DUA ANAK CUKUP ATAU LEBIH BAIK BANYAK ANAK?

“Jangan nikah muda-muda, rencanakan nikah dan punya anak, dua anak lebih baik”. Demikianlah kurang lebih bunyi sya’ir lagu sebuah iklan layanan masyarakat yang tersebar di televisi-televisi nasional.

Pembaca yang budiman yang yakin bahwa Alloh  adalah satu-satunya pengatur lalulintas rezeki bagi hamba-hamba-Nya. Kampanye dua anak lebih baik atau dua anak cukup sudah berjalan sangat lama dan cukup akrab di telinga dan kehidupan kaum Muslimin. Pemerintahpun menyisihkan aggaran untuk program tersebut.

Sebagian ungkapan di atas sedikit ada benarnya. Bahwa segala sesuatu itu harus direncanakan dan dirancang. Manusia diberikan kemampuan oleh Alloh   untuk berkehendak dan memilih. Islam memiliki karakteristik unik, salah satunya adalah sifat PERTENGAHAN atau ADIL. Tidak gegabah namun juga tidak mandeg. Mengalir dan selalu dinamis serta harmonis.

Islam mengharuskan pemeluknya memiliki hati yang selamat sehingga bisa melahirkan kejernihan keyakinan, pandangan yang bersih dan visi hidup yang lurus. Ketika keyakinan yang tertanam adalah ‘ketika banyak anak nanti akan sengsara dan melarat’, maka ini adalah sebuah gambaran jiwa yang sedang sakit dan harus segera diobati. Titik sakitnya yaitu tidak yakin bahwa setiap makhluk yang hidup pasti Alloh   telah memberi bekal dan membagi rezeki-Nya.

Ketika diantara pembaca ada yang dikaruniai hanya satu anak oleh Alloh  , maka syukuri dan terima saja. Ketika diantara pembaca ada yang dikarunia banyak anak oleh Alloh  , maka terimalah dan syukuri pula. Dengan sedikitnya anak jangan menjadikan diri bersedih dan sombong, dengan banyaknya anak juga jangan menumbuhkan kekhawatiran lantas pesimis atau berbangga diri.

Semua anak baik sedikit atau banyak, adalah sama-sama amanah. Anak harus dinafkahi, dididik dan dibekali dengan aneka macam kecerdasan seperti spiritual (lurus akidah dan benar ibadahnya), emosional (akhlak mulia, Islami), Intelegensia (cerdas otaknya), finansial (mandiri), skill (keahlian) dan lain-lain.

Kalau yakin bahwa Alloh   akan memberikan sebab kemuliaan, ampunan lewat anak yang sholeh, maka sangat disayang kalau hanya punya satu atau dua anak. Kepada yang masih produktif, raihlah keutamaan dan menjadi kebanggaan Rosululloh   di hari kiamat dengan memiliki banyak anak. Hampir sama dengan sebagian ungkapan Rosul yang lain, seperti sebaik-baik istri adalah istri yang shalihah, jadi sayang kalau hanya punya satu.

Tentunya kepada siapa saja yang Alloh   karuniakan anak yang banyak, harus pandai-pandai mengelola keuangan. Kisah seorang saudara kita dari Jogjakarta dengan profesi sebagai pengayuh becakpun, ternyata mampu menghantarkan anaknya menjadi dokter jebolan universitas tingkat nasional ternama di sana. Dan masih banyak kisah orang-orang dengan anak banyak, ternyata dengan izin Alloh   bisa menghantarkan mereka menjadi orang-orang sukses.

Pembaca yang budiman, yang selalu dirinya terhormat dengan rezeki yang halal. Rezeki setiap makhluk telah Alloh   tetapkan. Sekarang tinggal bagaimana menyempurnakan ikhtiar di dalam menjemput rezeki. Berikut ini adalah tips, kunci dan magnet agar bisa mendatangkan rezeki bagi anda dan kita semua;

Pertama, bertakwa kepada Alloh  . Takut kepada Alloh  , tidak bermaksiat kepada-nya. Takwa adalah kunci pembuka rezeki. Alloh   berfirman, “…Barang siapa yang bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. at-Tholaq [65]: 2-3)

Kedua, Taubat dan Istighfar. Alloh  berfirman, “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘ Mohon ampun kepada Robb kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan yang lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untuk kalian sungai-sungai.” (QS. Nuh [71]: 10-12)

Ketiga, Sedekah. Logika Islam tidak sesuai dengan logika materialisme. Harta yang dikeluarkan untuk bersedekah, dengan segala bentuknya, bukannya berkurang justru bertambah. Katakanlah, “Sesungguhnya Robbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan (siapa yang dikehendaki Nya).”Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Alloh akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ [34]:39)

Keempat, Silaturrahim, Menyambung tali kekeluargaan mempunyai dua faedah. Pertama meluaskan rezeki dan kedua memanjangkan umur. “Siapa yang menghendaki kedua-duanya hendaklah banyak menyambung silaturrahim, meskipun terdapat perselisihan di antaranya dengan keluarganya. Rosululloh bersabda,“Barangsiapa yang ingin agar Alloh melapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR. Bukhori)

Kelima Berhijrah di Jalan Alloh  , Maksud hijrah di sini ialah berpindah dari suatu tempat yang penuh dengan maksiat dan kejahatan ke tempat yang kiranya bisa untuk menyelamatkan agama dan ibadah.

“Barangsiapa berhijrah di jalan Alloh, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Alloh dan Rosul-Nya, Kemudian kematian menimpannya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Alloh. Dan adalah Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa’ [4]:100)

Keenam, Haji dan Umrah, Yakni melakukan haji dan umrah. Rosululloh   bersabda, “Lakukanlah haji dan umrah, karena kedua-duanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana api membersihkan besi, emas, dan perak. Tiada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (Sunan at-Tirmidzi)

Ketujuh, Tawakkal Kepada Alloh  , makna bertawakkal ialah melaksanakan segala sebab kemudian meyakini bahwa rezeki pasti akan sampai kepada kita. Bukan seperti tawakkal yang diartikan secara salah tidak berusaha mencari rezeki dengan hujah Alloh   telah menentukan rezeki masing-masing. Rosululloh   bersabda, “Jika kamu bertawakkal kapada Alloh dengan sebenar-benarnya, niscaya Alloh akan memberikan kepada kamu rezeki sebagaimana Dia berikan kepada burung, ia keluar pada waktu pagi dalam keadaan perut yang kosong pulang pada petangnya dengan perut kenyang.” (Musnad Aĥmad)

Kedelapan, Ibadah hanya Kepada Alloh  , Yaitu waktu kita kesemuanya untuk beribadah dan berdakwah kepada jalan Alloh. Alloh   berfirman di dalam sebuah Hadits Qudsi yang bermaksud:

“Wahai anak Adam! Beribadahlah kepada-Ku sepenuh masa, niscaya Aku akan memenuhkan dada engkau dengan kekayaan dan Aku akan menghilangkan kefakiran dari pada engkau. Jika engkau tidak melakukannya, niscaya Aku akan menyibukkan tangan engkau dengan berbagai pekerjaan namun kefakiranmu tetap tidak hilang.”

Kesembilan, Kasih sayang kepada yang Lemah dan Miskin. Ini adalah disebabkan adanya hubungan hati yang dekat dengan Alloh   lantaran kemiskinan dan kefakiran mereka. Oleh sebab itu, hendaklah kita berbuat baik kepada golongan tersebut, niscaya Alloh   akan membalas perbuatan baik tersebut. Rosululloh   bersabda, “Bukankah kamu diberikan pertolongan dan rezeki karena orang-orang yang lemah di kalangan kamu?” (HR. Bukhori)

Yang tidak boleh diabaikan adalah mencari berkah dari Alloh  . Berkah ada pada waktu pagi (al barakaātu fi bukuriha), begitu ungkapan orang Arab. Benar, pagi memang memiliki banyak berkah. Keberkahan Subuh juga membuka pintu-pintu rezeki-Nya yang telah dihamparkan di hari itu. Karena itu Alloh   menyerukan kaum Muslim untuk menyambut rezeki-Nya dengan bersegera bangun pagi.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad  dan al-Baihaqi  , diceritakan bahwa ketika Rosululloh   pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya, Fatimah  , masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau   menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Robmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Alloh membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.” Siapkah kita membuka pintu rezeki-Nya?

Wallohu ‘alam.