Dulu orang mengira dengan semakin tingginya teknologi akan mengikis dunia mistik, namun kenyataannya tidaklah demikian, bahkan kita saksikan dewasa ini seiring dengan kemajuan hidup yang serba modern, mistik senantiasa mendampinginya, baik berbentuk ramalan, feng shui, palmistry, numerology, primbon, horoscope, dan benda-benda yang dikeramatkan. Inilah kepiawaian iblis dalam mengemas dunia mistik tanpa terasa membuat manusia bergantung kepada ajaran ini.
Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinnig), tersembunyi (verborgen), gelap (donker) atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Mistik adalah satu kepercayaan kepada benda-benda yang dikeramatkan, atau bilangan-bilangan hari, jampi-jampi, fenomena alam dan lainnya, yang –diduga dapat- menyebabkan pembawa nasib untung atau sial seorang manusia. Mistik diyakini memiliki kekuatan untuk mewujudkan segala hal yang diinginkan dalam kehidupan. Testimoni orang lain yang telah mengalaminya semakin menambah kepercayaan manusia kepada mistik itu. Ini adalah salah satu pintu yang kuat untuk mengokohkan ajaran iblis dalam menipu manusia, padahal semua upaya tersebut tidak akan pernah terjadi kecuali dengan izin Alloh , kalo toh itu terjadi itu hanya sebagai istidroj (dikabulkan tanpa diridhoi).
Ada banyak orang menjaga diri dari godaan setan dengan mengikuti cara-cara syirik tanpa mereka sadari, mereka mengandalkan benda-benda jimat (tamimah) sebagai tumbal (penjaga keselamatan) dalam berbagai bentuk dan rupa seperti: gelang, cincin, kalung, sabuk, potongan kayu, potongan kulit binatang, taring babi, bawang jantan, bungkusan kemenyan, rokok cerutu, batu akik, tanah kuburan, potongan kain kafan, korek api dan sebagainya yang berasal dari ‘orang pintar’ atau dukun (kahin) ataupun diperoleh dari tempat-tempat yang dianggapnya keramat. Ini pada umumnya dipakai oleh orang-orang yang jauh dari agama. Ketika mereka merujuk ke dukun-dukun untuk menyelesaikan masalahnya, ternyata tidak selesai, malah menambah masalah baru. Bahkan ada yang sampai harus menebus jimat-jimat itu dengan harga jutaan rupiah. Sedangkan banyak juga dari kalangan kaum Muslimin yang rajin menjalankan shalat, atau bisa dibilang ‘taat beragama’, tetapi mereka terjerumus dalam kesyirikan, tanpa mereka sadari juga. Mereka dalam menyelesaikan masalahnya, banyak merujuk kepada orang yang dianggap kyai atau wali atau orang yang menggunakan kedok agama untuk melegalisasi kesyirikannya. Maka mereka mengajarkan ‘sedikit do’a dan amalan agama’ untuk daya pikat dan mengelabuhi ‘sang korban’ kemusyrikannya. Akan tetapi rajah-rajah (aufaq) yang mereka bikin atau sekedar hasil fotokopy dari kitab yang biasa dijadikan rujukan, itulah sebenarnya yang diandalkan dan dijadikan sebagai jimat (‘azimah) yang mereka yakini sebagai sarana untuk mendatangkan kebaikan atau menolak mara-bahaya. Ini sangat menggerogoti ajaran tauhid.
Manhaj yang begitu rapuh dalam meniti jalan hidup, telah menghinakan martabat manusia lebih rendah dari apapun yang dia keramatkan. Padahal manusia makhluk yang telah dimuliakan Alloh sebagai mana mulianya bapak moyangnya, Adam .
Rupanya mistik tetap kuat dan menyebar menggerogoti aqidah kaum muslimin dengan cara turun temurun dan ‘da’wah’ mereka yang tak pernah berhenti. Telah masuk ke pintu-pintu rumah kita melalui media massa siaran televisi yang mudah dikonsumsi oleh setiap orang, bahkan ditayangkan pada waktu rating tertinggi. Tercampurlah ajaran tauhid dengan racun mistik, kejahilan telah merajalela di mayoritas umat di negeri ini. Sehingga sebagai umat yang sadar terhadap ini tidak layak untuk membiarkan fenomena ini terjadi, harus menguatkan barisan da’wah tauhid, yang akan menghancurkan pilar-pilar kesyirikan. Tegaklah tauhid, hancurlah mistik..!!