Agar Cinta Bersemi Indah

Agar Cinta Bersemi Indah

Tulisan ini kubingkiskan teruntuk dua hati yang berpadu dalam ikatan yang suci. Dua hati yang diikat dengan tali pernikahan Islami. Dan dua hati yang berjanji untuk membina mahligai rumah tangga yang diridhoi Robbul Izzati.

Saudara/I ku yang dicintai Allah [swt] …

Betapa indahnya hari-hari di awal menikah. Betapa manisnya saat-saat membuka lembaran baru bersama pasangan kita. Dan betapa bahagianya suasana hati kita di kala itu. Kata-kata mesra itu selalu menghiasi mulut kita. Pandangan sejuk dan penuh cinta menjadi penghias romantika keluarga. Senyum, canda dan gelak tawapun senantiasa hadir mengukir kisah cinta kita berdua. Subhanallah…begitu ranum dan merekah cinta kita dengan pasangan kita.  Dan begitu wangi asmara kita bergelora dengan belahan hati kita.

Namun seiring berjalannya hari sering kali suasana itu terkadang kian memudar. Semakin berjalannya bulan dan tahun kebekuan pun mulai hilang tak bersinar. Bukan sekedar itu, suasana itu seringkali hilang dalam benak kita tanpa sadar. Dulu kita yang setiap hari penuh simponi kini berubah menjadi percekcokan dan caci maki. Kata-kata yang kita dulu manis kini berubah bagaikan racun menyesak dalam hati. Oh…rumah yang luaspun terasa sempit, panas dan menghimpit sanubari.

Saudara/I ku yang dicintai Allah [swt] ….

Mudah-mudahan itu semua tidak terjadi pada kita dan pasangan kita. Kita berharap semoga kita dan pasangan kita selalu dalam samudra cinta dan bahagia. Akan tetapi jika semua itu hadir menjamah rumah tangga kita, bagaimana  menjaga cinta agar selalu bersemi dan tumbuh indah? Semoga beberapa hal ini bisa membantu anda dalam mempertahankan ikatan cinta.

1. Luruskan kembali niat kita

Niat yang benar sejak awal sangat mempengaruhi vitalitas cinta kita. Ketika kita tulus ikhlas bercinta dengan pasangan kita, maka Allah akan tunjukkan jalan-jalan meraih bahagia. Coba sejenak tanyakan dengan jujur pada diri kita. Motivasi apa ketika kita menjalin cinta dengan pasang kita? Karena kecantikan, harta dan nasab semata atau karena agamanya? Begitu juga seorang wanita ketika menerima pinangan sang laki-laki. Apakah benar motivasi agama yang menjadi standar utama dalam menikah? Memang tidak salah memilih pasangan karena penampilan, harta dan nasab. Namun ingat jangan sampai salah prioritas. Tidak akan pernah menyesal dan bersedih orang yang menikah karena kesholihan pasangannya. Karena Allah [swt] telah menjelaskan bahwa budak hitam legam namun beriman lebih baik dari pada orang kafir meski mengagumkan pandangan kita. Dan Rasulullah [saw] juga mengabarkan keuntungan bagi siapa saja yang memilih pasangan karena agamanya.

“Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena nasabnya, karena kecantikannya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak, maka rugilah engkau”. (HR. Bukhori dan Muslim)

Jika saat di awal nikah kita kurang memperhatikan agama pasangan kita. Percayalah ketika kita masing-masing memperbaiki agama kita, Insya Allah [swt] cinta itu akan bersemi indah kembali.

2. Bentengi cinta kita dengan takwa.

Bagaimana membentengi cinta kita dengan Takwa? Tidak lain dan tidak bukan bahwa ketika kita mencintai pasangan kita semata-mata karena Allah [swt]. Begitu juga saat memberi dan melarang semata-mata karena Allah [swt]. Jangan sampai kita memberi pasangan kita karena terpaksa. Kita hendaknya paham bahwa cinta kita tidak akan ada maknanya ketika tidak dibingkai dengan ketakwaan.

Jika cinta kita dibingkai Takwa maka setiap kita akan berusaha menghadirkan suasana ketakwaan dalam rumah tangga kita. Cinta yang bertakwa akan mengajak pemiliknya berlomba meraih ridho-Nya. Inilah cinta yang meninggikan derajat pemiliknya. Cinta karena Takwa inilah yang menjadikan pemiliknya bersama di akhirat kelak.

فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“ Sesungghnya Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhori dan Muslim)

3. Rawatlah cinta anda dengan setia.

Tanamkan dalam diri kita bahwa pernikahan adalah amanah yang suci. Amanah yang harus kita jaga dan pertahankan sampai mati. Amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi ilahi. Oleh karena itu rawat cinta anda dengan setia. Ibarat tanaman jika tidak dirawat dengan baik, maka dia akan tumbuh dengan baik pula. Merawat cinta sangat dibutuhkan kesabaran. Tanpa dirawat cinta akan pudar bahkan dimakan benalu dan melayu. Cinta yang tidak terawat tidak akan menghasilkan buah takwa. Di antara bentuk merawat cinta adalah sikap setia dengan pasangan kita. Jangan hianati cinta pasangan kita dengan selingkuh dan asmara liar. Begitu juga sms, cating, Facebookan serta telpon-telponan dengan sembarang orang. Sungguh aib bagi kita bermesra-mesraan dengan orang yang tidak halal bagi anda. Siapapun dia.

4. Selalu ingatlah kebaikan pasangan kita.

Sudah sepantasnya bagi pasutri mengingat kebaikan pasangannya. Kita harus sadar bahwa istri kita bukan bidadari yang turun dari langit. Begitu juga seorang istri harus mengerti bahwa suaminya bukanlah malaikat yang sempurna tanpa cacat. Kekurangan dalam pasangan kita adalah kepastian. Oleh karena itu sebaik-baik pasangan adalah orang yang mampu menjahit dan menambal lubang kekurangan yang ada dalam pasangan kita. Bukankah suami istri itu ibarat pakaian yang menutup kekurangan dalam tubuh kita?

Saudara/I ku yang dicintai Allah [swt]. Cobalah renungkan kembali ayat yang agung ini :

“…Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka…” (QS. Al-Baqoroh [2]: 187)

Tak ada gunanya kita setiap hari menyebut-nyebut kekurangan pasangan kita. Putih-hitam, mancung-pesek, tinggi-pendek, Jawa-Sunda, itu semua hanya di dunia. Lupakan dan buang jauh itu semua. Mulailah dengan lembaran baru agar cinta anda bersemi kembali.

5. Jadikan cinta ladang pahala.

Indah sekali jika cinta kita menjadi ladang pahala. Ya, ladang pahala yang ditanami pohon-pohon amal sholih dalam keluarga kita. Kemudian pohon tersebut kita jaga dengan harapan kelak kita menuai buahnya di surga-Nya. Cinta akan menjadi ladang pahala jika pemiliknya menghiasi dengan iman dan takwa. Setiap kali kita berkorban untuk pasangan kita, maka dilandasi dengan cinta karena Allah [swt]. Bukan  karena motif dunia.

Cinta yang menjadi ladang pahala adalah cinta yang disertai ketundukan kepada hukum Allah bagi pemiliknya. Begtu juga melaksnakan syariat Allah  dalam keluarga kita.

Semoga Cinta Kita Bersemi Indah…

Saudara/I ku yang dicintai Allah [swt] …

Pernikahan adalah sarana mendidik dan menempa cinta kita. Disinilah kita ditantang untuk membuktikan cinta kita. Bukan sekedar kata manis di bibir kita. Bukan pula sikap romantis sesaat saja. Namun pengorbanan dan keikhlasan, pengertian dan memaafkan. Begitu juga sikap saling terbuka tuk menuju kelanggengan yang diharapkan.

Memang butuh perjuangan menjaga cinta kita agar senantiasa bersemi indah. Namun yakinlah kesungguhan kita membina cinta kita adalah ibadah yang agung di sisi-Nya. Selamat mengarungi bahtera rumah tangga. Mudah-mudahan setiap desah cinta kita bernilai ibadah dan berpahala di sisi-Nya. Dan semoga cinta kita selalu bersemi indah. WAllahu a’lam bishowab. [Red/HASMI]

Check Also

Bahaya Fitnah Kecantikan Wanita

Tampil cantik, itulah yang diinginkan oleh setiap wanita. Tidak jarang untuk bisa tampil cantik sebagian …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot