Belajar dari Ibrohim

kabah-dulu-1918Nabi Ibrohim , ia dilahirkan di sebuah tempat bernama “Faddam A’ram” dalam kerajaan “Babylon” yang pada waktu itu dipimpin oleh seorang raja bernama “Namrud bin Kan’aan.”

Kerajaan Babylon saat itu termasuk kerajaan yang makmur dan sejahtera. Rakyat mereka hidup penuh kecukupan, baik sandang maupun pangan serta infrastruktur yang lengkap. Akan tetapi dari segi keimanan dan ketakwaan kepada Alloh , mereka sangatlah jahil dan terpuruk. Mereka tidak mengenal Tuhan, yang ada pada kehidupan mereka adalah patung-patung dan berhala lainnya yang digunakan untuk beribadah.

Raja mereka Namrud bin Kan’aan menjalankan roda pemerintahan dengan otoriter dan angkuh. Semua kehendak dan perintahnya harus terlaksana. Ucapan dan keinginannya merupakan undang-undang yang tidak dapat dilanggar atau di tawar. Akan tetapi kekuasaan yang ia miliki dengan segala kemewahan dan kemegahannya tidaklah membuat ia puas atas semua itu . Ia merasa kurang jika rakyatnya ada yang belum sepenuhnya tunduk kepadanya. Oleh keranya ia memerintahkan kepada rakyatnya untuk menjadikan ia tuhan yang disembah oleh mereka. Ia berfikir, jika rakyatnya saja mau dan rela menyembah patung-patung yang terbuat dari batu yang tidak dapat memberi manfaat dan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, mengapa menyembah sang raja tidak mau? Dia yang dapat berbicara, mendengar, berfikir, memimpin, membawa kemakmuran bagi mereka dan melepaskan dari kesengsaraan serta kesusahan. Dia yang dapat mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas. Akhirnya keputusan itu pun ditetapkan untuk dilaksanakan oleh segenap rakyatnya.

Ditengah-tengah keterpurukan dan kejahilan yang begitu parah, akhirnya Alloh  menurunkan seorag figur mulia yang akan menjadi pembaharu dan pejuang kemurnian di kemudian hari, Ialah Ibrahim . Ia adalah calon Rosul dan utusan Alloh  yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya. Sejak kecil ia telah diberikan akal sehat dan fikiran yang tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuatan sesat. Ia tergerak untuk menyelamatkan kaumnya dari kejahilan yang semakin hari semakin kronis. Akhirnya bulatlah tekad beliau untuk berdakwah di tengah-tengah ummatnya.

Nabi Ibrohim  mulai berdakwah

Orang pertama yang mendapat dakwah Nabi Ibrahim  adalah Azar, ayahnya sendiri. Azar sangat marah mendengar pernyataan bahwa anaknya tidak mempercayai berhala yang disembahnya, bahkan sang anak mengajak ayahnya untuk memasuki kepercayaan baru menyembah Alloh . Ibrohim pun diusir dari rumah.

Ibrohim merencanakan untuk membuktikan kepada kaumnya tentang kesalahan mereka menyembah berhala. Kesempatan itu diperolehnya ketika penduduk Babylonia merayakan suatu hari besar dengan tinggal di luar kota selama berhari-hari. Ibrohim lalu memasuki tempat peribadatan kaumnya dan merusak semua berhala yang ada, kecuali sebuah patung yang besar. Oleh Ibrahim, di leher patung itu dikalungkan sebuah kapak. Akibat perbuatannya ini, Ibrahim ditangkap dan diadili. Namun ia menyatakan bahwa patung yang berkalung kapak itulah yang menghancurkan berhala-berhala mereka dan menyarankan para hakim untuk bertanya kepadanya. Tentu saja para hakim mengatakan bahwa berhala tidak mungkin dapat ditanyai. Saat itulah Nabi Ibrahim  mengemukakan pemikirannya yang berisi dakwah menyembah Alloh .

Hakim memutuskan bahwa nabi Ibrohim   harus dibakar hidup-hidup sebagai hukumannya. Saat itulah mukjizat dari Alloh  turun. Atas perintah Alloh, api menjadi dingin dan Ibrohim pun selamat. Sejumlah orang yang menyaksikan kejadian ini mulai tertarik pada dakwah Ibrohim , namun mereka merasa takut pada penguasa.

Langkah dakwah Nabi Ibrohim  benar-benar dibatasi oleh Raja Namrud dan kaki tangannya. Karena melihat kesempatan berdakwah yang sangat sempit, nabi Ibrohim  meninggalkan tanah airnya menuju Harran, suatu daerah di Palestina. Di sini ia menemukan penduduk yang menyembah binatang. Penduduk di wilayah ini menolak dakwah Nabi Ibrohim . Ibrohim  yang saat itu telah menikah dengan Sarah kemudian berhijrah ke Mesir. Di tempat ini Nabi Ibrohim  berniaga, bertani, dan beternak. Kemajuan usahanya membuat iri penduduk Mesir sehingga ia pun kembali ke Palestina.

Setelah bertahun-tahun menikah, pasangan Ibrahim dan Sarah tak kunjung dikaruniai seorang anak. Untuk memperoleh keturunan, Sarah mengizinkan suaminya untuk menikahi Siti Hajar, pembantu mereka. Dari pernikahan ini, lahirlah Ismail yang kemudian juga menjadi nabi. Ketika Nabi Ibrahim  berusia 90 tahun, datang perintah Alloh  agar ia meng-khitan dirinya, Ismail yang saat itu berusia 13 tahun, dan seluruh anggota keluarganya. Perintah ini segera dijalankan Nabi Ibrahim  dan kemudian menjadi hal yang dijalankan nabi-nabi berikutnya hingga umat Nabi Muhammad .

Alloh  juga memerintahkan Ibrahim  untuk memperbaiki Ka’bah (Baitullah). Saat itu bangunan Ka’bah sebagai rumah suci sudah berdiri di Mekah. Bangunan ini diperbaikinya bersama Ismail . Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 127. Ibrohim  adalah nenek moyang bangsa Arab dan Israel. Keturunannya banyak yang menjadi nabi. Dalam riwayat dikatakan bahwa usia Nabi Ibrohim  mencapai 175 tahun. Kisah Nabi Ibrohim  terangkum dalam Al Qur’an, diantaranya surat Maryam: 41-48, Al-Anbiyâ: 51-72, dan Al-An’âm: 74-83.

Modal dakwah nabi Ibrohim  

Dalam Al-Qur’an terdapat sebuah surat khusus yang diberi judul “Ibrahim”. Tentu Alloh  memiliki alasan yang sangat bagus mengapa sosok Luar biasa ini dijadikan sebuah titik fokus dalam salah satu surat di dalam Kitab Suci-Nya. Secara spesifik, Alloh  memerintahkan kita untuk memperhatikan salah satu episode dalam hidupnya, yaitu serangkaian doa yang pernah diucapkannya dahulu kala. Setiap Muslim – khususnya aktifis dakwah – bisa mengambil banyak pelajaran dari episode ini.

Dan ingatlah, ketika Ibrahim berdoa, “Ya Rabbi, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala,”
(Q.S. Ibraahiim 14 : 35)

Kunci utama dari keberhasilan dakwah adalah keamanan. Jika tempat kita berdakwah tidak aman, maka dakwah tentu tidak bisa dilaksanakan secara maksimal dan memerlukan beberapa strategi khusus, misalnya secara sembunyi-sembunyi. Metode sembunyi-sembunyi ini pernah digunakan pula oleh Nabi Muhammad . pada awal dakwahnya, karena pada saat itu pengikut beliau masih sangat sedikit, dan ajaran Islam dianggap sebagai musuh oleh para penyembah berhala, khususnya di Mekkah.

Berikutnya adalah aqidah dari para aktifis dakwah itu sendiri. Bagaimana mungkin ajaran Tauhid bisa disebarkan oleh seseorang yang menyembah berhala? Nabi Ibrahim  bahkan tidak malu-malu untuk memohon perlindungan Alloh   agar ia dan cucunya tidak sampai tergoda untuk menjadi penyembah berhala. Dalam hal ini, beliau telah berpikir sangat jauh. Nabi Ibrahim  tahu bahwa berhala bukan hanya batu atau kayu yang dipahat menjadi suatu bentuk dan disembah-sembah, akan tetapi Kekuasaan, kehormatan, ego pribadi dan uang pun bisa menjadi berhala. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim  benar-benar berdoa agar Alloh  tidak memalingkannya dari Agama yang lurus kepada berhala-berhala yang kadang sulit untuk diidentifikasi.

Selanjutnya, Nabi Ibrahim  menegaskan bahwa orang-orang yang mengikutinya adalah bagian dari golongannya. Akan tetapi, beliau tidak mengutuk mereka yang menolak dakwahnya. Di sisi lain, beliau juga tidak diperbolehkan untuk mendoakan orang-orang kafir. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim  hanya menegaskan bahwa sesungguhnya Alloh  memiliki sifat yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Sekali lagi, jelaslah bagi kita bahwa Rosul yang agung ini adalah seseorang yang memiliki hati sangat lembut, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya sekalipun.

Selain itu, beliau tidak mengatakan “barang siapa yang tidak mengikutiku,” namun menggunakan kata-kata : “barang siapa mendurhakaiku”. Artinya, beliau tidak menuntut orang-orang untuk mengikutinya tanpa sebab. ‘Durhaka’ adalah istilah yang kita gunakan ketika ada seseorang yang tidak menunaikan hak kita, sementara kita telah menunaikan haknya. Anak yang melawan orang tua disebut durhaka, demikian juga orang tua yang tidak memberikan hak-hak pada anaknya. Dengan demikian, Nabi Ibrahim  hanya ‘mengecam’ orang-orang yang memfitnahnya atau tidak mengindahkan argumen-argumen logis yang telah diajukannya. Tidak karena beliau seorang Rosul, lantas semua orang dituntut untuk mengikutinya. Nabi Ibrahim  tidak mengelak dari kewajibannya untuk menyampaikan kebenaran tanpa kenal lelah. Beliau senantiasa siap untuk berdiskusi dengan siapa pun dan menyampaikan argumen-argumen yang baik. Seorang aktifis dakwah pun hendaknya memposisikan dirinya dengan cara yang sama.

Demikianlah nabi Ibrohim  mengarungi perjalanan hidupnya. Seorang yang tangguh dan pejuang sejati dalam menegakkan kalimat Alloh . Semoga kita bisa mengambil ibroh atas semua peristiwan dan perjuangan beliau .

 

Redaksi

Check Also

Setangguh Nabi Ayyub

Setangguh Nabi Ayyub Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang nabi Alloh subhanahu wata’ala yang diutus ke muka …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot