إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum muslimin rohimakumulloh….
Di dalam surat at Taubah ayat 100 Alloh berfirman:
“Orang-orang yang terdahulu dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah [9]:100)
Dalil ini jelas sekali menerangkan bahwa seluruh sahabat tanpa kecuali, dari golongan muhajirin dan ansor, juga orang-orang yang mengikuti mereka dalam aqidah dan ibadah mereka adalah orang-orang yang telah disediakan jannah dengan segala keindahan di dalamnya.
Yang dimaksud dengan orang-orang terdahulu ialah, para sahabat yang pernah solat pada dua arah kiblat, atau mereka yang menyaksikan bai’at Ridwan, atau sahabat yang ikut perang badar. Yang paling utama di antara mereka adalah empat Khulafaurrosyidin, kemudian 6 sahabat setelah mereka yang dijanjikan jannah, kemudian peserta perang Badar kemudian peserta baiat Ridwan di Hudaibiyah, adapun sebab keutamaan sahabat terdahulu dibanding sesudahnya karena mereka lebih dahulu beriman dan berinfak sebelum tersebarnya Islam.
Dalam ayat lain Alloh pun berfirman:
“Tidak sama di antara kalian orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). mereka lebih tingi derajatnya dari-pada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al Hadid [57]: 10)
Berkata Imam Mujahid dan Qotadah bahwa yang dimaksud dengan balasan yang baik ini adalah Jannah (surga). Inipun satu dalil dan menjadi aqidah Ahlussunnah bahwa sahabat secara umum akan menjadi penghuni surga walaupun ada perbedaan derajat di jannah di antara mereka.
Selain dalil-dalil umum ini ada juga dalil khusus yang menyebut nama-nama sahabat tertentu yang memastikan mereka menjadi penghuni surga. Di antaranya sabda Rosululloh tentang 10 orang penghuni surga:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : (( أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِى الْجَنَّةِ ))
“Rosululloh bersabda: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Tholhah, Zubair, Abdurrohman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqos, Sa’id bin Zaid dan Ubaidah bin Jarroh mereka semua akan masuk jannah.” (HR. Tirmidzi, dan dishohihkan oleh Syaikh Albani)
Berdasarkan hadits ini Ahlussunnah Wal Jama’ah beraqidah bahwa 10 nama-nama yang disebut langsung oleh Rosululloh akan masuk surga bisa dipastikan bahwa mereka pasti masuk surga, dan penyelisihan terhadap perkara ini adalah satu kesesatan yang nyata.
Selain 10 sahabat yang mulia ini ada juga sahabat-sahabat lain yang langsung di sebebut namanya di antaranya: Hasan, Husen dan Tsabit bin Qois. Hal ini berdasarkan sanda Rosululloh :
(( الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ))
“Hasan dan Husen adalah dua penghulu pemuda penduduk surga.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Adapun tentang Tsabit bin Qois, Rosululloh bersabda kepadanya:
(( إِنَّكَ لَسْتَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَلَكِنَّكَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ))
“Sesungguhnya kamu bukan termasuk penghuni neraka, akan tetapi kamu termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁنِ الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH II
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Kaum muslimin rohimakumulloh…..
Inilah keagungan dan keutamaan para sahabat, mereka semuanya telah mendapat jaminan jannah dari Alloh . Dari sinipun kita mengetahui akan kekejian kaum syiah yang dengan lancangnya berani mencaci maki mereka bahkan mengkafirkan mayoritas mereka.
Mengkafirkan sahabat berarti mengkafirkan orang yang dijamin surga atas mereka dan ini adalah satu bentuk kekafiran. Bahkan sebatas benci terhadap mereka adalah kekafiran, sebab para sahabat sudah mendapat ridho dari Alloh. Perhatikanlah perkataan Imam Malik ketika menafsirkan firman Alloh :
“Muhammad adalah Rosululloh dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath [48]: 29)
Imam Malik mengambil istinbat dari ayat ini akan kufurnya orang-orang yang membenci sahabat, karena sahabat telah menjengkelkan hati mereka. Dan siapapun yang hatinya dijengkelkan oleh sahabat maka dia telah kafir. Perkataan inipun disetujui oleh Imam Syafi’i.
Kaum muslimin rahimakumulloh….
Inti dari khutbah kali ini adalah: sahabat Rosululloh merupakan manusia yang termulia setelah para nabi. Mereka telah dijamin menjadi penghuni surga. Kebencian terhadap mereka adalah kekafiran hal itu dikarenakan mendustakan terhadap ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits shohih yang mengabarkan ketinggian kedudukan mereka di sisi Alloh. Wallohu’alam.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.