CERITA DUSTA DAN GEMBONG MUNAFIQIN
Oleh : Dr. Solahudin, Lc., M.A.Hum.
Dalam sejarah orang-orang munafiq tentu nama Abdulloh bin Ubai bin Salul sudah tidak asing lagi, sebab gembong para munafiqin ini terkenal dengan dustanya yang sangat beracun. Hampir seluruh muminin pada saat itu bahkan Rosululloh sendiri merasakan pahitnya racun dusta yang disebarnya. Bagaimana tidak, dialah yang telah berdusta menuduh Aisyah Rodhiyallohu’anha telah berzina denga seorang sahabat agung Sofwan bin Mu’attol As-Sulami. Karena racun yang disebarkannya ini sangat mematikan dan penyebarannya dipastikan akan menyebabkan bahaya laten maka Alloh pun menurunkan kalamnya dari atas arsy sebagai penawar dari racun yang selama itu telah menyebar. Alloh Subhanahuwata’ala membongkar kedustaan Abdulloh bin Ubai dan membebaskan istri tercinta Rosululloh Aisyah Rodhiyallohu’anha dari tuduhan zina. Alloh Subhanahuwata’ala berfirman dalam Q.S An-Nur ayat 11:
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”
Dalam ayat ini Alloh menyatakan bahwa berita yang dibawa oleh para munafikin ini adalah berita bohong alias dusta. Setelah Alloh Subhanahuwata’ala menurunkan firmannya ini, maka kembalilah keceriaan pada wajah orang-orang beriman, Aisyah Rodhiyallohu’anha pun merasakan kegembiraan yang sangat besar setelah kesedihan menyelimutinya, bahkan ini termasuk kebahagiaannya yang teristimewa selama hidupnya, bagaimana tidak, Alloh-lah yang langsung membebaskannya dari tuduhan kaum munafikin dan orang-orang yang terpengaruh oleh mereka dari atas Arsy-Nya, bukan manusia atau makhluk apapun sehingga Aisyah Rodhiyallohu’anha ketika itu hanya memuji Alloh Subhanahuwata’ala dan tidak memuji selain-Nya.
Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam berkata kepada Aisyah Rodhiyallohu’anha ketika turunnya ayat diatas:
أَبْشِرِيْ يَا عَائِشَةَ فَقَدْ أَنْزَلَ الله ُبَرَاءَتَكِ
“Bergembiralah wahai Aisyah, sungguh Alloh telah membebaskanmu (Dari tuduhan zina)”
Aisyah Rodhiyallohu’anha berkata: Pada waktu itu aku masih sangat marah, kemudian kedua orang tuaku berkata: Berdirilah mendekat kepada Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam , aku pun menjawab:
لاَ، وَاللهِ لاَ أَقُوْمُ إِلَيْهِ وَلاَ أَحْمَدُهُ وَلاَ أَحْمَدُكُمَا، وَلَكِنْ أَحْمَدُ اللهَ الّذِىْ أَنْزَلَ بَرَائَتِي
“Tidak, demi Alloh aku tidak akan bengun menemuinya, dan aku tidak akan memujinya juga kalian berdua, akan tetapi aku hanya memuji Alloh yang telah menurunkan firmannya untuk membebaskanku”. (H.R Bukhori)
Kebahagiaan inipun tidak luput dari dada Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam, karena dengan turunnya ayat ini, istrinya yang tercinta terbabas dari tuduhan keji dan kehormatannya pun terjaga. Adapun bagi Abdulloh bin ubai bin salul, ayat ini merupakan pukulan keras bagi dirinya dan orang-orang yang setipe dengannya. Bau busuk yang selama ini ditutup-tutupi akhirnya terbongkar jelas, sehingga identitasnya sebagai seorang munafikpun semakin nampak di hadapan Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam dan kaum mu’minin pada waktu itu. Dengan ini Abdulloh bin Ubai bin Salul terperangkap kedalam getah busuk yang selama ini dibuatnya, kehinaan di dunia tidak dapat ditutup-tutupi lagi, sedangkan azab besar diakherat sudah siap menjemputnya. Inilah kehinaan diatas kehinaan. Alloh Subhanahuwata’ala berfirman dalam Q.S An-Nur ayat 19:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin (berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Alloh mengetahui, sedang, kalian tidak mengetahui”.
Bahkan bagi para munafiqun, mereka akan menempati neraka yang paling bawah, sebagaimana ancaman Alloh dalam Q.S An-Nisa : 145 :
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”.
Faidah bahasan:
- Dusta adalah salah satu sifat orang munafik yang sangat berbahaya. Bahkan secara umum manhaj orang-orang munafik didirikan diatas kedustaan.
- Abdulloh bin Ubai bin Salul adalah ro’sul munafikin (Gembong para munafik). Ia menjadi hina didunia dan diakherat disebabkan dusta yang dilakukannya.
- Tuduhan zina kepada Aisyah Rodhiyallohu’anha adalah tuduhan dusta yang dipelopori oleh Abdulloh bin Ubai bin salul dan kisah ini dikenal dengan istilah Haditsul Ifki (Cerita dusta)
Aisyah Rodhiyallohu’anha terbebas dari tuduhan zina, bahkan siapapun yang menuduh apalagi meyakini bahwa dia telah berzina setelah turunnya ayat ini maka ia telah kafir karena berarti ia telah mendustakan ayat ini. Wallohu’alam.
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0002 Rubrik Munafiqun Sepanjang Zaman