Segala puji bagi Alloh [swt] yang telah menurunkan al-Qur’an dan menjamin untuk menjaganya dari segala bentuk perubahan maupun penyelewengan. Hal ini telah Alloh ditegaskan dengan kalam-Nya yang mulia:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. al-Hijr[15]: 9).
Dan salah satu bentuk penjagaan Alloh terhadap al-Qur’an adalah bahwa sampai saat ini al-Qur’an masih dan akan tetap diyakini sebagai kalamulloh (Ucapan Alloh), di saat banyak propaganda untuk menyesatkan kaum muslimin dengan keyakinan baru bahwa al-Qur’an adalah makhluk bukan kalamulloh.
Perdebatan tentang al-Qur’an kalamulloh atau makhluk sudah lama digemboskan oleh para sempalan sesat yaitu kelompok Jahmiyah dan Mu’tazilah. Oleh karena itu untuk menguatkan keimanan kita terhadap al-Qur’an kalamulloh, berikut ini penjelasan-penjelasan yang membuktikan bahwa al-Qur’an benar-benar kalamulloh.
Alloh Dan Rosul-Nya Menyatakan Bahwa Al-Qur’an Adalah Kalam-Nya.
Perselisihan tentang permasalahan apapun maka jalan keluarnya adalah dengan mengembalikannya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Sebagaimana firman Alloh [swt]:
”Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul (Nya) , dan ulil amri di antara kalian. kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Alloh (al–Qur’an) dan Rosulullah (sunnahnya)…” (QS. an-Nisaa [4]: 59).
Dan jika kita menggali dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, maka tidak ada satupun dalil yang menyatakan bahwa al-Qur’an adalah makhluk.
Alloh [swt] berfirman:
“Alloh telah berkalam (berbicara) kepada Musa secara langsung.” (an-Nisaa[4]: 164)
Dalam ayat lain Alloh [swt] berfirman:
“Jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalam Alloh..” (QS. at-Taubah[9]: 6)
Ibnu katsir [rahimahu] menafsirkan “kalamulloh” pada ayat tersebut adalah al-Qur’an..
Ayat-ayat di atas jelas sekali bahwa Alloh [swt] menyatakan “kalamalloh” bukan makhluk.
Rosululloh [saw] pun menyatakan “kalamulloh” sebagaimana sabdanya: “Siapa di antara kalian yang sudi membawaku kepada kaumnya? Sesungguhnya kaum Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabb-ku.” (HR. Bukhori)
إِذَا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى أَنْ يُوحِيَ بِالأَمْرِ، تَكَلَّمَ بِالْوَحْيِ
“Apabila Alloh hendak mewahyukan suatu perintah, maka Dia kalamkan (firmankan) wahyu tersebut.” (HR. Bukhori)
Para Ulama Salafpun Meyakini Bahwa Al-Qur’an adalah Kalamulloh
Sesungguhnya Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah sepakat bahwa al-Qur’an adalah kalamulloh bukan makhluq, sebagaimana mereka juga sepakat, barangsiapa yang mengatakan al-Qur’an makhluq maka dia kafir, tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini..
Syaikhul Islam Abu Utsman bin Abdurrohman ash-Shobuni [rahimahu] mengatakan bahwa al-Qur’an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan-lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya al-Qur’an dibaca oleh qari, dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamulloh, bukan makhluk. Barangsiapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Alloh Yang Maha Agung.
Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah [rahimahu] berkata: “Al-Qur’an adalah kalamulloh-bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan al-Qur’an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Alloh Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di perkuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.” [Lihat kitab Aqidatussalaf wa Ashhabul Hadits, hal. 20-21]
Imam Ahlis Sunnah, Ahmad bin Hambal [rahimahu] berkata, “al-Qur’an adalah kalamulloh (ucapan Alloh), bukan makhluk. Jangan kau canggung untuk berkata, “Dia bukan makhluk”, karena firman Alloh dari Alloh. Sedang tak ada dari diri-Nya sesuatu berupa makhluk”.[Lihat Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah (1/157)]
Barangsiapa yang mengatakan al-Quran atau sesuatu yang ada di dalamnya adalah makhluk,maka dia telah kafir, yaitu kufur akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam secara keseluruhan,karena al-Qur`an kalam Alloh ,dari-Nya berasal dan kepada-Nya kembali dan kalam Alloh merupakan sifat bagi-Nya, dan barang siapa yang mengatakan sifat-sifat Alloh makhluk maka dia telah kafir keluar dari islam dan di tawarkan kepadanya untuk kembali ke agama Islam jika tidak kembali,maka dibunuh dan statusnya sebagai orang kafir, tidak ada baginya sebutan sebagai orang Islam.[lihat: 200 Sual waJawab fil Aqidatil Islamiyah. Hal: 47]
Saudaraku kaum muslimin..
Demikianlah seharusnya seseorang dalam mengagungkan Kalamulloh, menerimanya dengan sepenuh penerimaan, kepasrahan dan mengimaninya. Membantah orang yang menempuh jalan selain ini, sebagaimana yang
dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hambal [rahimahu] terhadap orang yang dengan beraninyamerubah al-Qur’an menjadi makhluk Alloh.
Semoga Alloh [swt] menjadikan kita termasuk diantara mereka yang ketika mendengar kalamulloh kemudian mengikutinya. Berpegang teguh sepanjang hidup dengannya dan Sunnah Rosul, serta menghindari hawa nafsu yang menyesatkan, pendapat-pendapat yang sesat dan berbagai kejahatan yang menghinakan dengan karunia dan keutamaan dari Allah [swt].
(Red-HASMI)