Adakah Anjuran Sholat Dhuha?

Nama : EI-026 EDIMUTSU
Angkatan 5

Pertanyaan:
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bagaimana sih sunnah yang dianjurkan pada sholat dhuha?
Saya pernah dengar kalo Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam jarang melakukan sholat dhuha.
Terimakasih.

Jawab:
Waalaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh..
Alhamdulillah.

Pertama, Sholat Dhuha merupakan sunnah mu’akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Nabi shollallohu’alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan Muslim, no. 1176.

Dari hadits Aisyah rodhiallohu’anha, dia berkata,

( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ )
“Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam sholat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.”

Syekh Ibnu Baz rahimahullah berkata dalam kitab Majmu Fatawa, 11/389, “Sholat Dhuha adalah sunnah mu’akkadah yang telah dilakukan oleh Nabi shollallohu’alaihi wasallam dan beliau perintahkan kepada para shahabatnya.”

Kedua, terdapat beberapa hadits dari Nabi shollallohu’alaihi wasallam tentang keutamaan sholat Dhuha, di antaranya:

1) Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allohu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma’ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (sholat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.”
(HR. Muslim, no. 1181)

Imam Nawawi rohimahulloh berkata, sabda beliau sholallohu’alaihi wasallam,

وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
‘Semua itu dapat terpenuhi (cukup tergantikan) dengan (sholat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha’

Kata (يجزي) dapat dibaca dhomah atau fahtah di awalnya. Jika dibaca dhammah (يُجْزِي) artinya adalah dibalas, sedangkan jika dibaca fathah(يَجْزِي) berasal dari kata جزى يجزي artinya adalah cukup.

sebagaimana firman Allah Ta’ala,
: لا تَجْزِي نَفْس
Atau sebagaimana hadits,
لا يَجْزِي عَنْ أَحَد بَعْدك
Tidak cukup dengan orang selainmu.
Hadits ini merupakan dalil tentang besarnya keutamaan dan kedudukan sholat Dhuha, dan bahwa dia sah jika dilakukan sebanyak dua rakaat.” (Syarh Muslim, oleh Imam Nawawi)

2) Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1178, dan Muslim, no. 721, dari Abu Hurairah rodhiallohu’anhu, dia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan sholat Witir.”

Dari Abu Darda rodhiallahu’anhu, dia berkata,
“Kekasihku telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku; Puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhuha dan tidak tidur sebelum aku menunaikan (sholat) Witir.”
(HR. Muslim, no. 1183)

Qurtubi rohimahulloh berkomentar: “Wasiat Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam kepada Abu Darda’ dan Abu Hurairah rodhiallahu’anhuma menunjukkan akan keutamaan Sholat Dhuha dan banyak pahalanya serta penekanannya. Oleh karena itu beliau berdua senantiasa menjaganya dan tidak (pernah) meninggalkan.”
Selesai dari kitab ‘Al-Mufhim Lima Asykala min Talkhisi Muslim’

3) Dari Abu Darda dan Abu Dzar rodhiallohu’anhuma dari Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam, dari Alloh Azza wa Jalla, bahwa Dia berfirman, “Wahai anak Adam sholatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya.” (HR. Tirmizi, no. 437, dishahihkan oleh Al-Albany)

Al-Mubarakfuri rohimahulloh berkata, yang dimaksud sholat di awal siang adalah sholat Dhuha, ada pula yang mengatakan sholat isyraq, ada pula yang mengatakan sholat sunnah Shubuh dan fardhunya, karena dia merupakan sholat fardhu pertama di siang hari. Aku katakan,’Pengarang (sunan Tirmizi) begitu juga Abu Daud memahami sholat tersebut sebagai sholat Dhuha, karena itu keduanya memasukkan hadits ini dalam bab sholat Dhuha. Sedangkan yang dimaksud menjaga adalah menjaga urusannya hingga akhir siang. Ath-Thaiby berkata, maksudnya adalah ‘Aku lindungi kesibukan dan kebutuhanmu serta melindungi engkau dari segalah keburukan setelah sholatmu hingga akhir siang. Maksudnya, berkonsentrasilah beribadah kepada-Ku di awal siang, maka Aku akan tenangkan pikiranmu hingga akhir siang dengan memenuhi semua kebutuhanmu.” (Tuhfatul Ahwazi, 2/478)

4) Dari Abu Hurairah rodhiallohu’anhu, dia berkata, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda,
“Tidak ada orang yang memelihara sholat Dhuha, melainkan dia seorang yang kembali, karena dia adalah sholat awwaabin (sholatnya orang-orang yang kembali).” (HR. Ibnu Khuzaimah, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/164)

5) Dari Anas bin Malik rodhiyallohu’anhu, dari Nabi sholallohu’alaihi wasallam beliau bersabda,
“Siapa yang sholat Fajar berjamaah, kemudian duduk untuk berzikir kepada Alloh hingga matahari terbit, kemudian dia sholat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmizi, no. 586, dinyatakan hasan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmizi)

Al-Mubarakfuri rohimahulloh berkata dalam kitab Tuhfatul Ahwazi bi syarhi Jami At-Tirmizi, 3/158: Sabda beliau ‘Kemudian sholat dua rakaat’ maksudnya adalah setelah matahari terbit. Sedangkan Ath-Thaybi berkata, maksudnya adalah, ‘Kemudian dia sholat setelah matahari naik setinggi tombak, sehingga waktu dimakruhkan sholat telah habis. Ini adalah sholat yang dinamakan sholat Isyraq, dia adalah awal (waktu) sholat Dhuha.”

Wallahu’alam

Check Also

Hukum Orang Yang Memakai Susuk Meninggal Dunia

Hukum Orang Yang Memakai Susuk Meninggal Dunia Nama : FR-190 FERLIYANSYAH Pertanyaan: Assalamu’alaikum mau nanya …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot