Pertanyaan:
Assalamu’alaikum..
Sebelumnya terima kasih telah berkenan membaca, saya mengetahui hasmi ini dari fb, dan saya memiliki sebuah permasalahan. Ketika saya sedang rajin-rajinnya menjalankan ibadah sunah dan melihat di sekitar saya orang-orang tidak menjalankannya, hati saya merasa berbangga diri dan merasa lebik baik dari orang lain, yang ingin saya tanyakan, bagaimanakah cara menghilangkan penyakit sombong saya tersebut?
Terimakasih.
Dedy – Probolinggo
Jawaban:
Alhamdulillah wassolatu wassalam ala rosulillah ‘amma badu.
Merasa bangga atas amal yang dilakukan dengan meremehkan orang lain termasuk ke dalam penyakit ujub. Karena sifat ini menjadikan seorang lupa, bahwa yang memberikan kekuatannya untuk dapat melakukan ibadah adalah Alloh subhanahu wata’ala. kelalaian ini menjadikan dia tidak bersyukur pada Alloh dan juga cenderung meremehkan yang lain.
Seorang yang ujub pada hakekatnya tidak mematuhi firman Alloh subhanahu wata’ala,
وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepadamulah kami memohon pertolongan. (Qs. al-Fatihah [1]: 4)
Karena seolah dia menjadi baik dengan sendirinya, padahal seluruh kebaikan ibadah yang dapat dia lakukan pada hakekatnya adalah pertolongan dari Alloh subhanahu wata’ala.
Sifat ujub atau terlalu membanggakan diri dari pada orang lain adalah sifat tercela. Alloh subhanahu wata’ala berfirman tentang kekalahan kaum muslimin di perang Hunain karena sifat ujub mereka:
وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا
“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak (ujub) karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun” (Qs. at-Taubah [9]: 25)
Alloh subhanahu wata’ala berfirman tentang sifat ujub orang yahudi, ketika mereka berbangga dengan bentengnya yang kokoh:
وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا
“Merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.” (Qs. al-Hasyr [59]: 2)
Rosululloh sholallohu ‘alaihiwasallam bersabda:
فَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ : فَشُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بنفْسِهِ
“Ada tiga hal yang membinasakan, Sifat pelit yang dituruti, Hawa yang diikuti dan Ujubnya seseorang pada dirinya sendiri”. (HR. Baihaqi, sohih)
Untuk menghilangkan sifat ujub ini, maka harus diyakini bahwa semua ibadah yang kita lakukan pada hakekatnya adalah pertolongan serta petunjuk dari Alloh subhanahu wata’ala, bukan dari diri kita sendiri. Adapun merasa bahagia dengan ibadah termasuk hal yang boleh bahkan memang seorang mukmin akan bahagia dengan ibadah kepada-Nya.
Wallahu’alam..