Dua orang pengurus pesantren Tahfidzul Quran bernama Arbain dan Ramli tewas seketika setelah diberondong peluru oleh Densus 88. Sebelumnya kedua pengurus pesantren penghafal Al Qur’an tersebut menjadi sasaran target Densus 88 karena diduga terlibat kasus terorisme.
Pada saat kejadian, keduanya sedang berbelanja sayuran untuk para santri. Disaat mereka telah belanja sayuran di Pasar Daya Makasar itulah, tanpa ampun Densus langsung memberondong mereka secara membabi buta. Satu orang dikabarkan langsung tewas ditempat, sedangkan satunya lagi belum ada kabarnya dari pihak kepolisian.
Pernyataan Densus 88 yang menyatakan Arbain dan Ramli terlibat kasus terorisme pun sungguh tidak berdasar, pasalnya keduanya hanyalah pengurus pesantren penghafal Al Qur’an yang sehari-hari bertugas menyiapkan makanan untuk para santri penghafal Al Qur’an, Pesantren Tahfidzul Qur’an Masjid Ridho.
Penembakan terhadap Arbain dan Ramli ini semakin menambah panjang daftar tindak semena-mena Denus 88 yang bertindak gegabah dengan langsung menembak warga sipil yang tak bersenjata.