“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian.”(QS.al-Baqoroh[2]:208
Islam adalah agama yang paling sempurna yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Siapapun yang mengaku beragama Islam, maka ia dituntut untuk melaksanakannya secara kaffah (menyeluruh) baik secara individu ataupun dalam kehidupan bernegara. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum ajma’in adalah teladan yang patut ditiru. Pada awal masa kejayaan Islam beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan penerapan Islam secara kaffah. Di mana dunia ketika itu berkubang di dalam keterpurukan, justru dengan gagah Islam bangkit menjadi pelopor kejayaan yang gemilang. Di susul oleh para sahabat Radhiyallahu ‘anhum ajma’in yang tetap teguh meniru jejak langkah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, selama berabad-abad umat Islam hidup dalam kebahagian dan kemakmuran.
Kita harus berhati-hati dari jaring-jaring setan yang menjerat kepada kekufuran dan peruntuh kejayaan Islam. Di antara jaring setan yang sedang marak di negeri ini adalah sekularisme. Paham ini memberikan kesempatan yang terbatas kepada umat Islam untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh
Sekularisme adalah paham ke-sesatan ajaran setan yang terkutuk, penentang Islam yang paling nyata serta musuh agama terbesar pada masa sekarang. Betapa tidak, dengan tegas paham ini menolak pelaksa-naan syariat Islam dalam negara. Dengan anggapan manusialah yang hanya mampu mengatur urusan negara tanpa campur tangan Tuhan (agama). Bahkan agama dengan tegas dilarang mengatur kehidupan manusia di dunia. Dalam segala urusan dunia baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya diserahkan kepengurusannya kepada manusia. Ini adalah bentuk kekufuran yang nyata.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun tidak ketinggalan untuk me-ngeluarkan fatwa serta label haram untuk sekularisme pada MUNAS MUI 2005. Karena dalam agama Islam paham sekuler berarti meninggalkan syariat agama. Tidak bermanfaat iman seseorang yang beriman kepada sebagian syariat Islam dan kafir kepada sebagian yang lain. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Apakah kalian beriman kepada sebahagian Al kitab (al-Qur’an) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidu-pan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.” (QS. al-Baqoroh [2]: 85).
Sekularisme adalah paham yang telah diadopsi dan diikuti oleh orang-orang munafik dari Yahudi dan Nasrani. Jika kita mengikuti mereka, maka kita akan memasuki lubang kekufuran yang sama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَتَتَّبِعَنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّي لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ اليَهُوْدُ وَ النَّصَارَي ؟ قَالَ فَمَنْ ؟
“Sungguh kalian pasti akan mengikuti jalan-jalan umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga jika mereka memasuki lubang biawak pun pasti kalian akan ikut mema–sukinya. Kami (para shahabat) berkata: “Wahai Rasulullah apakah mereka yahudi dan nasrani.? Rasulullah menjawab siapa lagi (kalau bukan mereka).?” (HR. al-Bukhori dan Muslim).
Musuh-musuh Islam produsen paham sekuler berusaha sekuat tenaga mempromosikan dan mema-sarkan produk mereka di negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim, oleh karena itu mereka membuat strategi agar paham mereka diterima dan diterapkan di negara-negara kaum Muslimin. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan yang persuatif terhadap mereka yang mengancam visi dan misi mereka. Di antara usaha mereka itu adalah: mempublikasi-kan paham sekuler mereka di media masa baik cetak maupun elektronik; menjanjikan kemakmuran dengan sekularisme dan meyebar-kan syubhat-syubhat buruk terhadap penerapan Islam secara kaffah; merubah kurikulum pendidikan dengan menyuntikkan paham sekuler ke dalam kurikulum; me-nyebar luaskan budaya dan tradisi mereka melalui media masa dengan mengubur dalam-dalam budaya Islam. Hal ini dilakukan karena mereka takut jika Islam diterap-kan secara kaffah, maka kaum Muslimin akan kembali meraih keja-yaan seperti pada masa keemasan.
Turki adalah negara yang menerapkan sekularisme dengan mendirikan Negara Turki modern dibawah pimpinan Mustafa Kamal Atattruk, dimulai dengan runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924 oleh zionis yahudi. Dalam kepemimpinannya dia me-rubah sistem pemerintahan dan sosial budaya dari syariat Islam menjadi sekuler.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْوَلَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut, dan bukan dari golongan kami siapa yang menyerupai selain kami.” (HR. Abu Dawud).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguh-nya petunjuk Allah itulah pe-tunjuk (yang benar)”. Dan sesung-guhnya jika kamu mengikuti ke-mauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. al-Baqoroh [2]: 120).
Sekularisme menginginkan ke-majuan suatu negara adalah suatu kebohongan, karena pada kenyata-annya negara sekuler lebih banyak menimbulkan masalah baru dan tidak bisa memberikan solusi dari masalah yang sudah ada. Sejarah membuktikan negara yang mayoritas Muslim seperti Mesir, Irak dan Turki adalah potret praktek seku-larisme yang gagal. Di saat Eropa berada dalam era kegelapan, Islam justru menikmati masa keemasan-nya, dan Islam telah menciptakan kejayaan yang gemilang dengan menerapkan Islam secara sempurna bukan dengan menerapkan paham sekuler. Karena semenjak lahirnya, Islam adalah agama yang paling politis. Islam sangat menentang keras sekularisme dan pendukung-pendukungnya, karena Sekularisme bersikeras menolak penerapan syariat Islam dalam negara. Ini berarti penolakan terhadap hukum agama yang berarti kekufuran yang nyata.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
“Barangsiapa yang tidak memutus-kan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS.al-Maidah[5]:44).
Pada prakteknya sekulerisme menyebabkan munculnya ideologi kapitalisme, liberalisme, dan demokrasi yang semua aturannya di buat oleh manusia yang merugikan kita semua. Dalam bidang ekonomi muncul sistem ekonomi kapitalis, dimana ekonomi dikuasai oleh tuan tanah dan pemilik modal, dengan modal yan sedikit-dikitnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Dalam politik muncul demokrasi, watak demokrasi yang paling menonjol adalah kesetaraan, kebebasan, relativisme. Dalam sosial budaya muncul sistem liberal dengan pola hidup serba bebas tanpa aturan. Islam menentang keras sekularisme.
Jagalah diri kita, keluarga, dan anak keturunan kita dari sekularisme paham iblis durjana. Hindarkan sejauh-jauhnya paham ini dari kehidupan dunia. Penerapan syariat Islam secara kaffah adalah pilihan kita bersama. (Admin-HASMI).
.:: Wallahu Ta’ala ‘Alam ::.