetak, tidak pernah terdengar bahwa Iran mengirimkan bantuannya kepada warga Palestina yang telah dibombardir oleh zionis Israel hingga merenggut ribuan nyawa, padahal mereka konon mempunyai persenjataan yang canggih, tetapi untuk rezim Suriah yang beragama Syi’ah, Iran memberikan bantuan dengan mengirimkan pasukan perang dan intelejen plus dengan persenjataannya.
Duniapun mengetahui bahwa Mesir-lah yang selama ini banyak membantu kaum muslimin di Palestina, baik berupa pengiriman bantuan materil berupa makanan dan obatan-obatan maupun moril hingga terjadinya kesepakatan gencatan senjata.
Bualan Hasan Nasrullah yang mengatakan “Kita bergantung pada Republik Islam yang berani, penting dan percaya diri ini, yang tidak mempedulikan tekanan Presiden AS Barack Obama, ataupun ancaman-ancaman George Bush sebelum Obama,” pun hanya untuk menipu kaum muslimin demi menggaet simpati kaum muslimin dunia.
Iran dengan cadangan minyaknya sangat besar plus program pengembangan nuklirnya, seharusnya menarik minat Amerika untuk menginvasi negara itu, akan tetapi faktanya berkata lain; Amerika justru membantu Iran dengan menumbangkan rezim Saddam Husein yang selama ini merupakan ancaman Iran. Fakta lainnya; dalam kasus Iran Contra Gate terbongkar skandal, ternyata dibalik gerakan kontra di Nikaragua, Amerika memasok senjata kepada para gerilyawan itu, yang kemudian diketahui ternyata dananya hasil dari kerjasama jual-beli minyak dengan Iran. Padahal dalam kampanye dunia sudah dimaklumkan bahwa Amerika itu sedang konflik dengan Iran. (Red-HASMI)